PENGARUH
STRATEGI PROMOSI DAN BRAND AWARENESS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN FORE COFFEE
DI CIPETE
Yanuar Wibisana, Ivonne Yuanita Rosang
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Unisadhuguna Business School (STIE UBS)
Jakarta, Indonesia
yanuar.wibisana@ubs-usg.ac.idivonneyuanita7@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ada pengaruh Strategi Promosi dan Brand Awareness
Terhadap Keputusan Pembelian Di Fore Coffe
Cipete. Penelitian ini di lakukan pada bulan Agustus 2019 melalui
bantuan Google Form(Kuesioner Online). Populasi pada penelitian ini adalah
konsumen Fore Coffe di daerah Jakarta
Selatan khususnya di daerah Cipete. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Data penelitian diperoleh
melalui kuesioner online tentang
strategi
promosi dan brand
awareness kepada 100 responden.
Metode pengujian instrument yang digunakan
adalah pengujian validitas dan reliabilitas.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik deskriptif kuantitatif, analisis regresi linier berganda dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam strategi
promosi dan brand awareness fore coffe memiliki pengaruh
terhadap keputusan
pembelian..
Kata Kunci : Strategi Promosi, Brand Awareness, dan
Keputusan Pembelian
.
Pendahuluan
Perkembangan kopi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat setiap tahunnya.
Awalnya, menikmati
secangkir kopi menjadi hal biasa yang dilakukan oleh masyarakat
Indonesia. Bahkan, masyarakat
tidak terlalu mempedulikan bagaimana proses pembuatan kopi untuk menjadi secangkir minuman kopi. Zaman berubah, dan
zaman pada saat ini di sebut zaman millennial,
bukan hanya sebuah zaman. Tapi, semua berubah. Dari ketertarikan akan hal biasa
di jadikan suatu trend. Kopi menjadi
trend yang sangat besar
dan berdampak. Dari bagaimana
proses pembuatan kopi menjadi
secangkir kopi sampai bagaimana cara menikmati kopi secara baik dan trendy.
Brand startbucks
dan the coffe bean&tea
leaf yang berasal dari amerika, memasuki pasar kopi
Indonesia sejak tahun 2001.
Brand-brand ini
menciptakan trend
nya yang di terima oleh konsumen Indonesia. Sehingga, brand – brand ini
tumbuh dengan sangat pesat dengan menciptakan
trend dalam
menikmati secangkir kopi.
Proses bagaimana biji – bijian kopi menjadi secangkir minuman yang di inginkan konsumen adalah salah satu trend yang mereka
ciptakan dan sangat di minati.
Munculnya brand – brand besar ini, menciptakan
cara pandang yang berbeda dalam secangkir
kopi. Gaya hidup, daya beli dan lingkungan sosial adalah cara
pandang yang berdampak besar pada ingatan calon konsumen atau konsumen.
Trend ini berjalan dengan baik, sejak
masuknya beberapa brand – brand besar
ke pasar kopi Indonesia. Akan tetapi,
kondisi ini tidak menunjukan kondisi baik di pasar kopi
Indonesia. Konsumsi pada kopi mengalami
keadaan tidak stabil. Serta, mengarah pada grafik penurunan dari beberapa tahun
terakhir.
Hasil
Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS) yang dilakukan Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa konsumsi kopi/kapita rumah tangga
mengalami trend
penurunan, walau sempat ada kenaikan
yang cukup meningkat di tahun 2013 dan mengalami penurunan kembali ditahun berikutnya.
Kemunculan brand luar negeri membuat konsumen mulai menginginkan inovasi lainnya yang akan muncul. Konsumen
sudah mulai mengerti dan belajar, akan hal yang mereka
minati dari kopi yang di jual oleh brand – brand besar tersebut. Daya beli lebih menjadi perhatian
yang diinginkan konsumen selain tuntutan gaya hidup.
Peluang ini yang diambil
oleh banyak calon – calon pengusaha yang memasukin pasar kopi Indonesia. banyaknya
brand lokal yang mulai muncul yang menciptakan, apa yang sudah ditawarkan oleh brand – brand besar
selama ini. Dengan sedikit perbedaan dari mengambil peluang akan daya beli
masyarakat.
