ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY
RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASET TURNOVER TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN SEKTOR ENERGI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2019-2022
Budi Suhari1, Mentiana Sibarani2, Dhany Heryanto Soegieharto3
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Harapan Bangsa1,2 Universitas
Padjadjaran 3
Email: budisuhari26@gmail.com1, mentiana@ithb.ac.id2, dhanyheryanto@gmail.com3
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh faktor rasio likuiditas,
profitabilitas, solvabilitas
dan rasio perputaran asset terhadap harga saham pada perusahaan sektor energi di Bursa Efek Indonesia. Fenomena yang terjadi adalah ketika indeks saham
sektor energi menjadi tertinggi dari sektor lainnya
di sepanjang tahun 2022
yang mencapai 36 persen dengan pertumbuhan 2,1 persen. Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive
sampling method, dimana dari
delapan puluh empat perusahaan sektor energi, yang diambil hanya tiga
puluh dua perusahaan yang memiliki laporan keuangan secara lengkap pada tahun 2021-2022.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor variabel Current Ratio dan Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh negative terhadap harga saham, sedangkan
faktor variabel rasio Net Profit Margin dan Total Asset Turnover secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan variabel Current Ratio, Net Profit Margin, Debt to Equity
Ratio dan Total Asset Turnover memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengetahui pengaruh terhadap Return Saham.
Kata Kunci: Curren Ratio (CR); Debt to
Equity Ratio (DR); Net Profit Margin (NPM); Total Asset Turnover (TATO); Harga Saham.
Abstract
The
aim of this research is to determine the influence of liquidity ratios,
profitability, solvency and asset turnover ratios on share prices in energy
sector companies on the Indonesia Stock Exchange. The phenomenon that occurred
was when the energy sector stock index became the highest compared to other
sectors throughout 2022, reaching 36 percent with growth of 2.1 percent. The
sampling method for this research uses a purposive sampling method, where of
the eighty-four energy sector companies, only thirty-two companies were
selected that had complete financial reports for 2021-2022. The results of the
research show that the variable factors Current Ratio and Debt to Equity Ratio
partially have a negative effect on stock prices, while the variable factors
Net Profit Margin and Total Asset Turnover ratios partially have a positive
effect on stock prices. Meanwhile, simultaneously the variables Current Ratio,
Net Profit Margin, Debt to Eqsuity Ratio and Total
Asset Turnover have a significant influence on share prices. It is hoped that
future research will be able to determine the effect on stock returns.
Keywords: Curren
Ratio (CR); Debt to Equity Ratio (DER); Net Profit Margin (NPM); Total Asset
Turnover (TATO); Stock Price.
Pendahuluan
Pasar
modal Indonesia memiliki peran
besar bagi perekonomian negara (Jogiyanto,
2017; Permata & Ghoni, 2019). Dengan adanya pasar modal (capital market) investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return) (Dheaanty &
Abdhullah, 2020). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan dapat beroperasi dan bisa mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas (Handini &
Dyah, 2020). Pada aktivitas
pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi. Hal ini dikarenakan harga saham menunjukkan
prestasi sebuah perusahaan dan juga menunjukkan nilai dari suatu
perusahaan. Pada prinsipnya
semakin baik potensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka akan berpengaruh positif terhadap tingkat permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
harga saham perusahaan tersebut (Ferdianto,
2014; Nafiah & Fauziyanti, 2022).
Harga saham yang berfluktuasi
dari waktu ke waktu menyebabkan
diperlukannya serangkaian analisis baik secara
teknikal maupun secara fundamental perusahaan pada kejadian masa periode waktu tertentu.
Secara fundamental, harga suatu jenis pasar dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kemungkinan risiko yang dihadapi perusahaan. Kinerja perusahaan tercermin dari laba operasional dan laba bersih per saham serta beberapa
rasio keuangan yang menggambarkan kekuatan manajemen dalam mengelola perusahaan. Risiko perusahaan tercermin dari daya tahan perusahaan
dalam menghadapi siklus ekonomi serta faktor makro
ekonomi dan makro non ekonomi (Adnyana,
2020). Persaingan bisnis antar perusahaan sejenis dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan sehingga berdampak pada harga saham (Ferdila et al.,
2023).
Fokus penelitian ini adalah pada perusahaan sektor energi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2019-2022. Perusahaan sektor
energi adalah sangat penting sekali peranannya karena sektor energi merupakan
bagian dari kebutuhan utama sehari-hari masyarakat yang
sangat cepat perputarannya dikarenakan tingginya tingkat pemenuhan kebutuhan masyarakat pada aktifitas-aktifitas produksi, distribusi, transportasi, perdagangan, konsumsi dan
lain-lain. Saham-saham sektor
energi meningkat tinggi di sepanjang tahun 2022 dimana saham-saham energi ini melesat hingga
36 persen. Di tengah adanya penurunan indeks saham Tanah Air tahun 2022, indeks saham energi justru
mampu mencatatkan kenaikan tertinggi dengan pertumbuhan 2,1 persen (Malik, 2022).
