Pengaruh Kemiskinan
dan Indeks Pembangunan Manusia
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Belitung Tahun 2016-2020
Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Unisadhuguna Jakarta
Email: ab.christono@ubs-usg.ac.id, ameliagnes24@gmail.com
Abstrak
Studi ini mengeksplorasi peran penting pertumbuhan
ekonomi dalam menilai kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Belitung,
mengatasi dinamika kemiskinan yang kompleks dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Dengan menganalisis data dari tahun 2016-2020, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana kesenjangan ekonomi, tingkat kesejahteraan, dan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Temuan-temuan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perumusan kebijakan pembangunan di Kabupaten
Belitung, dan menjadi landasan
bagi upaya masa depan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
Kata kunci: kemiskinan, indeks pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, kabupaten belitung.
Abstract
This study explores the pivotal
role of economic growth in assessing societal well-being in Belitung Regency,
addressing the complex dynamics of poverty and the Human Development Index
(HDI). By analyzing data from 2016-2020, the research aims to provide a deep
understanding of how economic inequality, well-being levels, and access to
education and healthcare impact the region's economic growth. The findings are
expected to contribute significantly to the formulation of development policies
in Belitung Regency, serving as a foundation for future efforts to enhance
community well-being and foster sustainable development.
Keywords: Poverty, Human Development Index, Economic Growth, Belitung Regency.
Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang paling penting dan sering digunakan dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan daerah ataupun negara (Sari, Nasrun, & Putri, 2020). Semakin tinggi pertumbuhan
ekonomi suatu daerah, maka semakin
baik pula kondisi perekonomian daerah tersebut (Adyatma & Oktaviani, 2015). Namun,
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu
menjamin kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu diikuti
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin (Pratiwi & Indrajaya, 2019).
Kemiskinan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan Masyarakat (Mulia & Putri, 2022). Semakin
tinggi tingkat kemiskinan suatu daerah, maka semakin
rendah pula kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut (Suharlina, 2020). Kemiskinan
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena dapat menurunkan
daya beli masyarakat, sehingga permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa juga menurun (Ningsih & Andiny, 2018). Hal ini
dapat menyebabkan produksi barang dan jasa menjadi menurun,
sehingga pertumbuhan ekonomi juga menjadi menurun (Putri, Amar, & Aimon, 2015). Penurunan
kemiskinan mengindikasikan bahwa kesejahteraan jumlah penduduk semakin
meningkat dalam standar kecukupan sandang, pangan, dan papan (Sudirman & Sakinah, 2020). Dengan
demikian terdapat peningkatan kinerja dari pemerintah negara di perkotaan
maupun pedesaan untuk lebih memperhatikan dan peduli terhadap masyarakat yang
kurang mampu sudah sangat baik, serta meluasnya lapangan pekerjaan yang mulai
merambah ke daerah-daerah pelosok sehingga pendapatan yang didapat mulai
meningkat (Nisa, Wulandari, & Rahayu, 2020).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia dari suatu
daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar
pembangunan meliputi: umur panjang dan sehat, pengetahuan/tingkat pendidikan dan standar hidup layak
(Yanthi & Budiantara, 2016). Semakin
tinggi nilai IPM suatu daerah, menunjukkan
pencapaian pembangunan manusianya semakin baik (Siswati & Hermawati, 2018). IPM yang tinggi dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi karena dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (Prasetyoningrum & Sukmawati, 2018). Hal ini
dikarenakan masyarakat yang
memiliki kualitas sumber daya manusia
yang tinggi akan lebih produktif dan inovatif, sehingga dapat meningkatkan produksi barang dan jasa, sehingga pertumbuhan ekonomi juga menjadi meningkat (Maulida & Sari, 2015).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan dan IPM dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Utami, 2020). Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kemiskinan dan IPM terhadap pertumbuhan ekonomi (Dewi, Yusuf, & Iyan, 2017).
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh kemiskinan dan IPM terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung tahun
2016-2020. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Belitung. Metode analisis
yang digunakan adalah regresi data panel dengan metode fixed effect model.
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemerintah daerah Kabupaten Belitung dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Metode
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan pendekatan yang bersifat sistematis, terencana, dan terstruktur secara jelas dari
awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan pendekatan kurun waktu (time series)
dari tahun 2016-2020, yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten
Belitung sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil data tersebut
akan diolah menggunakan software SPSS versi
26.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, di mana data-data yang
diperlukan untuk penelitian ini sudah tersedia dalam bentuk dokumen, yaitu data
statistik kemiskinan, indeks pembangunan manusia, dan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Belitung dari tahun 2016 hingga 2020.