Pengaruh banyaknya brand kedai kopi lokal yang muncul di pasar kopi Indonesia. membuat
peningkatan yang signifikan
pada konsumsi kopi di Indonesia. Mulai menjamurnya kedai kopi memberikan dampak positif untuk pasar kopi Indonesia. Kenaikan
ini diprediksi akan mengalami kenaikan sampai pada tahun 2021. Faktor dari kenaikan ini juga adalah keinginan lain yang diinginkan oleh konsumen pada
brand – brand luar ataupun
brand – brand local pada pasar kopi dalam berinovasi selain mempermudah dalam bertransaksi serta keinginan lainnya.
Keinginan para konsumen dan calon konsumen yang terus bertambah menjadi target market selanjutnya
dalam peningkatan inovasi baru yang akan di ambil oleh para brand
kopi luar dan brand kopi lokal.
Akan tetapi, inovasi ini yang menjadikan penurunan inovasi. Banyaknya brand luar dan brand lokal dalam menggunakan konsep strategi “red
ocean” menjadikan kebingungan
konsumen. Karena menurut kim & mauborgne (2005) red
ocean merupakan persaingan
pasar yang konvesional (yang sudah
ada).
Namun, pada bulan agustus tahun 2018, kemunculan salah satu brand baru lokal menarik minat
dikalangan calon konsumen. Fore coffee adalah start-up bermodel
bisnis kedai kopi. Fore coffee hadir dengan gagasan yang inovatif pada konsep yang tawarkan-nya.
Fore coffee melakukan promosi
dengan konsep advertensi elektronik melalui platform sosial media untuk menciptakan kesadaran merek (brand awareness), selain
itu fore coffe adalah perusahaan start-up yang memiliki
aplikasi sendiri, fore melakukan promosi dengan konsep customer
experience.
Cara ini dapat menarik
perhatianpara konsumen. Menurut Rangkuti (2010:50) promosi adalah kegiatan penjualan dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa, dan ide perusahaan dengan cara mempengaruhi
konsumen agar mau membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan promosi ini fore coffe mengharapkan konsumen mengenali, mengingat dan tertarik akan apa
yang ditawarkan fore coffe.
Fore coffee membuat kesadaran
merek (brand
awareness) pada konsumen. Karena kesadaran merek (brand awareness) berperan
penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dengan menampilkan promosi advertensi elektronik di platform media sosial
dapat memberikan kesadaran merek (brand awareness) pada konsumen.
Dengan ditambahnya customer experince,
konsumen bisa lebih dapat mengingat
akan produk fore coffe dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Customer experience yang dipakai
oleh fore coffee adalah memberikan kopi gratis tanpa batas jangka waktu dalam
promosinya. Dengan cara yang mudah untuk mendapatkan kopi gratis, yaitu dengan
mengunduh aplikasi milik fore coffee. Bukan hanya satu gelas kopi gratis yang
di tawarkan oleh fore coffe. Tapi, tanpa batas dengan syarat mengajak orang
sekitar mengunduh aplikasi fore coffee dengan menggunakan kode milik pelanggan
yang sudah pernah membeli kopi di fore coffe.
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah ada hubungan pengaruh strategi promosi secara parsial pada keputusan pembeli, kesadaran merek (brand awareness) secara parsial pada
keputusan pembeli, serta hubungan strategi promosi dan kesadaran merek (brand
awareness) secara simultan
pada keputusan pembeli di
fore coffe.
Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung atau konsumen Fore Coffe di Cipete dimana jumlahnya adalah 100 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan
menyebarkan kuesioner
(daftar pertanyaan) kepada
para konsumen McDonald’s Bintaro
dengan harapan dapat memberikan respon terhadap daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner disusun menggunakan skala likert. Pengumpulan data berikutnya dilakukan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
Setelah data-data yang diperlukan didapat, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan
uji instrumen. Dalam langkah
ini dilakukan dalam 2 (dua) tahap pengujian, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus korelasi Product
Moment Pearson. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan alat ukur dengan rumus
Alpha Cronbach (Sugiyono,
2016). Dengan
Interpretasi koefisien Korelasi r sebagai berikut (Sugiyono, 2016):
Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien |
Tingkat Hubungan |
0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0.599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199 |
Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah |
Uji
asumsi klasik dalam penelitian ini di lakukan
dalam 3 (tiga) pengujian, yaitu: normality
test, multicoliinierity test, dan
heteroscedasticity test (Arikunto, 2016). Normality test menggunakan
metode Kolmogorov
smirnov. Multicoliinierity test dilakukan dengan cara menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) terhadap
semua variabel bebasnya. Terjadi multikolinearitas jika nilai VIF > 10,00.
Jika nilai VIF < 10,00 korelasi antar variabel bebasnya masih dapat
ditolerir (Sugiyono,
2016).
Sedangkan uji heteroskedastisitas menggunakan metode Glejser.
Pengujian berikutnya
adalah pengujian parameter,
meliputi uji parameter individual (uji statistik t) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan uji parameter secara
simultan. Dan yang terakhir
adalah pengujian best of
fit model.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang menggunakan kuesioner / angket,
terlebih dahulu harus dilakukan uji instrumen, yang terdiri dari:
a.
Uji Validitas
Hasil uji validitas
variabel Strategi Promosi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Strategi
Promosi (X1)
Pernyataan |
R hitung |
R tabel |
Keterangan |
X1 |
0,498 |
0,195 |
Valid |
X2 |
0,537 |
0,195 |
Valid |
X3 |
0,617 |
0,195 |
Valid |
X4 |
0,611 |
0,195 |
Valid |
X5 |
0,431 |
0,195 |
Valid |
X6 |
0,513 |
0,195 |
Valid |
Sumber: Data diolah
Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa
untuk masing-masing
pernyataan pada variabel strategi promosi (X1) seluruh instrument
dapat dikatakan valid, karena nilai rhitung yang dihasilkan lebih besar dari
pada nilai rtabel..
Untuk hasil uji validitas
variabel Brand
awarness dapat dilihat pada Tabel 3
berikut.
Tabel
3. Hasil Uji Validitas Variabel
Brand Awareness (X2)
Pernyataan |
Rhitung |
Rtabel |
Keterangan |
X2.1 |
0,660 |
0,195 |
Valid |
X2.2 |
0,735 |
0,195 |
Valid |
X2.3 |
0,849 |
0,195 |
Valid |
X2.4 |
0,843 |
0,195 |
Valid |
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 3 di atas,
dapat dilihat bahwa untuk masing-masing pernyataan pada variabel brand awarness (X2) seluruh
instrument dapat dikatakan valid, karena nilai r hitung yang dihasilkan lebih
besar dari pada nilai r tabel.
Sedangkan hasil uji validitas variabel keputusan membeli (Y) dari sampel berjumlah 100
(seratus) dengan jumlah pernyataan sebanyak 6 (enam) dapat dilihat pada Tabel 4
berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
(Y)
Pernyataan |
Rhitung |
Rtabel |
Keterangan |
Y1 |
0,284 |
0,195 |
Valid |
Y2 |
0,880 |
0,195 |
Valid |
Y3 |
0,863 |
0,195 |
Valid |
Y4 |
0,842 |
0,195 |
Valid |
Y5 |
0,830 |
0,195 |
Valid |
Y6 |
0,903 |
0,195 |
Valid |
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat
dilihat bahwa untuk masing-masing pernyataan
pada variabel Keputusan Pembelian
(Y) seluruh instrument dapat
dikatakan valid, karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari
pada nilai rtabel yang ada untuk n = 100 (seratus) yaitu 0.195.
b.
Uji Reliabilitas
Hasil penelitian
menunjukan bahwa semua variabel penelitian reliabel. Hal ini ditunjukkan pada
Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Uji
Reliabilitas Variabel-variabel Penelitian
Varibel Instrumen |
Cronbach’s
Alpha |
Keterangan |
Kategorisasi |
Strategi
promosi (X1) |
0,689 |
Reliabel |
Cukup |
Brand Awarness (X2) |
0,750 |
Reliabel |
Kuat |
Keputusan
Pembelian (Y) |
0,874 |
Reliabel |
Sangat Kuat |
Sumber: Data diolah
4.1. Uji Asumsi
Klasik
Model regresi yang
baik, harus memenuhi asumsi BLUE, yaitu Best
LinearUnbiased Estimator.
