ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RGEC (RISK
PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL) (STUDI KASUS PADA PT
BANK CENTRAL ASIA TAHUN 2020-2022)
Arya Rachman1, Muhammad
Yasin2
Universitas Jayabaya
Email: aryadnd@gmail.com1,
jasin.djamboaye@gmail.com2.
Abstrak
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi adalah
stabilitas sektor perbankan. Karena fungsi dasar bank adalah menghimpun dan
menyalurkan dana, bank selalu menginginkan perusahaan untuk menyimpan uang
dengan tujuan agar perusahaan memiliki likuiditas dan memberikan pinjaman
kepada perusahaan yang membutuhkan kredit. Bank yang sehat adalah bank yang dapat berfungsi dengan
baik, yaitu bank yang dapat melindungi dan menjaga kepercayaan masyarakat,
berperan sebagai perantara, membantu kelancaran arus pembayaran dan digunakan
oleh pemerintah dalam pelaksanaan berbagai bidang kebijakan, khususnya
kebijakan moneter. Bentuk penilaian kesehatan bank yang mempertimbangkan
berbagai aspek penilaian digunakan untuk menentukan apakah suatu bank dinilai
sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat. Penilaian
stabilitas bank dapat dilakukan dengan berbagai macam metode salah satunya
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011, penilaian kesehatan ban
dapat menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earnings, Capital) dalam melakukan penilaian mengenai kesehatan bank.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Central
Asia Tbk berdasarkan metode RGEC tahun 2020-2022 (Studi Kasus PT Bank Central
Asia). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan data
sekunder. Hasil penelitian ini adalah kesehatan BCA pada tahun 2020 sebesar 90%
kategori sangat sehat, pada tahun 2021 sebesar 93% dengan kategori sangat sehat dan tahun
2022 sebesar 100% dengan kategori sangat sehat.
Kata kunci: Kesehatan Bank,
RGEC dan Penilaian Kesehatan.
Abstract
One of the factors influencing the success of economic development is the
stability of the banking sector. Because the basic function of a bank is to
collect and sell funds, banks always want companies to save money with the aim
that companies have liquidity and provide loans to companies that need credit.
A healthy bank is a bank that can function properly, namely a bank that can
protect and maintain public trust, acts as an intermediary, helps smooth the
flow of payments and is used by the government in implementing various fields
of policy, especially monetary policy. A form of bank soundness assessment that
takes into account various aspects of the assessment is used to determine
whether a bank is considered very healthy, healthy, moderately healthy, less
healthy or unhealthy. Assessment of bank stability can be carried out using
various methods, one of which is based on Bank Indonesia Regulation No.
13/1/PBI/2011, tire soundness assessment can use the RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earnings, Capital) approach in conducting an assessment
of bank soundness. The purpose of this study was to determine the soundness
level of PT Bank Central Asia Tbk based on the RGEC method for 2020-2022 (Case
Study of PT Bank Central Asia). This research method uses a quantitative
approach and secondary data. The results of this study are that the health of
BCA in 2020 is 90% in the very healthy category, in 2021 it is 93% in the very
healthy category and in 2022 it is 100% in the very healthy category.
Keywords: Health Bank, RGEC and Health Assessment.
Pendahuluan
Setiap negara di dunia membutuhkan ekonomi untuk kesejahteraan
dan kemakmuran warganya
Sektor perbankan merupakan
industri yang bergerak di bidang keuangan yang sebagai perantara pemegang peranan penting dalam meningkatkan
perekonomian negara
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi adalah stabilitas sektor perbankan. Karena perbankan memiliki tugas mendasar yaitu mengumpulkan dan mendistribusikan dana. Bank selalu ingin perusahaan menyimpan uang dengan tujuan agar perusahaan memiliki kelebihan dalam hal likuiditas dan meminjamkan kepada perusahaan yang memang membutuhkan kredit
Bank yang sehat adalah bank yang dapat berfungsi dengan baik, yaitu
bank yang dapat melindungi
dan menjaga kepercayaan masyarakat, berperan sebagai perantara, membantu kelancaran arus pembayaran dan digunakan oleh pemerintah dalam pelaksanaan berbagai bidang kebijakan
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui tingkat kesehatan bank menggunakan RGEC
berupa profil risiko yang dibatasi pada risiko kredit dengan menghitung Non Performing Loan (NPL) dan rasio
likuiditas dengan menghitung Loan to
Deposit Ratio (LDR) (Sulistyani, W 2017). Profitabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rasio ROA (Retun On Asset) terhadap NIM (Net
Interest Margin) sedangan rasio kecukupan modal (CAR) digunakan sebagai faktor permodalan dalam penelitian ini.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sulastyan et al (2017).
