ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL) (STUDI KASUS PADA PT BANK CENTRAL ASIA TAHUN 2020-2022)

 

Arya Rachman1, Muhammad Yasin2

Universitas Jayabaya

Email: aryadnd@gmail.com1,  jasin.djamboaye@gmail.com2.

 

Abstrak

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi adalah stabilitas sektor perbankan. Karena fungsi dasar bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana, bank selalu menginginkan perusahaan untuk menyimpan uang dengan tujuan agar perusahaan memiliki likuiditas dan memberikan pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan kredit. Bank yang sehat adalah bank yang dapat berfungsi dengan baik, yaitu bank yang dapat melindungi dan menjaga kepercayaan masyarakat, berperan sebagai perantara, membantu kelancaran arus pembayaran dan digunakan oleh pemerintah dalam pelaksanaan berbagai bidang kebijakan, khususnya kebijakan moneter. Bentuk penilaian kesehatan bank yang mempertimbangkan berbagai aspek penilaian digunakan untuk menentukan apakah suatu bank dinilai sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat. Penilaian stabilitas bank dapat dilakukan dengan berbagai macam metode salah satunya berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011, penilaian kesehatan ban dapat menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) dalam melakukan penilaian mengenai kesehatan bank. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Central Asia Tbk berdasarkan metode RGEC tahun 2020-2022 (Studi Kasus PT Bank Central Asia). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan data sekunder. Hasil penelitian ini adalah kesehatan BCA pada tahun 2020 sebesar 90% kategori sangat sehat, pada tahun 2021 sebesar 93% dengan kategori sangat sehat dan tahun 2022 sebesar 100% dengan kategori sangat sehat.

 

Kata kunci: Kesehatan Bank, RGEC dan Penilaian Kesehatan.

 

Abstract

One of the factors influencing the success of economic development is the stability of the banking sector. Because the basic function of a bank is to collect and sell funds, banks always want companies to save money with the aim that companies have liquidity and provide loans to companies that need credit. A healthy bank is a bank that can function properly, namely a bank that can protect and maintain public trust, acts as an intermediary, helps smooth the flow of payments and is used by the government in implementing various fields of policy, especially monetary policy. A form of bank soundness assessment that takes into account various aspects of the assessment is used to determine whether a bank is considered very healthy, healthy, moderately healthy, less healthy or unhealthy. Assessment of bank stability can be carried out using various methods, one of which is based on Bank Indonesia Regulation No. 13/1/PBI/2011, tire soundness assessment can use the RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) approach in conducting an assessment of bank soundness. The purpose of this study was to determine the soundness level of PT Bank Central Asia Tbk based on the RGEC method for 2020-2022 (Case Study of PT Bank Central Asia). This research method uses a quantitative approach and secondary data. The results of this study are that the health of BCA in 2020 is 90% in the very healthy category, in 2021 it is 93% in the very healthy category and in 2022 it is 100% in the very healthy category.

 

Keywords: Health Bank, RGEC and Health Assessment.

 

Pendahuluan 

Setiap negara di dunia membutuhkan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran warganya (Mardiana, Syelen, Gwyneth, & Yohanes, 2022). di Indonesia, mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan layanan perbankan dalam kehidupan sehari-hari. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan sejauh mana perekonomian suatu daerah berkembang atau mengalami peningkatan dalam suatu periode waktu tertentu (Kekry & Fahmi, 2021) .Kegiatan ekonomi yang sehat dan berfungsi dengan baik, diperlukan aturan dan dasar hukum yang jelas untuk mengatur berbagai aspek bisnis, terutama dalam sektor perbankan (Fatimah, Widianti, Azizah, Maharani, & Fahmi, 2022). Berbagai perubahan struktur perbankan di sektor keuangan Indonesia diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Dengan demikian, sektor perbankan saat ini memiliki kendali yang signifikan terhadap perekenomian Indonesia. Dengan persentase 80% pasar di Indonesia menggunakan layanan perbankan untuk membayar dan menabung uang yang dimiliki oleh perusahaan (Anan & Albarqis, 2018).