Berdasarkan latar belakang fenomena pergerakan harga saham pada perusahaan sektor energi pada periode tersebut diatas maka perlu
diteliti sejauh mana peranan variabel faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham secara
fundamental dari kinerja perusahan emiten.
Teori Sinyal (Signalling Theory)
Menurut Brigham & Houston di dalam
(Nurlaili
et al., 2023), Sinyal merupakan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor mengenai bagaimana manajemen melihat prospek perusahaan. Signalling Theory mendorong perusahaan untuk mempublikasikan informasi mengenai perusahaan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengetahui prospek kerja perusahaan dimasa depan. Dalam hal ini informasi
yang dipublikasikan oleh perusahaan
adalah laporan keuangan. Publikasi laporan keuangan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik (good news) sehingga investor tertarik melakukan perdagangan saham. Begitu pula sebaliknya, jika informasi yang diumumkan memberikan sinyal bahwa prospek perusahaan
buruk (bad
news), maka investor tentu
tidak akan tertarik untuk berinvestasi.
Teori Keagenan (Agency Theory)
Agency
Theory menjelaskan adanya hubungan antara agent dalam hal ini
adalah manajer perusahaan sebagai pengelola yang dipercayakan dalam pengambilan keputusan yang memiliki anggung jawab dalam
pengelolaan perusahaan sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan pemilik perusahaan (principal)
yang bertanggung jawab dalam pengawasan kinerja agent dalam mengelola perusahaan dan mempertanggungjawab-kan kepada pihak lain (Kusmawati,
2021).
Pasar Modal dan Saham
Pasar
modal merupakan tempat bertemunya pihak yang menawarkan dana (investor) dengan
pihak yang membutuhkan dana
(perusahaan) dengan cara bertransaksi dengan melakukan perdagangan efek atau instrument pasar modal. Salah satu
instrument pasar modal adalah saham,
dimana saham merupakan tanda bukti penyertaan modal atau bukti kepemilikan
atas suatu perseroan terbatas. Seorang investor akan menerima dividen, yaitu bagian dari
keuntungan usaha yang dibagikan kepada pemilik saham (Astuti,
2013).
Instrument pasar modal yang diperdagangkan berbentuk surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan kembali oleh pemiliknya, baik instrument pasar modal bersifat
kepemilikan atau bersifat utang. Instrument pasar modal yang bersifat kepemilikan diwujudkan dalam bentuk saham, sedangkan
yang bersifat utang diwujudkan
dalam bentuk obligasi (Zahroh,
2016).
Harga Saham
Harga
saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa
pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar serta ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar
modal. Harga ini terjadi setealah saham tersebut dicatat di bursa, baik bursa utama maupun over the
counter market (OTC). Transaksi di sini sudah tidak
lagi melibatkan emiten dan pinjaman emisi. Harga pasar ini merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain
dan disebut sebagai harga di pasar sekunder. Harga inilah yang menyatakan naik-turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat-surat kabar atau media-media lainnya (Jogiyanto,
2017).
Informasi mengenai
kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks
yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks
pasar saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar.
Karena merupakan indikator
yang menggambarkan pergerakan
harga-harga saham, maka indeks pasar saham juga disebut indeks harga saham
(stock price index). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite
stock price index menggunakan seluruh
saham tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.
Masing-masing pasar modal memiliki indeks yang dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan
indeks harga. Sebagai contoh IHSG di
masing-masing negara memiliki tingkat
perkembangan yang berbeda (Handini
& Dyah, 2020).
Current Ratio (CR)
Current
Ratio yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, menurut Darsono, di dalam (Rizka
Nazilatur, 2018). Semakin tinggi rasio ini
maka semakin likuid perusahaan. Menurut (Hartini &
Rosadi, 2019), Current Ratio (CR) dirumuskan
sebagai berikut :
Net
Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) yaitu analisis efisiensi biaya yang digunakan untuk menggambarkan profitabilitas perusahaan secara umum, baik dari
bisnis utama mapupun bisnis sampingan. Semakin besar rasio ini
maka perusahaan ini semakin profitable untuk jangka
waktu yang panjang (Aulianisa,
2013) yang dirumuskan :
Debt to
Equity Ratio (DER)
DER
adalah rasio keuangan yang mengindikasikan seberpa banyak hutang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai asset perusahaan (Astuti, 2013). DER menunjukkan perentase penyedia dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman, dimana semaki tinggi rasio,
maka semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Semakin tinggi hutang sebuah perusahaan,
maka akan semakin tinggi pula profitabilitas yang dihasilkan
dan resikonya. Rumus DER menurut Brigthham & Houston
di dalam (Nurlaili et
al., 2023) adalah sebagai berikut :
Perusahaan yang meningkatkan
hutang dapat dipandang sebagai perusahaan yang cukup yakin dengan prospek
perusahaan di masa depan (Rizka
Nazilatur, 2018).