Dengan hasil penelitian yang diperoleh terkait kesehatan bank ditinjau dari profil
risiko, tata kelola perusahaan yang baik. laba dan permodalan antara PT Bank Central Asia Tbk
dan PT Bank Tabungan Negara Tbk dari
tahun 2013-2015 yang menunjukkan
bahwa PT Bank Central Asia memiliki
solvabilitas yang lebih baik.
Penelitian menurut
Berdasarkan latar belakang
di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
tingkat kesehatan PT Bank
Central Asia, Tbk berdasarkan
metode RGEC (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) (Studi Kasus PT Bank
Central Asia) tahun 2020-2022.
Sehingga tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Central Asia, Tbk
berdasarkan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earnings, Capital) (Studi Kasus PT Bank Central Asia) tahun
2020-2022.
Metode
Menurut
Variabel bebas:
Menurut
Variabel
terikat: Menurut
Sehingga, operasionalisasi
variabel dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1 Operasionalisasi
Variabel
Variabel |
Indikator |
Rumus |
||||
Risk Profile |
Non Performing Loan |
|
||||
Loan to deposit Ratio |
|
|||||
Good Corporate |
- Transparansi |
- Transparansi |
||||
Governance |
- Akuntabilitas |
- Akuntabilitas |
||||
(GCG) |
- Tanggung Jawab |
- Tanggung Jawab |
||||
|
- Independensi |
- Independensi |
||||
|
- Kewajaran |
- Kewajaran |
||||
Earnings |
Return on Assets |
|
||||
Net Interest Margin |
|
|||||
Capital |
Capital Adequacy Ratio |
|
Berdasarkan operasionalisasi
variabel diatas, maka teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitin ini adalah:
Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis perjanjian dengan menggunakan
metode RGEC. Data yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis secara
deskriptif dan kuantitatif. Yang digunakan untuk menilai stabilitas bank,
dengan langkah-langkah berikut yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Dikumpulkan informasi
dari data penelitian yang berkaitan dengan data perusahaan yang relevan dengan
variabel penelitian.
2.
Dibuat
estimasi untuk setiap Net Performing Loan (NPL), Loan Deposit Ratio
(LDR), Good Corporate Governance (GCG), Return on Asset (ROA), Net
Interest Margin (NIM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR).
3.
Ditentukan tingkat
stabilitas komposit bank periode 2020-2022. Nilai kombinasi pengidentifikasi
setiap komponen yang terkait dengan investasi dengan nilai sebagai berikut:
a. Peringkat
1 = setiap kali checklist dikalikan lima (5)
b. Peringkat
2 = setiap kali checklist dikalikan empat (4)
c. Peringkat
3 = setiap kali checklist dikalikan tiga (3)
d. Peringkat
4 = setiap kali checklist dikalikan dua (2)
e. Peringkat
1 = setiap kali checklist dikalikan satu (1)
Nilai komposit
diperoleh dengan mengalikan setiap checklist kemudian memasukkan bobot
sebagai persentase. Berikut ini adalah persentase untuk menentukan skor
komposit semua komponen penilaian kesehatan bank, sebagai berikut:
Tabel
2 Bobot Penetapan Peringkat Komposit
Bobot |
Peringkat |
Keterangan |
86-100 |
PK
1 |
Sangat Sehat |
71 – 85 |
PK
2 |
Sehat |
61 - 70 |
PK
3 |
Cukup Sehat |
41 - 60 |
PK
4 |
Kurang Sehat |
<40 |
PK
5 |
Tidak Sehat |
Sumber: www.bi.go.id
Peringkat Komposit |
= |
Jumlah Nilai Komposit |
x |
100% |
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko |
4.
