PENGARUH DIGITAL MARKETING DAN WORD OF MOUTH
TERHADAP BRAND AWARENESS TOKO RETAIL OLAHRAGA SPORTAWAYS.COM DEPOK
JAWA BARAT
Jonatan, Azhar
Febriansyah Hamidy
STIE Unisadhuguna
Jakarta, Indonesia
Email: jonatan_nsp@yahoo.co.id, febrianazhar@gmail.com
Abstrak
Pendahuluan: Brand awareness sangat penting dalam sebuah bisnis,
karena dapat mengukur kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat suatu merek. Beberapa faktor dapat menjadi
penentu keberhasilan dalam menciptakan brand
awareness.
Tujuan: Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang dapat dikatakan mempengaruhi kesadaran merek adalah pemasaran
digital dan dari mulut ke mulut.
Metode: Jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah konsumen atau pengikut
Sportaways.com sebanyak 100 responden
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan sampel menggunakan metode sampling non-probabilitas, yaitu purposive
sampling. Data dikumpulkan dengan
mendistribusikan kuesioner.
Metode analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda menggunakan perangkat lunak SPSS 26, dengan hasil yang menunjukkan bahwa, baik sebagian atau
bersamaan, variabel pemasaran digital dan promosi dari mulut ke
mulut memiliki efek positif dan signifikan pada kesadaran merek.
Hasil: hasil dari
peneltian ini adalah membuktikan kebenaran hipotesis bahwa Digital Marketing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Brand Awareness Sportaways.com.
Kata Kunci: Pemasaran
Digital; Dari mulut ke mulut; dan Kesadaran Merek
Abstract
Introduction: Brand awareness is very
important in a business, because it can measure consumers' ability to recognize
or remember a brand. Several factors can determine success in creating brand
awareness.
Objective: In this study, the factors that can be said to
influence brand awareness are digital marketing and word of mouth.
Methods: The number of samples in this study were
consumers or followers of Sportaways.com as many as 100 respondents using a
quantitative descriptive approach. The sample collection method used a
non-probability sampling method, namely purposive sampling. Data were collected
by distributing questionnaires. The analytical method used is multiple linear
regression using SPSS 26 software, with results showing that, either partially
or simultaneously, the variables of digital marketing and word of mouth have a
positive and significant effect on brand awareness.
Result: the result of this research is to prove the
truth of the hypothesis that Digital Marketing has a positive and significant
effect on Brand Awareness Sportaways.com
Keywords: Digital
Marketing; Word of Mouth; and Brand Awareness
Pendahuluan
Pada perkembangan zaman saat ini sebagian besar
orang memandang fashion sebagai
kunci untuk mengekpresikan diri dan identitas mereka, tidak luput dari
fashion dalam berolahraga (Nurmuhajjirni,
2017). Dalam hal
ini industri pada perlengkapan olahraga di
Indonesia menjadi sangat penting
dalam kaitannya dengan tren terkini
dan menunjukan pertumbuhan
yang menjanjikan di tengah penurunan ekonomi disektor lain (Maulana,
2019).
Bagi suatu bisnis yang bergerak dalam jenis bisnis apapun, Brand Awareness
(Kesadaran Merek) menjadi bagian penting dalam bisnis, karena Brand
Awareness merupakan kesanggupan
seorang konsumen ataupun calon konsumen
untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek
(Wasil,
2018). Menurut (Durianto,
2004) Brand awareness merupakan kesanggupan calon konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek
sebagai bagian dari suatu produk
tertentu. Kebanyakan dari konsumen lebih
menyukai atau atau membeli suatu
merek yang sudah dikenal, karena mereka berasumsi bahwa merek yang sudah dikenal mempunyai
kemungkinan untuk dapat diandalkan, dan menjamin kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan (Liwe,
2013).