Total
Asset Turnover (TATO)
Menurut Kasmir di dalam (Rizka
Nazilatur, 2018), Total Asset Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan serta mengukur berapa jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap penjualan aktiva. Rasio ini
dihitung sebagai hasil bagi antara
besarnya jumlah penjualan dengan total asset. Perputaran total asset yang rendah
mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kelebihan total asset, dimana
total asset yang ada tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan. Menurut Brigham & Houston di dalam
(Rizka
Nazilatur, 2018), Total Asset Turnover (TATO) dirumuskan sebagai berikut :
Metode Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui pengaruh Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Total Asset Turnover terhadap harga saham pada perusahaan sector
energy yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2019 hingga
2022. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan sektor energy
yang terdaftar pada di Bursa Efek
Indonesia selama periode
2019 hingga 2022 yang berjumlah
84 perusahaan. Pemilihan sampel dalam penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria tertentu sehingga ditetapkan sampel sebanyak 32 perusahaan emiten. Untuk menguji pengaruh
CR, NPM, DER, dan TATO terhadap harga
saham maka digunakan metode analisis data kuantitatif dan diolah menggunakan software Eviews
12 untuk memperoleh hasil yang akurat. Bentuk model persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut :
Harga Saham = α + β₁CR +
β₂NPM + β₃DER + β₄TATO + e
Hasil
dan Pembahasan
Analisis deskriptif dari data yang diambil pada penelitian ini adalah menggunakan data pengamatan selama periode yang dimulai dari tahun 2019-2022 dengan unit quartalan dan 32 data
cross section perusahaan sampel
yang Listing di BEI maka didapatkan
128 data observasi. Deskripsi
variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini meliputi nilai
minimum, maksimum, rata-rata dan standar
deviasi dari variabel-variabel dalam penelitian ini. Adapun variabel tersebut adalah Current Ratio, Net Profit Margin, Debt to Equity
Ratio, Total Assets Turnover, dan Harga Saham. Lima variabel
tersebut akan dibahas secara lebih detil sebagai
berikut :
Tabel 1. Analisa Statistik
Deskriptif
Variabel |
Mean |
Median |
Maximum |
Minimum |
Std.Dev |
Harga saham (Rp) |
1.708,61 |
487 |
39.025 |
50 |
2.357,78 |
CR (%) |
2,15 |
1,67 |
10,07 |
0,27 |
0,87 |
DER (%) |
1,66 |
1,14 |
24,85 |
0,05 |
1,92 |
NPM (%) |
0,08 |
0,09 |
0,81 |
-1,01 |
0,16 |
TATO (x) |
0,64 |
0,52 |
2,59 |
0,16 |
0,13 |
Sumber : Data Diolah, 2023
Tabel 1.
Menunjukkan hasil statistik deskriptif yang telah diolah menggunagan
Software Eviews
12, dimana Harga Saham sebagi
variabel dependen memiliki nilai rata-rata sebesar 1.708,61 rupiah serta nilai median rata-rata tertimbang sebesar Rp. 487 dan nilai standar deviasi
sebesar 2.357,78 rupiah dengan nilai minimum sebesar 50 rupiah yang terdapat
pada perusahaan PT. Energi
Mega Persada Tbk tahun 2019, PT. Darma Henwa Tbk tahun 2019-2021, PT. Logindo Samudramakmur Tbk tahun 2019-2020 dan nilai maksimum sebesar 39.025 yang terdapat pada
perusahaan PT. Indo Tambangraya
Megah Tbk tahun 2022. Sedangkan untuk variabel independen
pada tebel diatas menunjukkan Current Ratio memiliki
nilai terendah sebesar 0,27 persen pada PT. Bumi
Resourse Tbk sampai dengan nilai
tertinggi sebesar 10,07 persen pada PT. Harum Energy Tbk dengan rata-rata tertimbang sebesar 2.15 persen dan standar deviasi rata-rata tertimbang 0,87 persen serta nilai median rata-rata tertimbang sebesar 1,67 persen. Debt to Equity Ratio memiliki nilai terendah sebesar 0,05 persen pada PT. Mitrabahtera Segara Sejati Tbk.
sampai dengan nilai tertinggi sebesar 24,85 persen pada PT.