Ditarik kesimpulan
tentang stabilitas bank (kesehatan bank) sesuai dengan standar akuntansi yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam hal stabilitas
kesehatan bank berdasarkan perhitungan analisis laporan.
Hasil dan Pembahasan
Berikut ini adalah
ringkasan data keuangan PT Bank Central Asia Tahun 2020-2022 sebagai dasar
untuk perhitungan kesehatan bank, sebagai berikut:
Tabel 3 Data Laporan Keuangan PT Bank Central Asia Tahun
2020-2020
(Dalam Jutaan Rupiah)
No |
Keterangan |
Tahun |
||
2020 |
2021 |
2022 |
||
1 |
Kredit Bermasalah |
592.00 |
658.00 |
1,759.00 |
2 |
Total Kredit |
93,259.00 |
73,600.00 |
52,753.00 |
3 |
Dana Pihak Ketiga |
83,428.00 |
96,860.00 |
103,045.00 |
4 |
Laba sebelum pajak |
33,568,507.00 |
38,841,174.00 |
50,467,033.00 |
5 |
Total Aset |
1,075,570,256,00 |
1,228,344,680,00 |
1,314,731,674,00 |
6 |
Pendapatan bagi hasil |
54,161.00 |
56,135.00 |
63,989.00 |
7 |
Rata-rata Aset produktif |
1,005,423.00 |
1,125,418.00 |
1,173,144.00 |
8 |
Modal |
184,714,709.00 |
202,848,934.00 |
221,181,655.00 |
9 |
Aktiva tertimbang |
674,968,017.00 |
734,522,161.00 |
794,395,454.00 |
Sumber: Laporan Keuangan BCA tahun 2020-2022, data diolah Peneliti
(2023)
Analisis Tingkat Kesehatan Bank
1.
Profil Risiko
Pada penelitian ini
profil risiko diukur dengan 2 (dua) indikator yaitu faktor risiko kredit dengan
menggunakan formula Non Performing Loan (NPL) dan faktor risiko
likuiditas dengan menggunakan formula Loan to Deposit Ratio (LDR).
a.
Non Performing Loan (NPL)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan risiko kredit yang dihitung
dengan menggunakan rasio kredit bermasalah (NPL). Rasio NPL ditentukan oleh kelayakan
kredit. Dengan rumus NPL sebagai
berikut:
NPL |
= |
Kredit Bermasalah |
x |
100% |
Total Kredit |
Klasifikasi atau penilaian NPL dapat
ditentukan berdasarkan tabel
dibawah in:
Tabel 4 Bobot Peringkat Komposit Komponen Non Performing Loan (NPL)
Peringkat
Komposit |
Bobot
(%) |
Keterangan |
PK
1 |
< 2 |
Sangat Sehat |
PK
2 |
2 – 3,5 |
Sehat |
PK
3 |
3,5 - 5 |
Cukup Sehat |
PK
4 |
5 – 8 |
Kurang Sehat |
PK
5 |
>8 |
Tidak Sehat |
Sumber: www.bi.go.id
Perhitungan Net Performing Loan (NPL) sebagai berikut:
NPL 2020 = |
Kredit
Bermasalah |
X 100% |
Total
Kredit |
||
NPL 2020 = |
592 |
X 100% = 0,6% |
93.259 |
NPL 2021 = |
Kredit
Bermasalah |
X 100% |
Total
Kredit |
||
NPL 2021 = |
658 |
X 100% = 0,9% |
73.600 |
NPL 2022 = |
Kredit
Bermasalah |
X 100% |
Total
Kredit |
||
NPL 2022 = |
1.759 |
X 100% = 3,3% |
52.753 |
Tabel
5 Bobot Peringkat Komposit Komponen Non Performing Loan (NPL)
Tahun
2020-2022
NPL Tahun |
Bobot (%) |
Peringkat Komposit |
Keterangan |
2020 |
0,6% |
PK1 |
Sangat Sehat |
2021 |
0,9% |
PK1 |
Sangat Sehat |
2022 |
3,3% |
PK2 |
Sehat |
Sumber: Laporan keuangan BCA tahun
2020-2022, diolah Peneliti (2023)
Berdasarkan tabel 5 diatas diinformasikan
bahwa NPL PT Bank Central Asia tahun 2020 sebesar 0,6% dengan peringkat
komposit 1 (PK1) yang termasuk dalam kategori sangat sehat. NPL PT Bank Central
Asia tahun 2021 sebesar 0,9% dengan peringkat komposit (PK1) dengan kategori
sangat sehat. Sedangkan NPL PT Bank Central Asia tahun 2022 sebesar 3,3% dengan
peringkat komposit (PK2) dengan kategori sehat.