Sektor perbankan merupakan industri yang bergerak di bidang keuangan yang sebagai perantara pemegang peranan penting dalam meningkatkan perekonomian negara (Wijaya, Umam, Hakim, & Nabila, 2022). Lembaga yang berperan sebagai perantara antara surplus dana (surplus consumer unit) dan yang tidak memiliki dana (deficit consumer unit), secara tidak langsung mendorong peredaran uang di masyarakat. Kepercayaan masyarakat merupakan faktor penting dalam menilai kompetensi dan kejujuran pengurus bank. Bank dapat dipercaya ketika bertanggung jawab atas likuiditas perusahaan yang membutuhan uang untuk memenuhi kewajibannya (Sari & Lestari, 2022).

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi adalah stabilitas sektor perbankan. Karena perbankan memiliki tugas mendasar yaitu mengumpulkan dan mendistribusikan dana. Bank selalu ingin perusahaan menyimpan uang dengan tujuan agar perusahaan memiliki kelebihan dalam hal likuiditas dan meminjamkan kepada perusahaan yang memang membutuhkan kredit (Sari & Lestari, 2022).

Bank yang sehat adalah bank yang dapat berfungsi dengan baik, yaitu bank yang dapat melindungi dan menjaga kepercayaan masyarakat, berperan sebagai perantara, membantu kelancaran arus pembayaran dan digunakan oleh pemerintah dalam pelaksanaan berbagai bidang kebijakan (Sulistyani Wiwin, 2018). Bentuk penilaian kesehatan bank yang mempertimbangkan berbagai aspek penilaian digunakan untuk menentukan apakah suatu bank dinilai sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat. Penilaian stabilitas bank dapat dilakukan dengan berbagai macam metode salah satunya berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011, penilaian kesehatan bank dapat menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) dalam melakukan penilaian mengenai kesehatan bank. Peraturan ini sebagai peraturan pengganti atas peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 mengenai penilaian kesehatan bank yang ditinjau dari 6 faktor yaitu CAMELS (Capital, Asset Quality, Management Profit, Liquidity and Market).

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesehatan bank menggunakan RGEC berupa profil risiko yang dibatasi pada risiko kredit dengan menghitung Non Performing Loan (NPL) dan rasio likuiditas dengan menghitung Loan to Deposit Ratio (LDR) (Sulistyani, W 2017). Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rasio ROA (Retun On Asset) terhadap NIM (Net Interest Margin) sedangan rasio kecukupan modal (CAR) digunakan sebagai faktor permodalan dalam penelitian ini.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sulastyan et al (2017). Dengan hasil penelitian yang diperoleh terkait kesehatan bank ditinjau dari profil risiko, tata kelola perusahaan yang baik. laba dan permodalan antara PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk dari tahun 2013-2015 yang menunjukkan bahwa PT Bank Central Asia memiliki solvabilitas yang lebih baik.

Penelitian menurut (Sari & Lestari, 2022) dengan judul penelitian Analysis of Bank Health Level Using RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) Method (Case Study at PT Bank Mandiri Tbk 2018-2020). Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan Bank Mandiri periode 2018-2020 menunjukkan hasil berbagai indikator profil risiko Bank Mandiri. Dengan rasio NPL sebesar 2,96% dalam kategori sehat dan nilai LDR sebesar 102,14% tergolong tidak sehat. Indikator tata kelola perusahaan yang baik dengan kriteria sehat memperoleh skor keseluruhan 2.  Dengan skor indikator kinerja sebesar 1,85% dinilai sangat sehat. Sedangkan rasio permodalan tergolong sangat sehat dengan return sebesar 20,58%. Berdasarkan RGEC seluruh aspek diketahui bahwa solvabilitas Bank Mandiri dengan peringkat komposit rata-rata menunjukkan bahwa tingkat solvabilitas bank tersebut merupakan bank terbaik dengan peringkat 2 dengan kategori kondisi bank sehat.

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kesehatan PT Bank Central Asia, Tbk berdasarkan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) (Studi Kasus PT Bank Central Asia) tahun 2020-2022.

Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Central Asia, Tbk berdasarkan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) (Studi Kasus PT Bank Central Asia) tahun 2020-2022.

