FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NEGOSIASI DAN
MANEJEMEN KONFLIK PADA INDUSTRI MAKANAN CEPAT SAJI
Andy Satia1 Benni Liu Li2 Diamend Tino Sembiring3 Dyfan
Jaya4 Eric Marthino5 Feryanto
Marcus6
Universitas Internasional Batam
2041183.andy@uib.edu, 1841277.benni@uib.edu, 2041026.diamend@uib.edu, 1941209.dyfan@uib.edu, 2041050.eric@uib.edu, 1941266.feryanto@uib.edu
Abstrak
Negosiasi sudah
menjadi salah satu bagian dalam hidup
kita yang pasti terjadi. Dan biasanya negosiasi ini pasti kita menginginkan win-win
solution. Adapun tujuan dari
penulisan artikel ini adalah untuk menganalisasi negosiasi serta manajemen konflik yang terjadi dalam industri
makanan cepat saji seperti KFC dan Mc Donald. Artikel
ini ditulis dengan melakukan penelitian metode kualitatif, serta melakukan observasi terhadap objek yang kami teliti. Wawasan terhadap budaya lokal negara tujuan negosiasi para negosiator sangat krusial. Hal
ini dikarenakan pada saat memasuki pasar baru diperlukan persiapan dari berbagai aspek
yang cukup matang agar bisa memenangkan suatu negosiasi. KFC sendiri sebagai perusahaan makanan cepat saji besar
di dunia tidak dipungkiri
juga mengalami hambatan dalam proses negosiasi.
Kata
kunci: negosiasi, manajemen konflik, makanan cepat saji, industri
Abstract
Negotiation
has become a part of our lives that is bound to happen. And usually in this
negotiation we definitely want a win-win solution. The purpose of writing this
article is to analyze the negotiations and conflict management that occur in
the fast food industry such as KFC and Mc Donald. This
article was written by conducting qualitative research methods, as well as
observing the objects we studied. Insight into the local culture of the
negotiators' destination countries is very crucial. This is because when
entering a new market, preparations are required from various aspects that are
quite mature in order to win a negotiation. KFC itself as a major fast food company in the world is undeniably also
experiencing obstacles in the negotiation process.
Keywords: negotiation,
conflict management, fast food, industry
Pendahuluan
Negosiasi adalah sebuah proses permulaan sebagai usaha untuk mencapai kesepakatan antara pihak yang satu dan pihak lain (Parmitasari,
2019). Dalam negosiasi sendiri, ada banyak jenis.
Ada yang sifatnya satu untung, satu rugi,
ada juga yang sifatnya sama-sama menguntungkan/merugikan. Didalam industri makanan cepat saji sendiri
terjadi proses negosiasi ketika hendak membuka
sebuah cabang.
Contohnya, McDonald di Amerika dan Indonesia berbeda. Di Amerika kita akan mendapatkan refill gratis setelah minuman pertama pengunjung habis, sedangkan di Indonesia tidak ada sistem
seperti itu. Perbedaan lainnya, apabila di Indonesia
McDonald dijadikan sebagai tempat makan cepat saji saat lapar,
di Jepang McDonald dijadikan
sebagai tempat nongkrong yang seru.
Perbedaan ini terjadi
juga di restoran cepat saji yaitu KFC. Yang dimana, KFC di Korea Selatan tidak
menjual nasi, sedangkan di
Indonesia ada. Hal ini terjadi
karena bagi orang Indonesia, tidak
makan nasi sama dengan belum makan. Ayam KFC di Amerika
juga memiliki ukurang yang lebih besar daripada
Indonesia, dan ayam Indonesia lebih
gurih dibandingkan ayam KFC yang ada di Amerika.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah : 1. Mengetahui
arti dari negosiasi. 2. Mencari
tahu apakah terjadi negosiasi dalam industri makanan cepat saji. 3. Melakukan
analisis tentang negosiasi yang terjadi dalam industri makanan cepat saji. 4. Menanalisis
tentang manajemen konflik dalam indsutri makanan cepat saji.