Menurut (Kotler
& Keller, 2016), ada empat indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen
aware terhadap
sebuah merek yaitu:
1. Recall, yaitu seberapa jauh konsumen dapat
mengingat ketika ditanya merek apa
saja yang merek ingat. Nama merek yang sederhana, mudah diucapkan, dan memiliki arti yang
jelas membuat suatu merek mudah
muncul dalam ingatan konsumen.
2. Recognition, yaitu seberapa jauh konsumen
dapat mengenali merek tersebut termasuk ke dalam
kategori tertentu.
3. Purchase, yaitu seberapa jauh konsumen
akan memasukkan suatu merek ke
dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4. Consumption, yaitu seberapa jauh konsumen
Konsumen dapat mengenali suatu merek ketika sedang
menggunakan merek pesaing.
Kebanyakan konsumen atau
calon konsumen berasumsi bahwa sebuah merek yang sudah dikenal mempunyai
kemungkinan dapat dipercaya, kemantapan dalam bisnis, dan kualitas yang bisa dipertanggung jawabkan (Taha,
2017).
Dalam
rangka mengetahui seberapa banyak konsumen akan kesadaran
merek (brand awareness) dari Sportaways.com, dilakukan
observasi terhadap digital
marketing yang dilakukan oleh Sportaways.com.
Menurut (Kotler
& Keller, 2016) digital marketing merupakan suatu aktivitas promosi yang dilakukan untuk sebuah brand (merek) atau produk,
dengan menggunakan media elektronik (digital) mulai dari sosial media sampai marketplace yang digunakan.
Menurut Ryan dalam Harwinda Yoga Prasetya dan Adi Nurmahdi (2015) Digital
Marketing terdiri dari beberapa dimensi, yaitu:
1. Website
Website merupakan penghubung
antara konsumen dengan dunia digital secara keseluruhan dan dapat dikatakan menjadi bagian terpenting dari strategi pemasaran digital, karena calon konsumen
akan terarah langsung kepada kegiatan online.
2. Optimasi Mesin Pencari (SEO)
SEO (Search Engine Optimation) merupakan suatu proses pengaturan konten dari website agar mudah ditemukan oleh para pengguna internet yang sedang mencari konten yang relevandengan yang ada di website,
dan juga menyajikan konten
agar dapat dengan mudah ditemukan oleh mesin-mesin pencari.
3. Periklanan berbasis klik pencarian berbayar (PPC Advertising)
Periklanan PPC (Pay Per Click) memungkinkan marketer membeli
halaman hasil pencarian internet berdasarkan
kata- kata kunci dan kalimat-kalimat
yang dipilih.
4. Pemasaran afiliasi
dan kemitraan strategis (affiliate
marketing and strategic partnership)
Dimensi ini merupakan kegiatan bermitra atau bekerjasama
dengan perusahaan dan website-website
untuk mempromosikan suatu produk atau
layanan demi mencapai keuntungan bersama.
5. Hubungan masyarakat
online (Online PR)
Menciptakan persepsi positif atas suatu
merek atau untuk menempatkan perusahaan sebagai pihak yang berwenang di bidang tertentu dengan menggunakan saluran komunikasi online seperti press release, sindikasi
artikel, dan blog.
6. Jejaring Sosial (Social
Network)
Merupakan sebuah peluang dari pemasaran,
namun saat ini belum ada
satu orangpun atau marketer yang dapat menawarkan sistem periklanan dengan sangat fokus kepada kelompok
masyarakat yang sangat kecil
(niche) atas dasar informasi profil pengguna yang didapatkan dari situs-situs jejaring sosial.
7. E-mail Pemasaran (E-mail Marketing)
E-mail dikirimkan kepada konsumen sebagai kegiatan dari pemasaran
digital, dengan tujuan menjaga hubungan antara konsumen yang sudah ada ataupun
calon konsumen yang bersedian diberi informasi melalui e- mail.
8. Manajemen hubungan konsumen (Customer Relationship Management)
Menjalin dan menjaga
hubungan dengan konsumen yang sudah ada dan membangun
kerjasama yang saling
menguntungkan dengan mereka.