 

Metode

Menurut (Sugiyono, 2019), mengatakan bahwa “Variabel penelitian adalah segala sesuatu dalam beberapa bentuk yang dipelajari peneliti dengan cara yang akan memberikan informasi dan menarik kesimpulan”. Sehingga dalam penelitian ini variabel penelitian dalam penelitian adalah:

Variabel bebas: Menurut (Sugiyono, 2018), mengatakan “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau penampilan variabel dependen”. Sehingga dalam penelitian ini, variabel bebas adalah RGEC (Risk profile, good corporate governance, earnings, capital).

Variabel terikat: Menurut (Sugiyono, 2012), mengatakan bahwa “Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas”. Dalam penelitian ini variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesehatan bank PT Bank Central Asia, Tbk.

Sehingga, operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah:

 

Tabel 1 Operasionalisasi Variabel

 

Variabel

Indikator

Rumus

Risk Profile

Non Performing Loan

Kredit Bermasalah

x

100%

Total Kredit

Loan to deposit Ratio

Total Kredit

x

100%

Dana Pihak Ketiga

Good    Corporate

- Transparansi

- Transparansi

Governance

- Akuntabilitas

- Akuntabilitas

(GCG)

- Tanggung Jawab

- Tanggung Jawab

 

- Independensi

- Independensi

 

- Kewajaran

- Kewajaran

Earnings

Return on Assets

 

Laba Sebelum Pajak

x

100%

Total Aset

Net Interest Margin

Pendapatan Bagi Hasil

x

100%

Rata-rata aset produktif

 Capital

Capital Adequacy Ratio

Modal

x

100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

 

Berdasarkan operasionalisasi variabel diatas, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitin ini adalah:

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perjanjian dengan menggunakan metode RGEC. Data yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Yang digunakan untuk menilai stabilitas bank, dengan langkah-langkah berikut yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.    Dikumpulkan informasi dari data penelitian yang berkaitan dengan data perusahaan yang relevan dengan variabel penelitian.

2.    Dibuat estimasi untuk setiap Net Performing Loan (NPL), Loan Deposit Ratio (LDR), Good Corporate Governance (GCG), Return on Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR).

3.    Ditentukan tingkat stabilitas komposit bank periode 2020-2022. Nilai kombinasi pengidentifikasi setiap komponen yang terkait dengan investasi dengan nilai sebagai berikut:

a.    Peringkat 1 = setiap kali checklist dikalikan lima (5)

b.    Peringkat 2 = setiap kali checklist dikalikan empat (4)

c.    Peringkat 3 = setiap kali checklist dikalikan tiga (3)

d.    Peringkat 4 = setiap kali checklist dikalikan dua (2)

e.    Peringkat 1 = setiap kali checklist dikalikan satu (1)

Nilai komposit diperoleh dengan mengalikan setiap checklist kemudian memasukkan bobot sebagai persentase. Berikut ini adalah persentase untuk menentukan skor komposit semua komponen penilaian kesehatan bank, sebagai berikut:

Tabel 2 Bobot Penetapan Peringkat Komposit

Bobot

Peringkat

Keterangan

86-100

PK 1

Sangat Sehat

71 – 85

PK 2

Sehat

61 - 70

PK 3

Cukup Sehat

41 - 60

PK 4

Kurang Sehat

<40

PK 5

Tidak Sehat

Sumber: www.bi.go.id

Peringkat Komposit

=

Jumlah Nilai Komposit

x

100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

 

 

 

4.    Ditarik kesimpulan tentang stabilitas bank (kesehatan bank) sesuai dengan standar akuntansi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam hal stabilitas kesehatan bank berdasarkan perhitungan analisis laporan.

 

Hasil dan Pembahasan

Berikut ini adalah ringkasan data keuangan PT Bank Central Asia Tahun 2020-2022 sebagai dasar untuk perhitungan kesehatan bank, sebagai berikut:

Tabel 3 Data Laporan Keuangan PT Bank Central Asia Tahun 2020-2020

(Dalam Jutaan Rupiah)