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas
merupakan persyaratan yang
sangat penting pada pengujian
kebermaknaan (signifikansi)
koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.
Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan metode P-Plot Diagram.
Jika titik-titik hasil observasi berada disekitar garis predictor, dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas
data penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Gambar
1. Hasil Uji Normalitas
Menggunakan Metode P-Plot Diagram
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil pengujian
normalitas pada Gambar 1 di atas,
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, karena titik-titik hasil observasi berada di sekitar garis prediktornya.
b.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang kuat antar variabel independen. Di dalam penelitian ini uji multikolinearitas menggunakan nilai VIF dan tolerance. Hasil yang didapat disajikan pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinearitas
No |
Variabel |
Tolerance |
VIF |
Keterangan |
1 |
Strategi Promosi (X1) |
0.967 |
1.035 |
Bebas multikolinearitas |
2 |
Brand Awareness (X2) |
0.967 |
1.035 |
Bebas multikolinearitas |
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 6 di atas yang menunjukkan nilai tolerance untuk semua variabel
independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen bebas multikolinearitas.
c.
Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variasi dari data pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain. Salah satu cara
untuk mendeteksi heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat pola sebaran
pada grafik scatter plot. Jika
ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak
ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, (2005:297).
Gambar
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah
Dari Gambar 2 di atas terlihat bahwa
titik-titik observasi berada di sekitar titik nol dan tidak
membentuk suatu pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas dalam
model.
4.2. Uji Individual dan Uji Simultan
Pengujian selanjutnya adalah uji hipotesis. Uji Hipotesis pada penelitian
ini dilakukan dalam 2 (dua) pengujian, yaitu:
a. Uji t dan Uji F
Uji t dilakukan untuk menentukan apakah variable-variabel independen secara parsial berhubungan terhadap variable dependennya.
Adapun hasilnya terlihat
pada table 8 berikut.
Tabel 7 Hasil Uji t dan Uji F
Variabel |
Koefisien Regresi (B) |
t hitung |
Sig |
Strategi promosi |
0.320 |
3.662 |
0,000 |
Brand Awareness |
0.974 |
11.854 |
0,000 |
Fhit = 87.828 |
0.000 |
Sumber: Data diolah
Hasil penelitian menunjukan nilai t hitung pada variabel strategi promosi sebesar 0.320 dengan nilai
sig sebesar 0,000. Kriteria
keputusan tolak Ho jika t hitung > t tabel atau sig < taraf kesalahan. Dari hasil penelitian dapat diketahui t hitung = 3.662 yang artinya lebih besar dari t tabel
= 2,0281 atau sig = 0,000 < taraf
kesalahan 5% maka dapat disimpulkan bahwa strategi promosi yang digunakan berpengaruh positif terhadap keputusan membeli. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien
regresi yang dihasilkan bertanda positif yaitu sebesar 0.320.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai t hitung
variabel brand awareness sebesar
11.854 dengan
nilai sig sebesar 0,000. Kriteria keputusan tolak Ho jika t hitung > t tabel atau sig < taraf kesalahan, maka dari hasil penelitian
dapat diketahui t hitung = 11.854 yang lebih besar dari
nilai t tabel sebesar 2,081. Maka dapat disimpulkan bahwa strategi promosi berpengaruh positif terhadap keputusan membeli.
Strategi promosi dan brand awarnesssecara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan membeli. Hal ini dapat dilihat dari
nilai F hitung sebesar 87.828 dengan
nilai sig = 0,000. Sedangkan
nilai F table sebesar 3,505
pada tingkat kesalahan 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara strategi promosi dan brand awareness terhadap
keputusan membeli.
b.