Bumi Resources Tbk. dengan
rata-rata tertimbang sebesar
1,66 persen dan standar deviasi rata-rata tertimbang 1,92
persen serta nilai median rata-rata tertimbang
sebesar 1,14 persen. Net Profit Margin memiliki nilai terendah sebesar -1,01 persen pada PT. Apexindo Pratama Duta Tbk sampai dengan nilai
tertinggi sebesar 0,81 persen juga pada PT. Apexindo Pratama duta Tbk
dengan rata-rata tertimbang
sebesar 0,08 persen dan standar deviasi rata-rata tertimbang 0,16 persen serta nilai median rata-rata tertimbang sebesar 0,09 persen. Total Assets Turnover memiliki nilai terendah sebesar 0,16 persen pada PT. Apexindo Pratama Duta Tbk. sampai dengan nilai
tertinggi sebesar 2,59 persen pada PT. Golden Energy Mines Tbk.
dengan rata-rata tertimbang
sebesar 0,64 persen dan standar deviasi rata-rata tertimbang 0,13 persen serta nilai median rata-rata tertimbang sebesar 0,52 persen.
Uji Asumsi Klasik
Pertimbangan perlunya uji
asumsi klasik dalam model analisis regresi adalah untuk menghindarkan bias yang
membuat hasil regresi tidak memiliki kemampuan untuk mengestimasi dengan baik
atau bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Hasil uji asumsi
klasik untuk model di atas diuraikan sebagai bagian berikut ini.
Uji Normalitas
Hasil
pengujian normalitas dapat dilihat
pada Gambar berikut ini.
Gambar
1. Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data Diolah, 2023
Dari gambar histogram
diatas terlihat bahwa nilai Jarque-Bera sebesar 2,292218 dengan probability
value nya yaitu sebesar 0,317871. Dengan demikian probability
value yaitu 0,317871 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan dengan
tingkat keyakinan 95 persen dapat dikatakan bahwa error term atau
seluruh variabel yang diobservasi berdistribusi normal. Kenormalan distribusi
ini juga ditunjukkan oleh histogram distribusi data yang cenderung membentuk
kurva normal.
Uji Multikolinearitas
Berikut ini adalah hasil uji
multikolineartitas.
Tabel 2. Uji Multikolinearitas Antar Variabel Independent (Variabel Pada Substruktur 1)
|
CR |
NPM |
DER |
TATO |
CR |
1.0000 |
0.0357 |
-0.5369 |
0.0909 |
NPM |
0.0357 |
1.0000 |
-0.1522 |
-0.0479 |
DER |
-0.5369 |
-0.1522 |
1.0000 |
-0.2620 |
TATO |
0.0909 |
-0.0479 |
-0.2620 |
1.0000 |
Sumber: Data Diolah, 2023
Dari Tabel 2. diketahui bahwa tidak ada masalah
multikolinearitas dalam persamaan regresi berganda. Hal ini dikarenakan nilai matrik (correlation
matrix) dari semua variabel Independen adalah tidak ada
yang bernilai di atas 0,80.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glesjer. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan
uji glesjer.
Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable : ABS_RES
Method: Panel Least Squares
Date: 12/04/23 Time:
21:34
Sample: 2019 2022
Periods Included : 32
Total panel (balanced) observations: 128
Variable |
Coefficient |
Std . Error |
t - Statistic |
Prob . |
C |
1.263171 |
0.135516 |
9.321194 |
0.0000 |
CR |
-0.150049 |
0.090624 |
-1.655734 |
0.1003 |
NPM |
0.048720 |
0.040252 |
1.210360 |
0.2285 |
DER |
0.029939 |
0.066320 |
0.451432 |
0.6525 |
ΤΑΤΟ |
0.199470 |
0.090263 |
2.209884 |
0.0894 |
Root MSE |
0.603694 |
R - squared |
0.075575 |
|
Mean dependent var |
0.939298 |
Adjusted R - squared |
0.045513 |
|
S.D. dependent var |
0.630354 |
S.E. of regression |
0.615842 |
|
Akaike info criterion |
1.906627 |
Sum squared resid |
46.64915 |
|
Schwarz criterion |
2.018034 |
Log likelihood |
-117.0241 |
|
Hannan - Quinn criter . |
1.951892 |
F - statistic |
2.513925 |
|
Durbin - Watson stat |
0.577935 |
Prob ( F - statistic ) |
0.044977 |
Sumber: Data Diolah, 2023
Berdasarkan hasil pengujian table 3. menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar
dari 0.05. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam
model regresi.