No

Keterangan

Tahun

2020

2021

2022

1

Kredit Bermasalah

592.00

658.00

1,759.00

2

Total Kredit

93,259.00

73,600.00

52,753.00

3

Dana Pihak Ketiga

83,428.00

96,860.00

103,045.00

4

Laba sebelum pajak

33,568,507.00

38,841,174.00

50,467,033.00

5

Total Aset

1,075,570,256,00

1,228,344,680,00

1,314,731,674,00

6

Pendapatan bagi hasil

54,161.00

56,135.00

63,989.00

7

Rata-rata Aset produktif

1,005,423.00

1,125,418.00

1,173,144.00

8

Modal

184,714,709.00

202,848,934.00

221,181,655.00

9

Aktiva tertimbang

674,968,017.00

734,522,161.00

794,395,454.00

Sumber: Laporan Keuangan BCA tahun 2020-2022, data diolah Peneliti (2023)

 

Analisis Tingkat Kesehatan Bank

1.    Profil Risiko

Pada penelitian ini profil risiko diukur dengan 2 (dua) indikator yaitu faktor risiko kredit dengan menggunakan formula Non Performing Loan (NPL) dan faktor risiko likuiditas dengan menggunakan formula Loan to Deposit Ratio (LDR).

a.       Non Performing Loan (NPL)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan risiko kredit yang dihitung dengan menggunakan rasio kredit bermasalah (NPL). Rasio NPL ditentukan oleh kelayakan kredit. Dengan rumus NPL sebagai berikut:

NPL

=

Kredit Bermasalah

x

100%

Total Kredit

 

 

 

 

Klasifikasi atau penilaian NPL dapat ditentukan berdasarkan tabel dibawah in:

Tabel 4 Bobot Peringkat Komposit Komponen Non Performing Loan (NPL)

Peringkat Komposit

Bobot (%)

Keterangan

PK 1

< 2

Sangat Sehat

PK 2

2 – 3,5

Sehat

PK 3

3,5 - 5

Cukup Sehat

PK 4

5 – 8

Kurang Sehat

PK 5

>8

Tidak Sehat

Sumber: www.bi.go.id

Perhitungan Net Performing Loan (NPL) sebagai berikut:

 

NPL 2020    =

Kredit Bermasalah

 

X 100%

Total Kredit

 

NPL 2020    =

592

 

X 100% = 0,6%

93.259

 

 

 

 

 

 

 

 

NPL 2021    =

Kredit Bermasalah

 

X 100%

Total Kredit

 

NPL 2021    =

658

 

X 100% = 0,9%

73.600

 

 

 

 

 

 

 

 

NPL 2022    =

Kredit Bermasalah

 

X 100%

Total Kredit

 

NPL 2022    =

1.759

 

X 100% = 3,3%

52.753

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 5 Bobot Peringkat Komposit Komponen Non Performing Loan (NPL)

Tahun 2020-2022

NPL Tahun

Bobot (%)

Peringkat Komposit

Keterangan

2020

0,6%

PK1

Sangat Sehat

2021

0,9%

PK1

Sangat Sehat

2022

3,3%

PK2

Sehat

Sumber: Laporan keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah Peneliti (2023)

Berdasarkan tabel 5 diatas diinformasikan bahwa NPL PT Bank Central Asia tahun 2020 sebesar 0,6% dengan peringkat komposit 1 (PK1) yang termasuk dalam kategori sangat sehat. NPL PT Bank Central Asia tahun 2021 sebesar 0,9% dengan peringkat komposit (PK1) dengan kategori sangat sehat. Sedangkan NPL PT Bank Central Asia tahun 2022 sebesar 3,3% dengan peringkat komposit (PK2) dengan kategori sehat.

b.      Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio likuiditas dihitung dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). Angka yang menjelaskan mengenai rasio keuangan ini digunakan untuk menilai likuiditas bank dengan membandingkan antara jumlah kredit dengan yang diberikan oleh bank dalam bentuk deposito atau dana dari pihak ketiga. Dana pihak yang ketiga yang dimaksud adalah dana yang diterima atau diberikan oleh pihak lain, termasuk dalam bentuk simpanan atau deposito.