b. Loan
to Deposit Ratio (LDR)
Rasio
likuiditas dihitung dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Angka yang menjelaskan mengenai rasio keuangan ini digunakan untuk menilai
likuiditas bank dengan membandingkan antara jumlah kredit dengan yang diberikan
oleh bank dalam bentuk deposito atau dana dari pihak ketiga. Dana pihak yang
ketiga yang dimaksud adalah dana yang diterima atau diberikan oleh pihak lain,
termasuk dalam bentuk simpanan atau deposito.
Rumus
Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai berikut:
LDR |
= |
Total Kredit |
x |
100% |
Dana Pihak Ketiga |
Oleh karena itu, penilaian atau
klasifikasi LDR dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6 Bobot Peringkat Komposit Komponen Loan to Deposite Ratio (LDR)
Peringkat Komposit |
Bobot (%) |
Keterangan |
PK 1 |
50- <
75 |
Sangat Sehat |
PK 2 |
75 - <
85 |
Sehat |
PK 3 |
85 - <
100 |
Cukup Sehat |
PK 4 |
100 – 120 |
Kurang Sehat |
PK 5 |
>120 - < 160 |
Tidak Sehat |
Sumber: www.bi.go.id
LDR
2020 = |
Total Kredit |
X
100% |
Dana Pihak Ketiga |
||
LDR
2020 = |
93.259 |
X
100% = 111,18% |
83.428 |
Berikut perhitungan loan to deposit (LDR)
PT Bank Central Asia, Tbk
sebagai berikut:
LDR
2021 = |
Total Kredit |
X
100% |
Dana Pihak
Ketiga |
||
LDR
2021 = |
73.600 |
X
100% = 76,0% |
98.860 |
LDR
2022 = |
Total Kredit |
X
100% |
Dana Pihak
Ketiga |
||
LDR
2022 = |
52.753 |
X
100% = 51,2% |
103.045 |
Dari perhitungan di atas, maka penulis merangkum loan
to deposito PT Bank Central Asia Tbk Tahun 2020-2022, sebagai berikut:
Tabel 7 Bobot Peringkat Komposit Komponen
Loan to Deposito Ratio (LDR) [MF1] Tahun 2020-2022
NPL Tahun |
Bobot (%) |
Peringkat Komposit |
Keterangan |
2020 |
111,18% |
PK4 |
Kurang Sehat |
2021 |
76,0% |
PK 2 |
Sehat |
2022 |
51,2% |
PK 1 |
Sangat
Sehat |
Sumber: Laporan keuangan BCA tahun
2020-2022, diolah Peneliti (2023)
Berdasarkan
tabel 7 mengenai bobot peringkat komposit komponen loan to deposito ratio
(LDR) untuk PT Bank Central Asia Tahun 2020-2022, LDR PT Bank Central Asia
tahun 2020 sebesar 111,18% sehingga masuk dalam kategori Peringkat komposit (PK4) dengan
kategori kurang sehat, hal ini disebabkan karena pada tahun 2020, perekonomian
Indonesia terdampak pandemik covid-19 yang mengakibatkan penurunan pendapatan
pada semua sektor salah satunya perbankan.