Adapaun data yang didapatkan yaitu followers atau pengikut tertinggi Sportaways.com
terdapat pada sosial
media youtube yaitu
397 ribu followers. Dan untuk
followers terendah, terdapat
pada marketplace tokopedia dengan
14,5 ribu followers.
Dalam
arti, Sportaways.com dikatakan berhasil dalam membangun brand awareness, karena
dilihat dari banyaknya followers Sportaways.com. Namun, sportaways.com perlu
meningkatkan lagi strategi untuk membangun brand
awareness. Karena, terdapat perbedaan
yang cukup signifikan dari followers yang tertinggi hingga yang terendah.
Untuk menciptakan dan meningkatkan
brand awareness bagi suatu
bisnis, penting untuk melakukan kegiatan promosi penjualan yang dapat berpengaruh terhadap kesadaran merek. Menurut (Tjiptono,
2019) promosi merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran
yang berfokus pada upaya menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan kembali konsumen akan merek
dan produk perusahaan. Sedangkan menurut (Rangkuti,
2013) promosi ialah suatu usaha
dilakukan oleh marketer untuk
berkomunkasi dengan audiens atau calon
konsumen. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa promosi penjualan merupakan salah satu bagian penting
dari strategi pemasaran dengan cara melakukan
komunikasi kepada calon konsumen yang memuat tentang pemberitaan atau informasi, membujuk, dan mempengaruhi konsumen tentang segala sesuatu mengenai produk atau jasa
yang dihasilkan (Handoko,
2017). Segala kegiatan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Herdana,
2015). Salah satu
promosi penjualan yang tepat digunaakan pada saat ini adalah
digital marketing dan word of mouth.
Menurut (Handiki
& Mustikasari, 2019) dalam kegiatan word of mouth terdapat
dimensi atau elemen yang dibutuhkan untuk word of mouth agar dapat
menyebar. Terdapat lima elemen utama dalam
word of mouth atau yang biasa
disebut dengan 5T, yaitu:
1. Talkers
Talkers merupakan orang-orang yang akan
membicarakan tentang apa saja mengenai
perusahaan dan merek atau produk. Talkers adalah orang-orang yang memiliki antusianisme yang berhubungan dengan pesan yang disampaikan mereka.
2. Topics
Topics adalah sebuah pesan yang akan membangun alasan untuk orang mengenai perusahan atau produk. Pesan
yang baik adalah pesan yang simpel, mudah dibawa, natural dan tidak terlalu mecolok.
Misalnya seperti, promo spesial, pelayanan yang baik, nama yang unik, dan packaging yang menarik,
yang dapat menjadi topik untuk dibicarakan
oleh konsumen kepada orang
lain.
3. Tools
Tools merupakan alat untuk membantu berjalannya sebuah topik atau pesan.
Walaupun suatu topik atau pesan
sudah bagus pasti membutuhkan tools untuk menyebarkannya. Contohnya seperti produk gratis, kupon, media sosial, iklan melalui
media digital, atau apa saja alat yang dapat membuat orang mudah untuk membicarakan
atau menularkan produk kepada orang lain. Tools
akan membantu menyebarkan topik jauh lebih cepat
dan luas.
4. Taking parts
Taking parts merupakan partisipasi
dari perusahaan seperti, memberikan respon atau tanggapan
dari pertanyaan-pertanyaan dari calon konsumen
tentang infromasi mengenai suatu produk dari perusahaan
secara lebih jelas dan informatif. Respon dapat dilakukan
dengan membalas e-mail, membalas komentar produk di postingansosial media, menjawab telepon. Hal ini dilakukan agar word of
mouth dapat terus berlanjut.