Rumus Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai berikut:

LDR

=

Total Kredit

x

100%

Dana Pihak Ketiga

 

 

 

 

 

Oleh karena itu, penilaian atau klasifikasi LDR dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

               

 Tabel 6 Bobot Peringkat Komposit Komponen Loan to Deposite Ratio (LDR)

Peringkat Komposit

Bobot (%)

Keterangan

PK 1

50- < 75

Sangat Sehat

PK 2

75 - < 85

Sehat

PK 3

85 - < 100

Cukup Sehat

PK 4

100 – 120

Kurang Sehat

PK 5

>120 - < 160

Tidak Sehat

Sumber: www.bi.go.id

 

 

 

LDR 2020    =

Total Kredit

 

X 100%

Dana Pihak Ketiga

 

LDR 2020    =

93.259

 

X 100% = 111,18%

83.428

Berikut perhitungan loan to deposit (LDR) PT Bank Central Asia, Tbk sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

LDR 2021    =

Total Kredit

 

X 100%

Dana Pihak Ketiga

 

LDR 2021    =

73.600

 

X 100% = 76,0%

98.860

 

 

 

 

 

 

LDR 2022    =

Total Kredit

 

X 100%

Dana Pihak Ketiga

 

LDR 2022    =

52.753

 

X 100% = 51,2%

103.045

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari perhitungan di atas, maka penulis merangkum loan to deposito PT Bank Central Asia Tbk Tahun 2020-2022, sebagai berikut:

 

Tabel 7 Bobot Peringkat Komposit Komponen Loan to Deposito Ratio (LDR) [MF1] Tahun 2020-2022

NPL Tahun

Bobot (%)

Peringkat Komposit

Keterangan

2020

111,18%

PK4

Kurang Sehat

2021

76,0%

PK 2

Sehat

2022

51,2%

PK 1

Sangat Sehat

Sumber: Laporan keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah Peneliti (2023)

Berdasarkan tabel 7 mengenai bobot peringkat komposit komponen loan to deposito ratio (LDR) untuk PT Bank Central Asia Tahun 2020-2022, LDR PT Bank Central Asia tahun 2020 sebesar 111,18% sehingga masuk dalam kategori Peringkat komposit (PK4) dengan kategori kurang sehat, hal ini disebabkan karena pada tahun 2020, perekonomian Indonesia terdampak pandemik covid-19 yang mengakibatkan penurunan pendapatan pada semua sektor salah satunya perbankan.

Namun pada tahun 2021 dan 2022 sektor perbankan dapat melakukan peningkatan dengan sangat baik. Sehingga LDR pada tahun 2021 sebesar 76,0% dengan peringkat komposit (PK2) dengan kategori sehat. Kemudian pada tahun 2022 LDR BCA sebesar 51,2% dengan peringkat komposit (PK1) dengan kategori sangat sehat.

 

2.    Good Corporate Govermance

Dalam penyusunan laporan keuangan PT Bank Central Asia Tbk menyusun laporan keberlanjutan atas tata kelola perusahaan dengan memperhatikan 5 prinsip tata kelola yang baik, meliputi:

1.    Transparansi

Yaitu keterbukaan dalam penyajian informasi yang relevan serta relevansi dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan.

2.    Akuntabilitas

Yakni kejelasan proses dan pelaksanaan tanggung jawab pejabat bank agar pengelolaan dapat berjalan efektif.

3.    Pertanggungjawaban

Yakni kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan hukum dan kebijakan bank yang berlaku pada proses pengelolaan operasional bank.

4.    Independensi

Yakni pengelolaan bank yang professional tanpa pengaruh dan tekanan dari pihak manapun.

5.    Kewajaran

Yakni kewajaran dan kesetaraan dalam pelaksanaan hak-hak pemangku kepentingan yang timbul dari perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 

Tabel 8 Nilai Peringkat Komponen Good Corporate Governance

 

No

Tahun

Peringkat Komponen

Keterangan

Hasil Penilaian

1.

2020

PK1

Sangat Baik

Manajemen BCA telah melakukan penerapan tatakelola yang secara umum sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip tata kelola maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen BCA.

2.

2021

PK1

Sangat Baik

Manajemen BCA telah melakukan penerapan tatakelola yang secara umum sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip tata kelola maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen BCA

3.