Pemilihan Common Effect, Fixed Effect atau
Random Effect
Analisis regresi data panel merupakan suatu metode
yang digunakan untuk memodelkan pengaruh variabel prediktor terhadap variabel
respon dalam beberapa sektor yang diamati dari suatu objek penelitian selama
periode waktu tertentu. Analisis regresi data panel merupakan suatu metode yang digunakan untuk memodelkan pengaruh variabel
prediktor terhadap variabel respon dalam beberapa sektor yang diamati dari
suatu objek penelitian selama periode waktu tertentu. Selain itu, regresi data
panel juga digunakan untuk melakukan peramalan variabel respon pada setiap
sektor yang ada. Namun, untuk meramalkannya, perlu dilakukan peramalan terlebih
dahulu untuk variabel prediktornya pada masing-masing sektor.
Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk menentukan model apakah Common
Effect (CE) ataukah Fixed Effect (FE) yang paling tepat digunakan
dalam mengestimasi data panel.
Tabel 4. Ringkasan Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests |
|
|
|
Equation: Untitled |
|
|
|
Test cross-section fixed effects |
|
|
|
Effects Test |
Statistic |
d.f. |
Prob. |
Cross-section F |
8.180972 |
(31,92) |
0.0000 |
Cross-section Chi-square |
169.410912 |
31 |
0.0000 |
Sumber : Data Diolah, 2023
Seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas, nilai probabilitas Cross-section Chi-square adalah sebesar 0,0000. Jika nilai Prob. Cross-section
Chi-square < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan fixed effect daripada common effect.
Karena 0,0000 < 0,05 maka
disarankan untuk menggunakan fixed effect.
Uji Hausman
Uji Hausman adalah pengujian yang dilakukan untuk memilih apakah model
Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan.
Tabel 5. Ringkasan Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test |
|||
Equation: Untitled |
|||
Test cross-section random effects |
|
|
|
Test Summary |
Chi-Sq. Statistic |
Chi-Sq. d.f. |
Prob. |
Cross-section random |
0.179572 |
4 |
0.9962 |
Sumber : Data Diolah, 2023
Seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas, nilai probabilitas Cross-section random adalah sebesar 0,9962. Jika nilai Prob.
Cross-section random < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan random effect dari
pada fixed effect. Karena 0,9962 > 0,05 maka disarankan untuk menggunakan fixed effect.
Berdasarkan kedua uji penentuan model regresi diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa fixed effect adalah model terbaik untuk model penelitian ini. Pengujian lagrange multiplier tidak ditampilkan, karena hasil uji menunjukan fixed effect pada uji Chow dan Uji
Hausman. Sedangkan uji lagrange
multiplier ditujukan untuk menguji penggunaan random
effect atau common effect.
Uji Regresi
Pengujian regresi untuk pengaruh Current Ratio, Net Profit
Margin, Debt to Equity Ratio dan Total Assets Turnover Terhadap
Harga Saham secara
simultan, dilakukan melalui Panel Least Square dengan persamaan Regresi
Linier berganda yang menunjukkan hubungan kausal antar variabel sebagai
berikut:
Persamaan Regresi:
Y = β0
+ β1X1ij + β2X2ij + β3X3ij + β4X4ij + εi
Dimana:
Y = Harga Saham
X1 = Current Ratio
X2 = Net Profit Margin
X3 = Debt to Equity Ratio
X4 = Total Assets Turnover
β0 = Konstanta/ intersep
βi = Koefisien regresi
masing-masing variabel independen
εi = Pengaruh variabel lain
di luar model yang ditetapkan atau galat/ residu/error
Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik
melalui program statistik Software Eviews ver. 12.0 untuk Substruktur I, yaitu: Current Ratio,
Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio dan Total Assets Turnover Terhadap
Harga Saham secara simultan, maka diperoleh hasil seperti yang terdapat pada
Tabel di bawah ini;
Tabel 6. Persamaan Regresi
Struktural
Dependent Variable PRICE |
||||
Method Panel Least Squares |
||||
Date 12/04/23 Time 21:37 |
||||
Sample 2019 2022 |
||||
Periods included 4 |
||||
Cross-sections included 32 |
||||
Total panel (balanced) observations 128 |
||||
Variable |
Coefficient |
Std Error |
t-Statistic |
Prob |
c |
6.915863 |
0.175620 |
39.37961 |
0.0000 |
CR |
-0.018271 |
0.153264 |
-0.119212 |
0.9054 |
NPM |
0.109215 |
0.045421 |
2.404484 |
0.0182 |
DER |
-0.191160 |
0.124845 |
-1.531180 |
0.1292 |
TATO |
0.499708 |
0.216936 |
2.303481 |
0.0235 |
Effects Specification |
||||
Cross-section fixed (dummy variables) |
||||
Root MSE |
0.400573 |
R-squared |
0.921450 |
|
Mean dependent var |
6.322.969 |
Adjusted R-squared |
0.891566 |
|
S.D dependent var |
1.434.865 |
S.E ofregression |
0.472491 |
|
Akaike info criterion |
1.570.661 |
Sum squared resid |
2.053.877 |
|
Schwarzcriterion |
2.372.794 |
Log likelihood |
-6.452.230 |
|
Hannan-Quinn criter. |
1.896.572 |
F-statistic |
3.083.493 |
|
Durbin-Watson stat |
1.813.108 |
Prob(F-statistic) |
0.000000 |
Sumber
: Data Diolah, 2023
Dari hasil perhitungan Tabel 6 di atas, maka dapat
diperoleh hasil regresi linier berganda secara parsial sebagai berikut:
Y = 6,915863 - 0,018271(X1) + 0,109215(X2) - 0,191160(X3) + 0,499708(X4) + ε1
Untuk koefisien
jalur X1 terhadap
Y sebesar -0,018271 artinya jika
Current Ratio mengalami peningkatan
maka Harga Saham akan menurun
sebesar 0,018271 satuan atau
Current Ratio memberikan kontribusi
terhadap penurunan Harga Saham sebesar 0,018271 satuan.