Namun
pada tahun 2021 dan 2022 sektor perbankan dapat melakukan peningkatan dengan
sangat baik. Sehingga LDR pada
tahun 2021 sebesar 76,0% dengan peringkat komposit (PK2) dengan kategori sehat.
Kemudian pada
tahun 2022 LDR BCA sebesar 51,2% dengan peringkat komposit (PK1) dengan
kategori sangat sehat.
2.
Good Corporate
Govermance
Dalam penyusunan laporan
keuangan PT Bank Central Asia Tbk menyusun laporan keberlanjutan atas tata
kelola perusahaan dengan memperhatikan 5 prinsip tata kelola yang baik,
meliputi:
1.
Transparansi
Yaitu keterbukaan
dalam penyajian informasi yang relevan serta relevansi dan transparansi dalam
proses pengambilan keputusan.
2.
Akuntabilitas
Yakni kejelasan proses dan pelaksanaan
tanggung jawab pejabat bank agar pengelolaan dapat berjalan efektif.
3.
Pertanggungjawaban
Yakni kesesuaian pengelolaan bank dengan
peraturan perundang-undangan hukum dan kebijakan bank yang berlaku pada proses
pengelolaan operasional bank.
4.
Independensi
Yakni pengelolaan bank yang professional
tanpa pengaruh dan tekanan dari pihak manapun.
5.
Kewajaran
Yakni kewajaran dan kesetaraan dalam
pelaksanaan hak-hak pemangku kepentingan yang timbul dari perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tabel 8 Nilai Peringkat Komponen Good Corporate Governance
No |
Tahun |
Peringkat Komponen |
Keterangan |
Hasil Penilaian |
1. |
2020 |
PK1 |
Sangat Baik |
Manajemen BCA telah melakukan penerapan tatakelola yang secara umum sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip tata kelola maka secara
umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen BCA. |
2. |
2021 |
PK1 |
Sangat Baik |
Manajemen BCA telah melakukan penerapan tatakelola yang secara umum sangat baik. Hal
ini tercermin dari pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip tata kelola maka secara umum
kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen BCA |
3. |
2022 |
PK1 |
Sangat Baik |
Manajemen BCA telah melakukan penerapan tatakelola yang secara umum sangat baik. Hal
ini tercermin dari pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip tata kelola
maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera
dilakukan perbaikan oleh manajemen BCA |
Sumber: Laporan keuangan
BCA Tahun 2020-2022
Berdasarkan tabel diatas, pelaksanaan tata kelola yang dilakukan oleh PT
Bank Central Asia tahun 2020-2022 sudah
sangat baik. Karena Perusahaan (BCA) melakukan penilaian secara self assessment. Sehingga diperoleh informasi bahwa pada tahun 2020 periode Desember penilaian atas peringkat komposit good corporate governance yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk
yaitu PK1 dengan kategori sangat baik.
Sedangkan penilaian
good corporate governance PT Bank Central Asia Tbk
pada tahun 2021 pada periode
pembukuan Desember diperoleh penilaian atas peringkat komposit untuk komponen tata kelola perusahaan yaitu PK1 dengan kategori sangat baik. Lalu pada tahun 2022 untuk penilaian good corporate
governance yang telah dilakukan
oleh PT Bank Central Asia Tbk pada periode pembukuan Desember, diperoleh penilaian atas peringkat komposit untuk komponen tata kelola perusahaan yaitu PK1 dengan kategori sangat baik.
3.
Earnings
a.