2022

PK1

Sangat Baik

Manajemen BCA telah melakukan penerapan tatakelola yang secara umum sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip tata kelola maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen BCA

Sumber: Laporan keuangan BCA Tahun 2020-2022

Berdasarkan tabel diatas, pelaksanaan tata kelola yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia tahun 2020-2022 sudah sangat baik. Karena Perusahaan (BCA) melakukan penilaian secara self assessment. Sehingga diperoleh informasi bahwa pada tahun 2020 periode Desember penilaian atas peringkat komposit good corporate governance yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk yaitu PK1 dengan kategori sangat baik.

Sedangkan penilaian good corporate governance PT Bank Central Asia Tbk pada tahun 2021 pada periode pembukuan Desember diperoleh penilaian atas peringkat komposit untuk komponen tata kelola perusahaan yaitu PK1 dengan kategori sangat baik. Lalu pada tahun 2022 untuk penilaian good corporate governance yang telah dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk pada periode pembukuan Desember, diperoleh penilaian atas peringkat komposit untuk komponen tata kelola perusahaan yaitu PK1 dengan kategori sangat baik.

 

 

3.    Earnings

a.      Return On Asset (ROA)

Return on asset dihitung untuk mengukur keberhasilan manajemen internal dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga, rumus ROA adalah:

 

Return On Asset

=

Laba Sebelum Pajak

x

100%

Total Asset

 

 

 

Klasifikasi return on asset dalam penelitian ini sebagai berikut:

 

Tabel 9 Bobot Peringkat Komposit Komponen Return On Asset (ROA)

Peringkat Komposit

Bobot (%)

Keterangan

PK 1

>2

Sangat Sehat

PK 2

1,25 – 2

Sehat

PK 3

0,5 – 1,25

Cukup Sehat

PK 4

0 – 0,5

Kurang Sehat

PK 5

Negatif

Tidak Sehat

Sumber: www.bi.go.id

 

 

ROA 2020    =

Laba Sebelum Pajak

 

X 100%

Total Aset

 

ROA 2020    =

33.568.507

 

X 100% = 3,18%

1.075.570.256

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ROA 2021     =

Laba Sebelum Pajak

 

X 100%

Total Aset

 

ROA 2021    =

38.841.174

 

X 100% = 3,2%

1.228.344.680

 

 

 

 

 

 

ROA 2022   =

Laba Sebelum Pajak

 

X 100%

Total Aset

 

ROA 2022   =

50.467.033

 

X 100% = 3,8%

1.314.731.674

 

 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan perhitungan ROA di atas, maka disimpulkan bahwa return on asset PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020-2022, sebagai berikut:

 

Tabel 10 Bobot Peringkat Komposit Komponen Return On Asset (ROA) Tahun 2020-2022

ROA Tahun

Bobot (%)

Peringkat Komposit

Keterangan

2020

3,1%

PK1

Sangat Sehat

2021

3,2%

PK1

Sangat Sehat

2022

3,8%

PK1

Sangat Sehat

Sumber: Laporan keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah Peneliti (2023)

 

Berdasarkan tabel diatas, return on asset yang diperoleh oleh PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020 yaitu sebesar 3,1% dengan peringkat komposit yaitu PK1 kategori sangat sehat. Sedangkan tahun 2021 PT Bank Central Asia Tbk sebesar 3,2% dengan peringkat komposit PK1 kategori sangat sehat. Kemudian tahun 2022 return on asset yang diperoleh oleh PT Bank Central Asia Tbk sebesar 3,8% dengan peringkat komposit PK1 kategori sangat sehat.

b.      Net Interest Margin (NIM)

            Informasi keuangan yang diperlukan untuk menghitung rasio keuangan dengan cara melakukan pembagian pendapatan yang diperoleh oleh BCA dengan Total asset produktif yang dimiliki. Sehingga, rumus net interest margin, sebagai berikut:

Net Interest Margin

=

Pendapatan bagi hasil

x

100%

Rata-rata aset produktif

 

 

 

Selanjutnya klasifikasi untuk pemberian bobot peringkat komposit NIM dijabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini:

 

Tabel 11 Bobot Peringkat Komposit Komponen Net Interest Margin (NIM)

Peringkat Komposit

Bobot (%)