Metode
Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan
adalah bersifat kualitatif, yaitu penelitian dengan mendapatkan data dari lisan maupun lisan,
serta perilaku yang diamati. Melalui penelitian kualitatif (Nugrahani
& Hum, 2014) menuturkan
bahwa peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang dialami subjek dalam kehidupan
sehari-hari. Penelitian ini
berkaitan dengan pemahaman terkait kehidupan sosial dan berdasarkan kehidupan yang sebenarnya terjadi. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data, analisis, lalu diinterpretasikan.
Teknik
Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang tim penulis pakai adalah :
Metode Studi Pustaka
Metode yang dilakukan adalah studi
pustaka, yang dilakukan pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari
teoriteori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian. Menurut (Adlini, Dinda, Yulinda, Chotimah, & Merliyana, 2022) ada empat tahap
studi pustaka yaitu menyiapkan perlengkapan alat yang diperlukan, menyiapkan
bibliografi kerja, mengorganisasikan waktu dan membaca serta mencatat bahan
penelitian. Data diperoleh dari sumber-sumber berupa jurnal, riset yang telah
dilakukan, setelah itu dianalisis.
Metode Observasi
Yaitu metode yang melibatkan peneliti
dalam mengamati objek yang sedang diteliti. Dalam observasi ini peneliti akan
mendapatkan informasi terkait penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini
observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati perbedaan KFC di dalam negeri
dan di luar negeri, seperti perbedaan kfc antara Batam dan Singapura. Perbedaan
seperti promosi, produk yang ditawarkan memiliki perbedaan. Dari observasi ini diperoleh informasi
terkait perbedaan yang terdapat dalam KFC meskipun 1 perusahaan namun memiliki
perbedaan ditiap negaranya.
Analisis Data
Yaitu dengan mengumpulkan data yang
diperoleh dan menganalisisnya kemudian akan mendapatkan kesimpulan, berikut
tahap analisis data yang dilakukan:
a) Reduksi
data yaitu dengan mengumpulkan data, dan menyesuaikan data yang relevan
kemudian data tersebut diverifikasi.
b) Penyajian data yaitu menyusun informasi yang diperoleh
kemudian membuat informasi tersebut mudah dipahami.
c) Penarikan
kesimpulan yaitu mengambil kesimpulan terkait semua informasi dan data yang
diperoleh berdasarkan kondisi yang terjadi sebenarnya.
Hasil dan Pembahasan
KFC
(Kentucky Fried Chicken)
KFC atau
juga dikenal sebagai
Kentucky Fried Chicken adalah salah satu bisnis waralaba
makanan cepat saji terbesar di dunia menurut Franchise Direct's Top
100 Global Franchises (FDD, 2022). Gerai KFC menjual ayam, makanan
ringan, dan menu lain dengan
memakai merek dagang tertentu dan rahasia dagang yang dimiliki oleh KFC Corporation. KFC didirikan
oleh Harland Sanders yang menjual makanan
di Corbin, Kentucky sejak 1930. Dia
baru mulai menjual ayam goreng pada tahun 1934 dan resep khusus baru diciptakan
pada tahun 1940.
Waralaba pertamanya dibuka di Utah pada tahun 1952 diimana nama Kentucky Fried
Chicken digunakan pertamakali
untuk restoran ini. Sanders menjual
seluruh waralaba KFC pada tahun 1964 seharga 2 juta USD. Outlet luar negeri KFC pertama berada di Inggris dan didirikan pada tahun 1964. KFC juga tersedia secara luas di Indonesia. KFC didirikan di Indonesia oleh keluarga
Gelael pada tahun 1978 di
Jakarta (Azman, Elbakoush,
Hashom, & Subhan, 2014). Outlet tersebut terbukti sukses dan membuka jalan untuk penambahan gerai di daerah-daerah lainnya. Indonesia memiliki populasi yang sangat besar, dan didominasi oleh pemeluk agama yan konservatif. Hal ini dapat berpengaruh juga terhadap penerimaan dan popularitas KFC di
Indonesia karena budaya menjadi dasar penentu
keinginan dan perilaku seseorang (Kotler & Keller,
2012). Hal yang sama juga berlaku
untuk di negara-negara lainnya.