Return On Asset
(ROA)
Return on asset dihitung untuk mengukur keberhasilan manajemen internal
dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga, rumus ROA adalah:
Return On Asset |
= |
Laba Sebelum Pajak |
x |
100% |
Total Asset |
Klasifikasi return on asset dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 9
Bobot Peringkat
Komposit Komponen Return On Asset (ROA)
Peringkat
Komposit |
Bobot (%) |
Keterangan |
PK
1 |
>2 |
Sangat Sehat |
PK
2 |
1,25 – 2 |
Sehat |
PK
3 |
0,5 –
1,25 |
Cukup Sehat |
PK
4 |
0 – 0,5 |
Kurang Sehat |
PK
5 |
Negatif |
Tidak Sehat |
Sumber: www.bi.go.id
ROA
2020 = |
Laba Sebelum Pajak |
X
100% |
Total Aset |
||
ROA
2020 = |
33.568.507 |
X
100% = 3,18% |
1.075.570.256 |
ROA
2021 = |
Laba Sebelum
Pajak |
X
100% |
Total Aset |
||
ROA
2021 = |
38.841.174 |
X
100% = 3,2% |
1.228.344.680 |
ROA
2022 = |
Laba Sebelum Pajak |
X
100% |
Total Aset |
||
ROA
2022 = |
50.467.033 |
X
100% = 3,8% |
1.314.731.674 |
Berdasarkan perhitungan ROA di atas, maka
disimpulkan bahwa return on asset PT Bank Central Asia Tbk tahun
2020-2022, sebagai berikut:
Tabel 10 Bobot Peringkat Komposit Komponen Return On Asset (ROA) Tahun 2020-2022
ROA Tahun |
Bobot (%) |
Peringkat Komposit |
Keterangan |
2020 |
3,1% |
PK1 |
Sangat Sehat |
2021 |
3,2% |
PK1 |
Sangat Sehat |
2022 |
3,8% |
PK1 |
Sangat Sehat |
Sumber:
Laporan keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah Peneliti (2023)
Berdasarkan
tabel diatas, return on asset yang diperoleh oleh PT Bank Central Asia
Tbk tahun 2020 yaitu sebesar 3,1% dengan peringkat komposit yaitu PK1 kategori
sangat sehat. Sedangkan tahun 2021 PT Bank Central Asia Tbk sebesar 3,2% dengan
peringkat komposit PK1 kategori sangat sehat. Kemudian tahun 2022 return on
asset yang diperoleh oleh PT Bank Central Asia Tbk sebesar 3,8% dengan
peringkat komposit PK1 kategori sangat sehat.
b.
Net Interest
Margin (NIM)
Informasi keuangan yang diperlukan untuk menghitung rasio keuangan dengan cara melakukan pembagian pendapatan yang diperoleh oleh BCA dengan Total asset
produktif yang dimiliki. Sehingga, rumus net interest
margin, sebagai berikut:
Net Interest Margin |
= |
Pendapatan bagi hasil |
x |
100% |
Rata-rata aset produktif |
Selanjutnya klasifikasi untuk pemberian bobot peringkat komposit NIM dijabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel
11 Bobot
Peringkat Komposit Komponen Net
Interest Margin (NIM)
Peringkat Komposit |
Bobot (%) |
Keterangan |
PK 1 |
>5 |
Sangat Sehat |
PK 2 |
2,01 – 5 |
Sehat |
PK 3 |
1,5 – 2,00 |
Cukup Sehat |
PK 4 |
0 – 1,49 |
Kurang Sehat |
PK 5 |
Negatif |
Tidak Sehat |
Sumber:
www.bi.go.id
NIM2020 |
= |
Pendapatan bagi hasil |
x |
100% |
Rata-rata aset produktif |
NIM2020 |
= |
54.161 |
x |
100% = 5,4% |
1.050.423 |
NIM2021 |
= |
Pendapatan bagi hasil |
x |
100% |
Rata-rata aset Prod |
NIM2020 |
= |
56.135 |
x |
100% = 5,0% |
1.124.418 |
NIM2022 |
= |
Pendapatan bagi hasil |
x |
100% |
Rata-rata aset Prod |
NIM2020 |
= |
63.989 |
x |
100% = 5,5% |
1.173.144 |
Oleh karena itu, NIM (Net Interest Margin) untuk
PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020-2022 sebagai
berikut:
Tabel 12 Bobot Peringkat Komposit Komponen Net Interest Margin (NIM) Tahun 2020-2022
NIM Tahun |
Bobot (%) |
Peringkat Komposit |
Keterangan |
2020 |
5,4% |
PK1 |
Sangat Sehat |
2021 |
5,0% |
PK2 |
Sehat |
2022 |
5,5% |
PK1 |
Sangat Sehat |
Sumber: Laporan keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah Peneliti (2023)
Berdasarkan tabel diperoleh informasi net interest margin yang dimiliki oleh PT
Bank Central Asia Tbk tahun
2020-2022 yaitu, pada tahun
2020 diperoleh NIM
sebesar 5,4% dengan kategori peringkat komposit (PK1) yaitu sangat sehat. Pada tahun 2021 memiliki net interest margin sebesar 5,0% dengan peringkat komposit PK2 kategori sehat. Kemudian
pada tahun 2022 diperoleh net interest margin sebesar 5,5% peringkat komposit (PK1) dengan kategori sangat
sehat.