Untuk koefisien
jalur X2 terhadap
Y
sebesar 0,109215 artinya jika
Net Profit Margin mengalami peningkatan
maka Harga Saham akan meningkat
sebesar 0,109215 satuan atau
Net Profit Margin memberikan kontribusi
terhadap peningkatan Harga Saham sebesar 0,109215 satuan.
Untuk koefisien
jalur X3 terhadap
Y sebesar 0,191160 artinya jika
Debt to Equity Ratio mengalami peningkatan
maka Harga Saham akan menurun
sebesar 0,191160 satuan atau
Debt to Equity Ratio memberikan kontribusi
terhadap penurunan Harga Saham sebesar 0,191160 satuan.
Untuk koefisien
jalur X4 terhadap
Y sebesar 0,499708 artinya jika
Total Assets Turnover mengalami peningkatan
maka Harga Saham akan meningkat
sebesar 0,499708 satuan atau
Total Assets Turnover memberikan kontribusi
terhadap peningkatan Harga Saham sebesar 0,499708 satuan.
Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis
Simultan
Untuk menguji adanya
pengaruh secara bersama-sama Current Ratio, Net Profit Margin, Debt to
Equity Ratio dan Total Assets Turnover Terhadap Harga
Saham digunakan Statistik uji F Snedecor.
Hasil F-statistik atau Fhitung adalah 30,83493 (Tabel 4.10) dan Prob (F-statistics)
adalah 0,00000 pada tingkat signifikansi
5%, sedangkan nilai F tabel dengan jumlah n = 128 dan jumlah variabel
independen = 4 variabel dan variabel
dependen = 1 variabel, maka df1 = k-1 = 4-1=3, dan df2 = n –
k - 1 = 128 – 4 – 1 = 123, dengan menggunakan
tingkat signifikansi 5% diperoleh hasil F tabel = 2,6783.
Hipotesis penelitian,
tentang adanya pengaruh secara simultan: diuji dengan uji F. Ho.j
ditolak jika Thitung > T tabel (k, n-k-1), pada taraf (signifakan
α = 0,05 dan derajat bebas db1 = k dan db2 = n – k –
1), dimana n = ukuran sampel dan k = jumlah variabel bebas. Atau jika nilai
probabilitas kesalahan statistik (p-value) < α = 0,05. Pada
kondisi ini hipotesis alternatif Ha.j diterima.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 11 didapatkan
nilai Fhitung
30,83493 lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel
2,6783. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bahwa Current Ratio, Net Profit Margin, Debt to
Equity Ratio dan Total Assets Turnover memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Pengujian Hipotesis
Parsial
Pengaruh parsial variabel Current Ratio (X1) terhadap Harga Saham (Y) perlu dilakukan
pengujian statistik yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Pengaruh dari Current Ratio terhadap Harga Saham
Pengaruh Parsial |
β1 |
t hitung |
p-Value |
Kesimpulan |
Pengaruh dari Current Ratio terhadap Harga
Saham |
-0,018271 |
-0,119212 |
0,9054 |
Tolak H0, terima H1. Terdapat
pengaruh yang signifikan dan negatif dari Current
Ratio terhadap Harga
Saham |
Sumber : Data Diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 7. nilai koefisien
regresi dari Current Ratio (β1)
adalah sebesar -0,018271. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar -0,119212 dengan tingkat
signifikansi (α )= 5%, derajat kebebasan (degree of freedom)= n-k-1
atau 128-4-1 = 123 dan pengujian dilakukan
dengan dua sisi (2-tailed), diperoleh t tabel sebesar -1,9794; sehingga t hitung > daripada – t tabel (-0,119212 > -1,9794); demikian pula P-value
0,9054 > 0.05; sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti H1
ditolak. Berarti tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dan negatif dari variabel Current Ratio terhadap Harga Saham.