Data-data
tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu:
1)
Badan Pusat Statistik (BPS)
2)
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/ Bappenas)
3)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Belitung
4)
Perpustakaan
5)
Jurnal ilmiah
6)
Situs web resmi pemerintah
Data-data yang dikumpulkan
kemudian diolah menggunakan metode statistik deskriptif dan inferensial untuk
mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara kemiskinan, indeks pembangunan
manusia, dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung.
Hasil dan Pembahasan
Gambaran Umum Tempat Penelitian
Kabupaten Belitung merupakan bagian dari wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, yang terbagi menjadi lima kecamatan dengan
Tanjungpandan sebagai ibukota kabupaten.
Potensi yang dimiliki Kabupaten Belitung dalam
perekonomian yaitu dari sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan
Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Perindustrian dan Perdagangan,
Pertambangan, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dalam Pariwisata yaitu Pantai
Tanjung Pendam, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi, Wisata Museum,
Souvenir Khas Belitong, dan Wisata Kuliner seperti Gangan, Mie Belitong, Suto
Belitong, Kopi Belitong, Belacan Sijok, Es Jeruk Unci, dan Sambal Lingkong.
Uji Asumsi Klasik
1) Uji
Normalitas
Tabel
1 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan tabel di atas, nilai Asymp. signifikansi
(2-tailed) sebesar 0.200 lebih besar daripada 0,05, sehingga data dikatakan
berdistribusi normal.
2) Uji
Multikolinieritas
Tabel
2 Hasil Uji Multikolinieritas
Dapat dilihat bahwa hasil dari uji multikolinieritas tiap
variabel independen baik variabel Kemiskinan (X1) maupun Indeks Pembangunan
Manusia (X2) memiliki nilai Tolerance
0,142 > 0,10 dan nilai VIF 7,023 < 10. Maka, mengacu pada dasar
pengambilan keputusan uji multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen tidak memiliki masalah multikolinearitas.
3)
Uji Autokorelasi
Tabel
3 Hasil Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil olahan data diatas, pada tabel
Durbin-Watson (D-W) diketahui nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 0,847.
Berdasarkan dasar pengambilan keputusan,
nilai tersebut terletak diantara du (1,6413) dan 4-du (2,3587). Maka
dapat disimpulkan bahwa di dalam model tidak terjadi adanya autokorelasi.
4)
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4 Hasil Uji
Heteroskedastisitas
Salah satu cara mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser.
Dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (Sig.) untuk
variabel Kemiskinan (X1) adalah 0,633. Sementara, nilai signifikansi (Sig.)
untuk variabel Indeks Pembangunan Manusia (X2) adalah 0,819. jika nilai
signifikansi (Sig.) > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Maka
sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji Glejser, dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
5) Uji
Linier Berganda
Tabel 5 Hasil Uji Linier Berganda
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa
persamaan model regresi linear berganda dalam analisis ini adalah:
Y = -85,973 + 3,876X1 + 0,009X2 + e
Interpretasi dari
persamaan model regresi linear berganda diatas adalah sebagai berikut:
a) Nilai
Constant atau konstanta sebesar -85,973 memiliki arti apabila nilai Kemiskinan
dan Indeks Pembangunan Manusia diasumsikan bernilai 0, maka Pertumbuhan Ekonomi
akan bernilai sebesar -85,973 satuan.
b) Nilai
koefisien Kemiskinan (X1) bertanda positif dengan nilai 3,876. Hal tersebut
menunjukkan bahwa apabila nilai Kemsikinan meningkat, maka Pertumbuhan Ekonomi
akan meningkat. Jika nilai Kemiskinan naik satu-satuan maka akan meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi sebesar 3,876.
c) Nilai
koefisien Indeks Pembangunan Manusia (X2) bertanda positif dengan nilai sebesar
0,009. Artinya semakin meningkat nilai Indeks Pembangunan Manusia maka
Pertumbuhan Ekonomi akan meningkat. Jika nilai Indeks Pembangunan Manusia
meningkat satu-satuan maka akan menambahkan nilai Pertumbuhan Ekonomi sebesar
0,009.
Uji Statistik
1) Uji
T
Tabel 6 Hasil Uji-T
Berdasarkan tabel di
atas, dapat disimpulkan bahwa:
a) Pada
variabel Kemiskinan (X1), diketahui nilai thitung sebesar 1,095
dengan nilai Sig. 0,310 > probabilitas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H1
atau hipotesis pertama tidak signifikan. Artinya tidak terdapat pengaruh
Kemiskinan (X1) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y).
b) Pada
variabel Indeks Pembangunan Manusia (X2), diketahui nilai thitung
sebesar ,009 dengan nilai Sig. 0,814 > probabilitas 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua tidak signifikan. Artinya tidak
terdapat pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (X2) terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(Y).
2) Uji
F
Tabel 7 Hasil Uji F
Hasil uji F simultan di atas, diketahui nilai Fhitung
adalah sebesar 4,969. Dasar pengambilan keputusan dalam uji F yaitu bahwa
hipotesis diterima apabila Fhitung > Ftabel.