4.
Permodalan (Capital)
Estimasi faktor
modal mencakup estimasi
pada tingkat kecukupan
modal dan pengelolaan
modal. Rasio modal ini adalah CAR, yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal
yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Rumus Capital Adequacy Ratio adalah:
Capital
Adequacy Ratio |
= |
Modal |
x |
100% |
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko |
Dengan klasifikasi
penilaan yang dimiliki sebagai berikut:
Tabel 13 Bobot Peringkat Komposit Komponen Capital Adequacy Ratio (CAR)
Peringkat Komposit |
Bobot (%) |
Keterangan |
PK 1 |
>12 |
Sangat Sehat |
PK 2 |
9 – 12 |
Sehat |
PK 3 |
8 – 9 |
Cukup Sehat |
PK 4 |
6 – 8 |
Kurang Sehat |
PK 5 |
<6 |
Tidak Sehat |
Sumber:
www.bi.go.id
CAR2020 |
= |
Modal |
x |
100% |
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko |
Sehingga
perhitungan CAR yang dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk pada tahun
2020-2022, sebagai berikut:
CAR2020 |
= |
184.714.709 |
X |
100%
= 27,4% |
674.968.017 |
CAR2021 |
= |
202.848.934 |
x |
100%
= 27,6% |
734.522.161 |
CAR2022 |
= |
221.181.655 |
x |
100%
= 27,8% |
794.395.454 |
Berdasarkan perhitungan di atas maka diuraikan dalam bentuk tabel untuk capital adequacy ratio PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020-2022,
sebagai berikut:
Tabel 14
Bobot Peringkat Komposit Komponen Capital Adequacy Ratio (CAR) Tahun 2020-2022
CAR Tahun |
Bobot (%) |
Peringkat Komposit |
Keterangan |
2020 |
27,4% |
PK1 |
Sangat Sehat |
2021 |
27,6% |
PK1 |
Sangat Sehat |
2022 |
27,8% |
PK1 |
Sangat Sehat |
Sumber: Laporan keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah Peneliti (2023)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
informasi bahwa CAR yang diperoleh PT Bank Central Asia pada tahun 2020 sebesar
27,4% dengan peringkat komposit (PK1) kategori sangat sehat. Pada tahun 2021
CAR yang diperoleh sebesar 27,6% dengan peringkat komposit (PK1) kategoru
sangat sehat. Pada tahun 2022 CAR yang diperoleh tahun 2022 sebesar 27,8%
dengan peringkat komposit (PK1) kategori sangat baik.