Pengaruh Net Profit Margin Secara Parsial terhadap Harga Saham
Pengaruh parsial variabel Net Profit Margin (X2) terhadap Harga Saham (Y) perlu dilakukan
pengujian statistik yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Pengaruh dari Net Profit Margin terhadap Harga Saham
Pengaruh Parsial |
β2 |
t hitung |
p-Value |
Kesimpulan |
Pengaruh dari Net Profit Margin terhadap Harga
Saham |
0,109215 |
2,404484 |
0,0182 |
Tolak H0: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari Net
Profit Margin terhadap Harga
Saham |
Sumber : Data Diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 8. nilai koefisien
regresi dari Net Profit
Margin (β2) adalah sebesar 0,109215. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,404484 dengan tingkat
signifikansi (α )= 5%, derajat kebebasan (degree of freedom)= n-k-1
atau 128-4-1 = 123 dan pengujian dilakukan
dengan dua sisi (2-tailed), diperoleh t tabel sebesar 1,9794; sehingga t hitung > daripada t tabel (2,404484 > 1,9794); demikian pula P-value
0,0182 < 0.05; sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti H1
diterima. Berarti terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari variabel Net Profit Margin terhadap Harga Saham. Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan 1 satuan dari variabel Net Profit Margin
akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0,109215 satuan.
Pengaruh Debt to Equity Ratio Secara Parsial terhadap Harga Saham
Pengaruh parsial variabel Debt to Equity Ratio (X3) terhadap Harga Saham (Y) perlu dilakukan
pengujian statistik yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 9. Hasil Uji Pengaruh dari Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham
Pengaruh Parsial |
β3 |
t hitung |
p-Value |
Kesimpulan |
Pengaruh dari Debt to Equity Ratio terhadap Harga
Saham |
–0,191160 |
–1,531180 |
0,1292 |
Terima H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan negatif dari Debt to
Equity Ratio terhadap Harga
Saham |
Sumber : Data Diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 9. nilai
koefisien regresi dari Debt to Equity Ratio (β3) adalah sebesar –0,191160. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar –1,531180 dengan tingkat
signifikansi (α )= 5%, derajat kebebasan (degree of freedom)= n-k-1
atau 128-4-1 = 123 dan pengujian dilakukan dengan dua sisi
(2-tailed), diperoleh t tabel sebesar 1,9794; sehingga t hitung >
daripada – t tabel (–1,531180 > –1,9794); demikian pula P-value
0,1292 > 0.05; sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti H1
ditolak. Berarti tidak terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan dari variabel Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham.
Pengaruh Total Assets Turnover Secara Parsial terhadap Harga Saham
Pengaruh parsial variabel Total Assets Turnover (X4) terhadap Harga Saham (Y) perlu dilakukan
pengujian statistik yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 10. Hasil Uji Pengaruh dari Total Assets Turnover terhadap Harga Saham
Pengaruh Parsial |
β4 |
t hitung |
p-Value |
Kesimpulan |
Pengaruh dari Total Assets Turnover terhadap Harga
Saham |
0,499708 |
2,303481 |
0,0235 |
Tolal H0, terima H1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Total
Assets Turnover terhadap Harga
Saham |
Sumber : Data Diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 10. nilai koefisien regresi dari Total Assets Turnover (β4) adalah sebesar 0,499708. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,303481 dengan tingkat
signifikansi (α )= 5%, derajat kebebasan (degree of freedom)= n-k-1
atau 128-4-1 = 123 dan pengujian dilakukan
dengan dua sisi (2-tailed), diperoleh t tabel sebesar 1,9794; sehingga t hitung > daripada t
tabel (2,303481 >1,9794); demikian pula P-value
0,0235 < 0.05; sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti H1
diterima. Berarti terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari variabel Total Assets Turnover terhadap Harga Saham. Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan 1 satuan dari variabel Total Assets
Turnover akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0,191160 satuan
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 11. Koefisien Determinasi Current Ratio, Net Profit Margin, Debt to
Equity Ratio dan Total Assets Turnover Terhadap Harga