5. Tracking
Tracking adalah tindakan untuk mengukur dan mengerti hal apa
saja yang konsumen bicarakan mengenai perusahaan atau brand. Seperti, memantau respon dari konsumen,
supaya perusahaan dapat mempelajari masukan positif atau negatif dari konsumen. Sehinggam perusahaan dapat mengambil kesimpulan dari respon konsumen untuk kemajuan perusahaan.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII, 2020) merilis hasil
survei jumlah pengguna dan penetrasi internet
2019-2020. Hasil survei tersebut
menunjukkan 73,7 persen masyarakat Indonesia telah terhubung internet. Sedangkan populasi Indonesia pada tahun 2019, merujuk pada
data Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 266,9 juta jiwa, sehingga
dalam survei APJII ini, pengguna internet Indonesia diperkirakan ada sekitar 196,7 juta pengguna. Dalam arti, pada saat ini internet memegang peran penting dalam
penentuan keputusan pembelian konsumen.
Promosi melalui digital marketing tepat dilakukan pada zaman serba teknologi ini, membawa gaya hidup
belanja masyarakat, yang
pada awalnya bersifat konvensional, kini bergeser menuju transaksi pada situs penjualan
online (Sholihin,
2019). Dan promosi
Word of Mouth merupakan
promosi dengan biaya yang sangat minim, karena Word of mouth berasal
dari suatu bentuk yang timbul secara alamiah dan tidak didesain oleh perusahaan juga pemasar. Hal tersebut membuat konsumen membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan,
dan menjual produk atau merek dari
suatu usaha kepada calon pelanggan
lainnya (Pamungkas,
2016).
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas
populasi untuk mewakili seluruh populasi. Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa angket
atau kuisioner, kemudian dilakukan analisa data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan (Sugiyono,
2017).
Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya,
berupa observasi, kuisioner, jajak pendapat dari individu
maupun kelompok ataupun hasil dari
suatu obyek, kejadian atau hasil
pengujian (benda) dan Data Sekunder. yaitu data yang digunakan untuk melengkapi dan mendukung data
yang diperlukan oleh data primer. Sumber
data sekunder ini diperoleh melalui dokumentasi dan studi literatur.
Populasi penelitian yang ditentukan peneliti adalah konsumen atau followers dari Sportaways.com,
dengan jumlah sampel dalam penelitian
ini sebanyak 100 orang responden. Metode pengumpulan sampel menggunakan metode non probability sampling yaitu
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner.
Metode
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda menggunakan software SPSS
26. Regresi linier berganda
digunakan untuk memprediksi besarnya hubungan antara variabel dependen (terikat) yaitu brand awareness,
dengan variabel independen (bebas) yaitu digital marketing dan word of mouth.
Hasil dan Pembahasan
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya item-item kuesioner yang diuji. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang peneliti susun mampu mengukur apa yang hendak diukur. Berikut adalah hasil uji validitas masing-masing variable penelitian.
Tabel 1.
Hasil Uji Validitas Digital Marketing
Digital Marketing |
|||
No. Item |
R.Hitung |
R.Tabel |
Ket. |
X1.1 |
0,690 |
0,197 |
Valid |
X1.2 |
0,717 |
0,197 |
Valid |
X1.3 |
0,521 |
0,197 |
Valid |
X1.4 |
0,792 |
0,197 |
Valid |
X1.5 |
0,772 |
0,197 |
Valid |
X1.6 |
0,758 |
0,197 |
Valid |
X1.7 |
0,781 |
0,197 |
Valid |
X1.8 |
0,825 |
0,197 |
Valid |
X1.9 |
0,807 |
0,197 |
Valid |
X1.10 |
0,810 |
0,197 |
Valid |
X1.11 |
0,808 |
0,197 |
Valid |
X1.12 |
0,828 |
0,197 |
Valid |
Tabel 2.
Hasil Uji Validitas Word of Mouth
Word
of Mouth |
|||
No. Item |
R.Hitung |
R.Tabel |
Ket. |
X1.1 |
0,536 |
0,197 |
Valid |
X1.2 |
0,826 |
0,197 |
Valid |
X1.3 |
0,729 |
0,197 |
Valid |
X1.4 |
0,783 |
0,197 |
Valid |
X1.5 |
0,659 |
0,197 |
Valid |
X1.6 |
0,800 |
0,197 |
Valid |
X1.7 |
0,795 |
0,197 |
Valid |
X1.8 |
0,882 |
0,197 |
Valid |
X1.9 |
0,733 |
0,197 |
Valid |
X1.10 |
0,771 |
0,197 |
Valid |
X1.11 |
0,813 |
0,197 |
Valid |
X1.12 |
0,767 |
0,197 |
Valid |
Tabel 3.