Karena Fhitung 4,969 > Ftabel
4,46 dapat disimpulkan bahwa Kemiskinan (X1) dan Indeks Pembangunan Manusia
(X2) secara simultan berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y).
3) Uji
Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Hasil pengujian pada tabel 8 diatas, menunjukkan bahwa
nilai R square yang dihasilkan ialah
53,1%. Hal ini menyatakan bahwa variabel Kemiskinan (X1) dan Indeks Pembangunan
Manusia (X2) secara simultan berpengaruh terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi
(Y) sebesar 53,1%. Sedangkan sisanya, 46,9% (100%- 53,1%) dipengaruhi oleh
variabel lain di luar yang diteliti.
Kesimpulan
1)
Nilai thitung
sebesar 1,095 dengan nilai Sig. 0,310 > probabilitas 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama tidak signifikan dan menyatakan
hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial membuktikan bahwa variabel
Kemiskinan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung.
2)
Nilai thitung
sebesar 0,245 dengan nilai Sig. 0,814 > probabilitas 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua tidak signifikan dan menyatakan hasil
pengujian hipotesis kedua secara parsial membuktikan bahwa variabel Indeks
Pembangunan Manusia tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Belitung. Dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,825 > 0,05
sehingga H2 ditolak.
3)
Nilai Fhitung
sebesar 4,969 > Ftabel 4,46 sehingga H3 diterima dan menyatakan
bahwa hasil hipotesis ketiga secara simultan membuktikan bahwa baik variabel
Kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Belitung.
DAFTAR PUSTAKA
Adyatma, Erdi, &
Oktaviani, Rachmawati Meita. (2015). Pengaruh pendapatan asli daerah dan dana
alokasi umum terhadap belanja modal dengan pertumbuhan ekonomi sebagai
pemoderasi. Dinamika Akuntansi Keuangan Dan Perbankan, 4(2).
Dewi, Novita, Yusuf,
Yusbar, & Iyan, Rita Yani. (2017). Pengaruh kemiskinan dan pertumbuhan
ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau. Riau
University.
Maulida, Yusni, &
Sari, Lapeti. (2015). Analisis kualitas sumber daya manusia dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Pelalawan. Riau University.
Mulia, Rizki Afri, &
Putri, Rianda Prima. (2022). Pengaruh Tingkat Kemiskinan dan Produk Domestik
Regional Bruto Terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Ilmiah Ekotrans
& Erudisi, 2(1), 22–33.
Ningsih, Desrini, &
Andiny, Puti. (2018). Analisis pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi
terhadap kemiskinan di Indonesia. Jurnal Samudra Ekonomika, 2(1),
53–61.
Nisa, Khoirun, Wulandari,
Ayu, & Rahayu, Rini Luciani. (2020). Pengaruh ketimpangan pendapatan
terhadap kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2009-2018. SOROT,
15(1), 55–63.
Prasetyoningrum, Ari
Kristin, & Sukmawati, U. Sulia. (2018). Analisis Pengaruh Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Terhadap
Kemiskinan di Indonesia. Equilibrium: Jurnal Ekonomi Syariah, 6(2),
217–240.
Pratiwi, Ni Putu Ambar,
& Indrajaya, I. Gusti Bagus. (2019). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Serta Kesejahteraan
Masyarakat di Provinsi Bali. Buletin Studi Ekonomi, 24(2).
Putri, Yosi Eka, Amar,
Syamsul, & Aimon, Hasdi. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan di Indonesia. Jurnal Kajian
Ekonomi, 3(6).
Sari, Yovita, Nasrun, Aja,
& Putri, Aning Kesuma. (2020). Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia
Dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2017. Equity: Jurnal Ekonomi, 8(1),
1–13.
Siswati, Endang, &
Hermawati, Diah Tri. (2018). Analisis indeks pembangunan manusia (IPM)
Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ilmiah Sosio Agribis, 18(2).
Sudirman, Sudirman, &
Sakinah, Sakinah. (2020). Pengaruh jumlah penduduk, indeks pembangunan manusia
dan angkatan kerja terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi. J-MAS (Jurnal
Manajemen Dan Sains), 5(2), 251–256.
Suharlina, Helly. (2020).
Pengaruh Investasi, Pengangguran, Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Kemiskinan Serta Hubungannya dengan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di
Provinsi Kalimantan Barat. Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi
Dan Studi Pembangunan, 56, 72.
Utami, Farathika Putri.
(2020). Pengaruh indeks pembangunan manusia (IPM), kemiskinan, pengangguran
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh. Jurnal Samudra Ekonomika,
4(2), 101–113.
Yanthi, Ni Putu Dera,
& Budiantara, I. Nyoman. (2016). Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Indeks Pembangunan Manusia Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline di Jawa
Tengah. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 5(2).