Saham
Pengaruh Simultan |
R2 |
F hitung |
p-Value |
Standard Error of Reg |
Pengaruh dari Current Ratio, Net Profit Margin, Debt
to Equity Ratio dan Total Assets Turnover Terhadap
Harga Saham |
0,921450 |
30,83493 |
0,000000 |
0,253015 |
Sumber : Data Diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 11. besarnya
kontribusi/sumbangan seluruh variabel independen secara simultan terhadap Harga Saham adalah R2= 0,921450 atau 92,1450 persen. Artinya Current Ratio, Net Profit Margin, Debt to
Equity Ratio dan Total Assets Turnover Terhadap Harga
Saham adalah 92,1450 persen, dan sisanya 7,8550 persen dipengaruhi
variabel lain di luar variabel penelitian.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis
data yang merujuk pada tujuan
penelitian, hipotesis, dan
model analisis, dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, hasil
perhitungan uji t menunjukkan
bahwa variabel Current
Ratio, Net Profit Margin, Debt Equity Ratio, dan Total Asset Turnover secara parsial masing-masing berpengaruh negatif terhadap Current Ratio dan Debt to Equity Ratio, sementara berpengaruh positif terhadap Net Profit
Margin dan Total Asset Turnover terhadap harga saham. Kedua,
hasil uji F menunjukkan bahwa variabel tersebut secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Berdasarkan
temuan ini, beberapa saran dapat diberikan kepada pihak terkait. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
disarankan untuk memperhatikan rasio kinerja keuangan, terutama profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan rasio perputaran aset untuk menarik
minat investor. Bagi investor, disarankan
untuk memperhatikan faktor-faktor fundamental kinerja
keuangan perusahaan sebelum melakukan investasi. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya,
disarankan untuk menambahkan variabel rasio lainnya dan memperpanjang periode waktu pengamatan dalam penelitian serupa di masa depan.
DAFTAR
PUSTAKA
Adnyana, I. M. (2020). Manajemen
investasi dan portofolio (2020th ed.). LPU-UNAS.
Astuti, R. D. (2013). Pengantar
bisnis. Universitas Terbuka, Tangerang Selatan.
Aulianisa, F. (2013). Pengaruh
Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Di Pasar Modal
Syariah (Studi Empiris Jii Di Bei Tahun 2007-2010). La_Riba, 7(1),
85–103. https://doi.org/10.20885/lariba.vol7.iss1.art6
Dheaanty, M., & Abdhullah, M. F.
(2020). Analisis Kesetaraan Gender Terhadap Keputusan Investasi Saham Di
Danareksa Sekuritas. Jurnal Ilmu Ekonomi, 4(2), 238–246.
Ferdianto, E. (2014). Analisis
pengaruh return on asset (ROA), debt to equity (DER), net profit margin (NPM)
dan current ratio (CR) terhadap harga saham. 39(1), 1–102.
Ferdila, F., Mustika, I., &
Martina, S. (2023). Pengaruh Firm Size, Likuiditas, Leverage Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Owner: Riset Dan
Jurnal Akuntansi, 7(4), 3274–3284.
Handini, S., & Dyah, E. (2020). Teori
portofolio dan pasar modal Indonesia (2020th ed.). Scopindo Media Pustaka.
Hartini, E. F., & Rosadi, K. H.
(2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and
Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen
Kewirausahaan, 15(2), 131. https://doi.org/10.33370/jmk.v15i2.222
Jogiyanto, H. (2017). Teori
portofolio dan analisis investasi ed.11. In Yogyakarta: BPFE: Vol. 470 hlm.
: BPFE.
Kusmawati, K. (2021). Biaya
Keagenan, GCG, dan Kinerja Perusahaan Keluarga. Mbia, 19(3),
331–342. https://doi.org/10.33557/mbia.v19i3.1208
Nafiah, Z., & Fauziyanti, W.
(2022). Faktor Determinan Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal STIE Semarang (Edisi Elektronik), 14(2),
109–119.
Nurlaili, Santoso, B., & Aida
Arifah Tara, N. (2023). Pengaruh EVA, ROA, DER dan TATO Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2017-2021. Unram Management Review, 3, 125–136.
Permata, C. P., & Ghoni, M. A.
(2019). Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian Negara Indonesia. Jurnal
AkunStie (JAS), 5(2), 50–61.
Rizka Nazilatur, R. (2018). Pengaruh
Economic Value Added (EVA), Return on Asset (ROA), Current Ratio (CR), Debt
Equity Ratio (DER) dan Total Asset Turnover (TATO) Terhadap Harga saham Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah. In New England
Journal of Medicine (Vol. 372, Issue 2).
Zahroh, A. (2016). Instrumen Pasar
Modal. Iqtishoduna Jurnal Ekonomi Islam, 5(1), 51–65.