Hasil Uji Validitas Brand Awareness
Brand Awareness |
|||
No. Item |
R.Hitung |
R.Tabel |
Ket. |
Y1 |
0,849 |
0,197 |
Valid |
Y2 |
0,889 |
0,197 |
Valid |
Y3 |
0,870 |
0,197 |
Valid |
Y4 |
0,894 |
0,197 |
Valid |
Y5 |
0,932 |
0,197 |
Valid |
Y6 |
0,870 |
0,197 |
Valid |
Karena
nilai r hitung semua indicator lebih besar dari nilai
r table, maka semua
indicator dapat dilanjutkan
ke uji selanjutnya yaitu uji reliabiltas.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan bertujuan untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam menjawab kuisioner. Jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka kuisioner dapat dikatakan memenuhi konsep reliabilitas. Sedangkan, jika nilai Cronbach Alpha lebih kecil dari
0,6 maka dapat dikatakan kuisioner tidak memenuhi konsep reliabilitas, sehingga pernyataan tidak dapat dijadikan
sebagai alat ukur penelitian.
Tabel 4.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Penelitian
Reliability Statistics |
|||
Variabel |
Cronbach's Alpha |
N of Items |
Kriteria |
Digital Marketing |
0,932 |
12 |
Reliable |
Word Of Mouth |
0,930 |
12 |
Reliable |
Brand Awareness |
0,944 |
6 |
Reliable |
Dari hasil pengolahan data pada tabel tersebut dapat dilihat nilai
Cronbach Alpha dari seluruh
variabel. Maka dapat dikatakan seluruh variabel penelitian memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6. Dengan demikian item pernyataan untuk seluruh variabel yang digunakan dinyatakan reliabel.
3. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu data berkontribusi normal atau tidak. Jika nilai Asymp. Sig > 0,05,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika nilai Asymp. Sig < 0,05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima.
Tabel 5.
Hasil Uji Normalitas dengan
Metode Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||||
|
Unstandardized Residual |
|||
N |
100 |
|||
Normal Parametersa,b |
Mean |
,0000000 |
||
Std. Deviation |
2,27482018 |
|||
Most
Extreme Differences |
Absolute |
,037 |
||
Positive |
,037 |
|||
Negative |
-,036 |
|||
Test Statistic |
,037 |
|||
Asymp. Sig. (2-tailed) |
|
,200c,d |
|
Tabel
hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikan (2-tailed) yang dihasilkan
sebesar 0,200. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp.
Sig > 0,05, hal tersebut
membuktikan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, maka pengujian yang dilakukan bertistribusi normal.
4. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolenieritas ini dilakukan bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik yaitu ketika
tidak terdapat multikolinieritas dalam pengujiannya. Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinieritas
yaitu memiliki VIF < 10
dan angka tolerance > 0,1.
Tabel 6.
Hasil Multikolinearitas
Model |
Collinearity
Statistics |
|
Tolerance |
VIF |
|
(Constant) |
|
|
Digital Marketing |
,463 |
2,161 |
Word of Mouth |
,463 |
2,161 |
Hasil
uji multikolinieritas menunjukkan
bahwa variabel-variabel bebas mempunyai nilai VIF < 10 yaitu: Digital
Marketing = 2,161: Word of Mouth = 2,161. Lalu nilai
tolerance lebih dari
0,1 yaitu Digital Marketing = 0,463 ; Word of Mouth = 0,463. Maka, model regresi linier tersebut bebas dari multikolinieritas
atau tidak terjadi korelasi di antara satu dengan
yang lain.
5. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji
yang dilakukan dengan bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Gambar 2.
Hail Uji Heteroskedastisitas dengan
Scatter Plot
Dari hasil uji heteroskedastisitas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak
membentuk pola tertentu yang jelas, seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit. Selain itu titik - titik tersebut
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka pada uji regresi ini tidak mengalami
gangguan heterokedastisitas.
6.
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tabel 7. Koefisien Regresi Linear Berganda
|
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
T |
Sig |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
Constant |
,035 |
1,414 |
|
,025 |
,980 |
|
Digital marketing |
,303 |
,043 |
,535 |
6,997 |
,000 |
|
Word of mouth |
,212 |
,042 |
,386 |
5,056 |
,000 |
|
Perhitungan pada regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi besarnya hubungan antara variabel dependen (terikat) yaitu Brand Awareness, dengan
variabel independen (bebas) yaitu Digital Marketing
dan Word of Mouth.
1.
Nilai
konstanta pada persamaan regresi sebesar 0,035 artinya jika variabel
Digital Marketing dan Word
Of
Mouth nilainya
adalah 0, maka variabel Brand Awareness nilainya
adalah 0,035.
2.
Nilai
koefisien regresi pada variabel Digital Marketing (X1) terhadap
Brand Awareness (Y) sebesar 0,303. Hal ini menyatakan bahwa Digital Marketing akan
meningkatkan Brand Awareness sebesar 0,303.
3.
Nilai
koefisien regresi pada variabel Word Of Mouth (X2)
terhadap variabel Brand Awareness (Y) sebesar 0,212. Hal ini menyatakan bahwa Word of Mouth
akan meningkatkan Brand
Awareness sebesar 0,212.
Dimana
pada penelitian ini ternyata variabel Digital Marketing
yang merupakan variabel
paling dominan atau besar pengaruhnya terhadap Brand Awareness, tingkat
Digital Marketing sebesar 0,303.
7. Uji Koefisien
Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan atau kontribusi pengaruh yang diberikan dari keseluruhan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil uji koefisien
determinasi, diketahui bahwa nilai koefisien
R Square (R2) sebesar 0,738 atau
73,8%. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kontribusi pengaruh Digital
Marketing dan Word of Mouth terhadap Brand
Awareness sebesar 73,8% sedangkan
sisanya sebesar 26,2% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
8. Uji T (Uji Parsial)
Uji T (Uji Parsial) pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
parsial (sendiri) yang diberikan oleh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika nilai Sig. < 0,05, atau T hitung > T tabel maka terdapat pengaruh
variabel X terhadap variabel Y. T tabel = 1,984.
1. Nilai Sig. untuk
pengaruh Digital Marketing (X1) terhadap Brand Awareness (Y) adalah
sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai
t hitung 6,997 > 1,984, sehingga
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti secara parsial Digital Marketing (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Brand Awareness (Y). Dan berdasarkan nilai t hitung menunjukkan pengaruh yang positif, artinya apabila Digital
Marketing (X1) meningkat, maka
Brand Awarness (Y) meningkat.
2. Nilai Sig. untuk
pengaruh Word Of Mouth (X2)
terhadap Brand Awareness (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05
dan nilai t hitung 5,056 >
1,984, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti secara parsial Word Of Mouth (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand
Awareness (Y). Dan berdasarkan nilai t hitung menunjukkan pengaruh yang positif, artinya apabila Word of Mouth (X2) meningkat,
maka Brand Awarness (Y)
juga meningkat.
9. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
simultan (bersama-sama) antara seluruh variabel independen (bebas) dengan variabel
dependen (terikat). Jika nilai Sig. < 0,05, atau F hitung > F tabel maka terdapat pengaruh
variabel X secara simultan terhadap variabel Y. F tabel = 3,09
Tabel 8.