Koefisien Determinasi
Hasil penelitian menunjukan nilai R2 sebesar 0.644, artinya bahwa variable strategi promosi
dan variable brand awareness secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel keputusan membeli sebesar 64,4% dan 35,6% adalah hal lain yang tidak menjadi bagian
penelitian ini.
4.3. Analisis dan Persamaan Regresi Linear Berganda
Dari Tabel 7, didapat
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 1,349 + 0,320 X1 + 0,974 X2
Dimana:
X1 :
Strategi promosi
X2 :
Brand Awareness
Y : Keputusan
membeli
Dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1)
Nilai
konstanta intersep sebesar 1,349 menyatakan bahwa jika variabel
strategi promosi (X1) dan variabel brand awareness
(X2) bernilai nol
maka nilai variabel keputusan membeli (Y) adalah sebesar 1,349.
2)
Nilai
koefisien regresi variabel strategi promosi (X1)
terhadap variabel keputusan membeli (Y) adalah sebesar 0.320. Hal ini berarti jika
variabel strategi promosi (X1)
naik 1 satuan akan meningkatkan variabel keputusan membeli (Y) sebesar 0.320, dengan asumsi variabel brand awareness (X2) dan konstanta tetap.
Pengertian strategi promosi
penjualan adalah perencanaan aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan permintaan
dari para konsumen untuk meningkatkan volume dan omset penjualan. Aktivitas tersebut dilakukan dengan mempengaruhi secara langsung konsumen dalam keputusan pembelian.
3)
Nilai
koefisien regresi variabel brand awareness
(X2) terhadap variabel
keputusan membeli (Y) adalah sebesar 0.974. Hal ini berarti jika
variabel brand awareness (X2) naik 1 satuan akan meningkatkan
variabel keputusan membeli (Y) sebesar 0.974, dengan asumsi variabel
strategi promosi (X1) dan konstanta tetap.
Menurut Keller (2004) pada penelitian Putri (2013:24) brand awareness terdiri dari pengenalan sebuah merek dan mengingat kembali sebuah merek. Dimana pengenalan sebuah merek berkaitan dengan kemampuan konsumen dalam menguatkan pengertian sebelumnya tentang sebuah merek sebagai
petunjuk, dapat ditambahkan bahwa mengharuskan konsumen dalam membedakan merek yang sebelumnya telah dilihat atau
didengar.
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil data analisis dapat diberi
kesimpulan adalah sebagai berikut:
1.
Terdapat pengaruh yang signifikan pada
strategi promosi terhadap keputusan pembelian di fore coffe cipete. Berdasarkan
hasil pengujian persial pengaruh strategi promosi terhadap keputusan pembelian
diperoleh thitung 3,662 > ttabel 1,987 dengan taraf signifikan 0,000<0,05
nilai 3,662 > dari 1,987 menunjukan thitung lebih besar dari ttabel.hal ini
menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara strategi promosi terhadp
keputusan pembelian.
2. Terdapat
pengaruh yang signifikan pada brand awareness terhadap keputusan pembelian di
fore coffee cipete. Berdasarkan hasil pengujian persial pengaruh brand
awareness terhadap keputusan pembelian diperoleh thitung 11,854 > ttabel
1,987 dengan taraf signifikan 0,000<0,05 nilai 11,854 > dari 1,987
menunjukan thitung lebih besar dari t tabel. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara strategi promosi terhadap keputusan pembelian.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara strategi promosi dan brand
awareness secara simultan terhadap keputusan pembelian di fore coffe cipete. Uji koefisien determinasi menghasilkan nilai 0,644 atau 64,4% menunjukan bahwa variabel strategi promosi dan
brand awareness berpengaruh pada keputusan
pembelian di fore coffee.
Saran
Sejatinya strategi promosi lebih ditingkatkan di luar strategi
promosi melalui media
sosial agar lebih luas lagi jangkau calon konsumen yang tidak terlalu aktif di
media sosial. Promosi
dalam personal selling harus lebih ditingkatkan untuk menjangkau konsumen dan
calon konsumen yang ingin menjangkau fore coffe lebih dekat. Strategi promosi
dalam bentuk advertising untuk lebih gencar muncul di beberapa media elektronik
dan media cetak seperti televisi, koran dan
lainnya. Dimana masih banyak calon konsumen dan konsumen yang belum begitu aware terhadap promosi media sosial. Untuk strategi
promosi dalam bentuk sales promotion agar lebih di perbanyak di beberapa event
yang sering diikuti oleh fore coffee agar menjangkau para calon konsumen dan
konsumen yang hadir di event tersebut.