Keterangan

PK 1

>5

Sangat Sehat

PK 2

2,01 – 5

Sehat

PK 3

1,5 – 2,00

Cukup Sehat

PK 4

0 – 1,49

Kurang Sehat

PK 5

Negatif

Tidak Sehat

Sumber: www.bi.go.id

 

 

NIM2020

=

Pendapatan bagi hasil

x

100%

Rata-rata aset produktif

 

 

 

 

NIM2020

=

54.161

x

100% = 5,4%

1.050.423

 

 

 

 

NIM2021

=

Pendapatan bagi hasil

x

100%

Rata-rata aset Prod

 

 

 

 

NIM2020

=

56.135

x

100% = 5,0%

1.124.418

 

 

 

 

 

NIM2022

=

Pendapatan bagi hasil

x

100%

Rata-rata aset Prod

 

 

 

NIM2020

=

63.989

x

100% = 5,5%

1.173.144

 

 

 

 

Oleh karena itu, NIM (Net Interest Margin) untuk PT Bank Central Asia Tbk  tahun 2020-2022 sebagai berikut:

 

Tabel 12 Bobot Peringkat Komposit Komponen Net Interest Margin (NIM) Tahun 2020-2022

NIM Tahun

Bobot (%)

Peringkat Komposit

Keterangan

2020

5,4%

PK1

Sangat Sehat

2021

5,0%

PK2

Sehat

2022

5,5%

PK1

Sangat Sehat

Sumber: Laporan keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah Peneliti (2023)

 

Berdasarkan tabel diperoleh informasi net interest margin yang dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020-2022 yaitu, pada tahun 2020 diperoleh NIM sebesar 5,4% dengan kategori peringkat komposit (PK1) yaitu sangat sehat. Pada tahun 2021 memiliki net interest margin sebesar 5,0% dengan peringkat komposit PK2 kategori sehat. Kemudian pada tahun 2022 diperoleh net interest margin sebesar 5,5% peringkat komposit (PK1) dengan kategori sangat sehat.

 

4.    Permodalan (Capital)

Estimasi faktor modal mencakup estimasi pada tingkat kecukupan modal dan pengelolaan modal. Rasio modal ini adalah CAR, yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Rumus Capital Adequacy Ratio adalah:

Capital Adequacy Ratio

=

Modal

x

100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

 

 

 

Dengan klasifikasi penilaan yang dimiliki sebagai berikut:

 

Tabel 13 Bobot Peringkat Komposit Komponen Capital Adequacy Ratio (CAR)

Peringkat Komposit

Bobot (%)

Keterangan

PK 1

>12

Sangat Sehat

PK 2

9 – 12

Sehat

PK 3

8 – 9

Cukup Sehat

PK 4

6 – 8

Kurang Sehat

PK 5

<6

Tidak Sehat

Sumber: www.bi.go.id

CAR2020

=

Modal

x

100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Sehingga perhitungan CAR yang dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk pada tahun 2020-2022, sebagai berikut:

 

 

 

 

CAR2020

=

184.714.709

X

100% = 27,4%

674.968.017

 

 

CAR2021

=

202.848.934

x

100% = 27,6%

734.522.161

 

 

CAR2022

=

221.181.655

x

100% = 27,8%

794.395.454

 

 

Berdasarkan perhitungan di atas maka diuraikan dalam bentuk tabel untuk capital adequacy ratio PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020-2022, sebagai berikut:

 

Tabel 14 Bobot Peringkat Komposit Komponen Capital Adequacy Ratio (CAR) Tahun 2020-2022

CAR Tahun

Bobot (%)

Peringkat Komposit

Keterangan

2020

27,4%

PK1

Sangat Sehat

2021

27,6%

PK1

Sangat Sehat

2022

27,8%

PK1

Sangat Sehat

Sumber: Laporan keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah Peneliti (2023)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa CAR yang diperoleh PT Bank Central Asia pada tahun 2020 sebesar 27,4% dengan peringkat komposit (PK1) kategori sangat sehat. Pada tahun 2021 CAR yang diperoleh sebesar 27,6% dengan peringkat komposit (PK1) kategoru sangat sehat. Pada tahun 2022 CAR yang diperoleh tahun 2022 sebesar 27,8% dengan peringkat komposit (PK1) kategori sangat baik.