Hasil Uji F
|
||||||
Model |
Sum of square |
Df |
Mean square |
F |
Sig |
|
1 |
Regression |
1441,204 |
2 |
721,102 |
136,533 |
,000b |
Residual |
512,306 |
97 |
5,282 |
|
|
|
Total |
1954,510 |
99 |
|
|
|
|
|
||||||
|
Berdasarkan
hasil Uji F pada tabel di atas diketahui nilai signifikasi untuk pengaruh Digital
Marketing (X1) dan Word Of Mouth (X2) secara simultan terhadap Brand Awareness (Y) adalah
sebesar 0,000 < 0,05 dan F hitung
136,533 > F tabel 3,09, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Digital Marketing (X1) dan Word Of Mouth
(X2) secara simultan terhadap Brand Awareness (Y).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis
mengenai pengaruh Digital
Marketing dan Word of Mouth terhadap Brand
Awareness Sportaways.com, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil dari peneltian ini membuktikan kebenaran hipotesis bahwa Digital Marketing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Brand Awareness Sportaways.com. Hasil dari peneltian ini membuktikan kebenaran hipotesis bahwa Word of Mouth berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Brand Awareness Sportaways.com. Besaran pengaruh Digital
Marketing dan Word of Mouth terhadap Brand
Awareness toko retail olahraga
Sportaways.com dapat diketahui melalui koefisien R Square (R2)
sebesar 0,738 atau 73,8%. Berdasarkan hasil Uji
F dapat diketahui bahwa secara bersama-sama
variable independen Digital Marketing (X1)
dan Word Of Mouth (X2) yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, yaitu Brand Awareness (Y)
DAFTAR PUSTAKA
Durianto, Darmadi. (2004). Brand
Equity Ten Strategi Memimpin Pasar. Gramedia Pustaka Utama.
Handiki, Kiki, & Mustikasari,
Ati. (2019). Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Brand Awareness Pada Pt Gumbira
Wana Indonesia 2019. EProceedings of Applied Science, 5(2).
Handoko, Bagus. (2017). Pengaruh
Promosi, Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Titipan
Kilat JNE Medan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 18(1),
61–72.
Herdana, Auditya. (2015). Analisis
Pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awareness) Pada Produk Asuransi Jiwa Prudential
Life Assurance (Studi Pada Pru Passion Agency Jakarta). Jurnal Riset Bisnis
Dan Manajemen, 3(1).
Kotler, Philip, & Keller, Kevin
Lane. (2016). Manajemen Pemasaran Edisi 15e. PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Jakarta.
Liwe, Farli. (2013). Kesadaran Merek,
Keragaman Produk, Dan Kualitas Produk Pengaruhnya Terhadap Pengambilan
Keputusan Konsumen Membeli Di Kentucky Fried Chicken Manado. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(4).
Maulana, Anggi Ridho. (2019). Peran
digital marketing dan harga kompetitif dalam meningkatkan penjualan cv. Akar
daya mandiri lubuk pakam. Universitas dharmawangsa.
Nurmuhajjirni, Hilda. (2017). Fenomena
Trend Fashion Zentai dalam Kehidupan Remaja di Jepang Dewasa Ini.
Pamungkas, Bagas Aji. (2016).
Pengaruh promosi di media sosial dan word of mouth terhadap keputusan pembelian
(Studi kasus pada Kedai Bontacos, Jombang). Jurnal Komunikasi, 10(2),
145–160.
Rangkuti, Freddy. (2013). Strategi
promosi yang kreatif dan analisis kasus. Gramedia Pustaka Utama.
Sholihin, Riadhus. (2019). Digital
marketing di Era 4.0. Anak Hebat Indonesia.
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Taha, Nur Sia. (2017). Pengaruh
inovasi produk dan sales promotion terhadap keputusan pembelian di the centrum
restaurant (survey terhadap konsumen the centrum restaurant). Fakultas
ekonomi dan bisnis unpas bandung.
Tjiptono, Fandy. (2019). Strategi
pemasaran.
Wasil, Mohammad. (2018). Pengaruh
Brand Awareness, Brand Association, dan Percieved Quality. Forum Ekonomi,
19(2), 137–147.