Untuk strategi promosi dalam
bentuk publisitas agar lebih menarik. Agar para calon konsumen dan konsumen untuk menyadari kehadiran fore coffe yang ada disekitarnya dan untuk konsumen bisa melakukan
pembelian ulang setelah pembelian sebelumnya
Daftar Pustaka
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri.
2016. Manajemen Pemasaran.
PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Andawari, Anindya Rachman dan Kamal. 2014. Pengaruh
Harga, Lokasi, dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian
Pada (Studi kasus di Coffee Stove Syndicate Cafe
Semarang), Jurnal Ilmu dan
Riset, Volume 2. No 1.
Bahri, Saeful.
2015. Analisis Marketing Mix 7 Terhadap
Keputusan Pembelian Di Toko Busana Muslim Al-Hakim Purwakarta Jawa Barat. Universitas Islam Negeri Sunan KaliJaga Yogyakarta: skripsi tidak diterbitkan.
Buchari Alma. 2014. Manajemen pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. CV. Alfabeta, Bandung.
Choirini.I.Mardhotillah, 2013. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Baseball Food Court Universitas Negeri Surabaya,
Jurnal Skripsi, Fakultas Ekonomi Jurusan
Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya.
Fah,
Benjamin .C.F., Yeoh Sok .F.,Lim Chae .L., dan Syuhaily Osman., 2011. An Exploratory Study on Turnover Intention Among Privete
Sector Employees, International Journal of Business and Management. Vol 5, No. 8, pp 57-64.
Fandy Tjiptono,
Ph.D. 2015. Strategi Pemasaran. Edisi
4. CV Andi. Yogyakarta.
Hamdi, Asep Saepul dan E. Bahrudin. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Hendra, Fure. 2013. Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli
pada Pasar Tradisional Bersehati
Calaca. Jurnal EMBA. Manado. Vol.1 No.3.
Hurriyati, Ratih, 2015. Bauran
Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung: Alfabeta,.
Kadir, 2015. Statistika
Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian Edisi Kedua, Jakarta: Rajawali Press.
Khairina AR. 2016. Pengaruh
Harga, Lokasi dan Bukti Fisik Terhadap
Keputusan Konsumen dalam Memilih Jasa Hotel Harun Square di Kota Lhokseumawe,
Jurnal Ekonomi&Bisnis,
Volume 5. No 2.
Kodu, S, 2013. Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza. Jurnal EMBA.Vol.1,
No.3, p.1251-1259.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller
2016. Marketing Managemet. Edisi
15 Global Edition. Pearson.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong.
2018. Principles of Marketing. Edisi 15 Global
Edition. Pearson..
Kotter, John P. 2014. Accelerate:
Building Strategic Agility for a Faster-Moving World, Free Press, New York.
Lupiyoadi, Rambat. 2014. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta.
Priyatno, Dwi. 2018. SPSS Panduan Mudah Olah Data bagi Mahasiswa dan Umum, Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Purwosembodo, Niki. 2014. ”Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Es Krim Magnum
Wall’s”. Surabaya.
Putra
Irawan, Dani. 2014,. “Pengaruh Strategi Promosi
Terhadap Pembelian Yang Dimediasikan Oleh Minat Beli Pada Konsumen
Matahari Departement Store
Yogyakarta”. Universitas Negri Yogyakarta
Putri Mawar Padmawati. 2016. Pengaruh Harga, Pelayanan, Lokasi
dan Keragaman Produk Terhadap Keputusan Pembelian, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume
2. No 6.
Rizwan, Muhammad. 2008. Study of
Brand Awareness and Brand Image of Starbucks.
Sugiyono, 2016. Statistika
untuk Penelitian,
Bandung: Penerbit Alfabeta.