 

Tabel 15 Bobot Penetapan Peringkat Komposit

No

Tahun

Bobot (%)

Peringkat Komposit

Keterangan

1.

2020

90%

PK1

Sangat Sehat

2.

2021

93%

PK1

Sangat Sehat

3.

2022

100%

PK1

Sangat Sehat

Sumber: Laporan Keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah (2023)

PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020-2022 memiliki penetapan peringkat komposit berada pada Peringkat komposit 1 (PK1). Berdasarkan hasil analisis kesehatan bank pada PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020 mendapatkan bobot sebesar 90% dalam kategori sangat sehat, artinya kesehatan BCA di tahun 2020 sangat baik. Pada tahun 2021 sebesar 93% kesehatan bank BCA sangat sehat dan tahun 2022 sebesar 100% kesehatan BCA sangat sehat. Secara keseluruhan kesehatan PT Bank Central Asia Tbk pada tahun 2020-2022 dalam kategori sangat sehat.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini (2022), dengan judul penelitian “Analisis tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC pada PT Bank Central Asia Tbk pada 2020-2022”. Dengan hasil penelitian dari analisis tersebut mengungkapkan tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC pada PT Bank Central Asia (BCA), Tbk periode 2017-2021 dalam kondisi “Sangat Sehat”.

 

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1.    Kondisi kesehatan PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020 dalam menetapkan komposit kesehatan Bank memiliki bobot penilaian sebesar 90% dengan kategori Peringkat Komposit 1 atau Sangat Sehat.

2.    Kondisi kesehatan PT Bank Central Asia Tbk tahun 2021 dalam menetapkan komposit kesehatan Bank memiliki bobot penilaian sebesar 93% dengan kategori Peringkat Komposit 1 atau Sangat Sehat.

3.    Kondisi kesehatan PT Bank Central Asia Tbk tahun 2022 dalam menetapkan komposit kesehatan Bank memiliki bobot penilaian sebesar 100% dengan kategori Peringkat Komposit 1 atau Sangat Sehat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anan, Edy, & Albarqis, Roni. (2018). Tingkat kesehatan bank dengan pendekatan metode rgec pada bank pembangunan daerah diy. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 13(2), 117–132.

 

Fatimah, Siti, Widianti, Elisa, Azizah, Rista Emmy, Maharani, Westri, & Fahmi, Muhammad. (2022). Aspek-Aspek Hukum dalam Dunia Bisnis. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, 3(05), 609–620.

 

Kekry, Boy Piter Nizu, & Fahmi, Muhammad. (2021). Economic Facts Of Sumatra And Kalimantan Islands For 10 Years. Jurnal Sosial Dan Teknologi, 1(11), 1–437.

 

Mardiana, Reni, Syelen, Syelen, Gwyneth, Gelasia, & Yohanes, Kelvin. (2022). Analisa Perbandingan Sistem Berbasis Enterprise Resource Planning (ERP) pada Perusahaan Industri PT. Wings Group. Jurnal Impresi Indonesia, 1(5), 502–511.

 

Sari, Yuliana Ineke Putri, & Lestari, Wuryaningsih Dwi. (2022). Analysis of Bank Health Level Using RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, and Capital) Method. International Conference on Economics and Business Studies (ICOEBS 2022), 321–326. Atlantis Press.

 

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. 46–57.

 

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Sutopo. Bandung: CV. Alfabeta.

 

Sulistyani Wiwin, Harimurti Fadjar dan Saptantinah Dewi Puji Astuti. (2018). Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode Risk Profile, Good Corporate Governance, dan Earnings, Capital. Jurnal Akuntansi Dan Sistem Teknologi Informasi, 135–147.

 

Wijaya, Abi Surya, Umam, Aldo Faisal, Hakim, Arif Rohman, & Nabila, Maulina. (2022). Web Based Sales Information System at Greenvest Source. Jurnal Multidisiplin Madani, 2(11), 3977–3993.

 

Sulistyani, W., Harimurti, F., & Astuti, D. S. P. (2017). ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN EARNINGS, CAPITAL. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi13.

 

 

 


 [MF1]Perhatikan untuk tabel yang dibuat jangan sampai terpotong.