Tabel
15 Bobot Penetapan Peringkat Komposit
No |
Tahun |
Bobot (%) |
Peringkat Komposit |
Keterangan |
1. |
2020 |
90% |
PK1 |
Sangat Sehat |
2. |
2021 |
93% |
PK1 |
Sangat Sehat |
3. |
2022 |
100% |
PK1 |
Sangat Sehat |
Sumber:
Laporan Keuangan BCA tahun 2020-2022, diolah (2023)
PT
Bank Central Asia Tbk tahun 2020-2022 memiliki penetapan peringkat komposit
berada pada Peringkat komposit 1 (PK1). Berdasarkan hasil analisis kesehatan
bank pada PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020 mendapatkan bobot sebesar 90%
dalam kategori sangat sehat, artinya kesehatan BCA di tahun 2020 sangat baik.
Pada tahun 2021 sebesar 93% kesehatan bank BCA sangat sehat dan tahun 2022
sebesar 100% kesehatan BCA sangat sehat. Secara keseluruhan kesehatan PT Bank
Central Asia Tbk pada tahun 2020-2022 dalam kategori sangat sehat.
Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini (2022), dengan judul
penelitian “Analisis tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC pada PT Bank
Central Asia Tbk pada 2020-2022”. Dengan hasil penelitian dari analisis
tersebut mengungkapkan tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC pada PT Bank
Central Asia (BCA), Tbk periode 2017-2021 dalam kondisi “Sangat Sehat”.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kondisi
kesehatan PT Bank Central Asia Tbk tahun 2020 dalam menetapkan komposit
kesehatan Bank memiliki bobot penilaian sebesar 90% dengan kategori Peringkat
Komposit 1 atau Sangat Sehat.
2. Kondisi
kesehatan PT Bank Central Asia Tbk tahun 2021 dalam menetapkan komposit
kesehatan Bank memiliki bobot penilaian sebesar 93% dengan kategori Peringkat
Komposit 1 atau Sangat Sehat.
3. Kondisi
kesehatan PT Bank Central Asia Tbk tahun 2022 dalam menetapkan komposit
kesehatan Bank memiliki bobot penilaian sebesar 100% dengan kategori Peringkat
Komposit 1 atau Sangat Sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Anan, Edy, & Albarqis,
Roni. (2018). Tingkat kesehatan bank dengan pendekatan metode rgec pada bank pembangunan daerah diy. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 13(2),
117–132.
Fatimah, Siti, Widianti,
Elisa, Azizah, Rista Emmy, Maharani, Westri, &
Fahmi, Muhammad. (2022). Aspek-Aspek Hukum dalam Dunia Bisnis. Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi, 3(05), 609–620.
Kekry, Boy Piter Nizu, &
Fahmi, Muhammad. (2021). Economic Facts Of Sumatra
And Kalimantan Islands For 10 Years. Jurnal
Sosial Dan Teknologi, 1(11),
1–437.
Mardiana, Reni, Syelen, Syelen, Gwyneth, Gelasia, & Yohanes, Kelvin. (2022).
Analisa Perbandingan Sistem
Berbasis Enterprise Resource Planning (ERP) pada
Perusahaan Industri PT. Wings Group. Jurnal Impresi
Indonesia, 1(5), 502–511.
Sari, Yuliana Ineke Putri, & Lestari, Wuryaningsih Dwi. (2022). Analysis of Bank Health Level
Using RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, and Capital)
Method. International Conference on Economics and Business Studies (ICOEBS
2022), 321–326. Atlantis Press.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif. 46–57.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Sutopo. Bandung: CV. Alfabeta.
Sulistyani Wiwin, Harimurti
Fadjar dan Saptantinah Dewi Puji Astuti. (2018). Analisis Perbandingan Tingkat
Kesehatan Bank Berdasarkan Metode Risk Profile, Good
Corporate Governance, dan Earnings, Capital. Jurnal
Akuntansi Dan Sistem Teknologi Informasi,
135–147.
Wijaya, Abi Surya, Umam,
Aldo Faisal, Hakim, Arif Rohman, & Nabila, Maulina.
(2022). Web Based Sales Information System at Greenvest
Source. Jurnal Multidisiplin
Madani, 2(11), 3977–3993.
Sulistyani, W., Harimurti, F., & Astuti, D. S. P. (2017). ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN EARNINGS, CAPITAL. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, 13.