Meskipun begitu, setiap negara pasti memiliki keunikan dan caranya masing-masing terutama jika dilihat melalui
perspektif ekonomi dan regulasi. Bahkan budaya dan cara hidup bersama masih
sangat berbeda. Hal tersebut
dapat menjadi catatan yang harus disadari oleh perusahaan internasional dan/atau global ketika mencoba mengoperasikan bisnis mereka di luar negara asal atau home country. (Hashim, F., Bakar,
A. R., & Talib, 2010) menyebutkan bahwa adanya perbedaan
budaya dapat berpengaruh terhadap cara bisnis yang dilakukan dan cara pengambilan keputusan, karena budaya adalah
faktor yang paling sulit
untuk ditangani dan kontrol.
Dengan demikian, sangat wajar jika melihat
bahwa KFC hingga saat ini masih menawarkan produk inti yang sama, yaitu ayam
goreng, dengan strategi pemasaran
yang berbeda untuk pasar Indonesia dan pasar negara-negara
lain. Perbedaan strategi cukup
terlihat dari semua aspek. Perbedaan
antara KFC Indonesia dan Luar
Negeri akan menjadi fokus studi kasus
ini karena menciptakan identifikasi modifikasi makanan cepat saji
dari negara asal.
Mc
Donald’s
Mc Donald’s merupakan salah satu restoran makanan cepat saji yang terkenal dikenal di 119 negara di
seluruh dunia. McDonald dikenal
untuk hamburger dan merek yang kuat.
Restoran Mc Donald’s hadir
di Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan
negara ke 70 dari Mc Donald’s seluruh
dunia. Bambang N. Rahcmadi yang pertama
kali berhasil mendapatkan hak franchise dari Mc Donald’s
Corporation dengan mengalahkan
13.000 pesaing. Tepat pada
22 Februari 1991, restoran
Mc Donald’s di Sarinah Thamrin
Jakarta beroperasi dengan mempekerjakan 460 kru dan 26 manajer. Perkembangan Mc Donald’s
Indonesia sangat cepat. Mc Donald’s Indonesia merupakan saudara dari Teh Botol Sosro, PT Rekso Nasional Food, dengan resmi memiliki
97 gerai Mc Donald’s yang semula
dimiliki PT Bina Nusa Rama, perusahaan
joint venture milik Bambang Rachmadi
dan Mc Donald’s.
Perbedaan
KFC dan McDonalds’ di Indonesia dengan Luar Negeri
Elemen utama dari
strategi bisnis global adalah
perancangan elemen marketing
mix dengan standardisasi
dan adaptasi (Hashim, F., Bakar,
A. R., & Talib, 2010). Hal ini menjadi sebuah proses yang sulit karena dibutuhkan pemahaman tentang budaya praktik dan norma negara tempat bisnis tersebut sedang dirancang.
KFC nampaknya
memiliki gagasan untuk menyeimbangkan standardisasi dan adaptasi secara global terkait strategi pemasaran dan memahami dengan baik terkait budaya
lokal negara tempat mereka mengoperasikan waralaba. KFC mengabaikan model tradisional outlet KFC di AS dan negara maju
lainnya, yaitu operasi waralaba dengan menu terbatas, harga murah dan penekanan pada pelanggan untuk mendesain ulang untuk memenuhi kebutuhan lokal (Riley, 2022). Pasar terbesar KFC meliputi China (7.166 gerai),
Amerika Serikat (3.943 gerai),
Jepang (1.140 gerai), Rusia (979 gerai), Afrika Selatan
(955 gerai), Inggris (928 gerai), Thailand (853 gerai), Malaysia
(743 gerai), Indonesia (742 gerai),
Australia (699 gerai), dan Kanada
(601 gerai) (YUM!, 2022).
Sementara untuk restoran siap saji sepertu McDonald’s tidak lagi dianggap sebagai produk Amerika, namun sudah menjadi
produk global yang dipasarkan
ke seluruh dunia bukan hanya
pasar Amerika, atau dengan
kata lain sudah menjadi
pasar global (global market) (Sinaga, 2018) Hal ini terkait dengan sistem perdagangan
franchise karena selera dan
preferensi konsumen tidak bisa dipaksa
di seluruh dunia. Restoran
McDonald’s sudah berkembang
pesat di setiap negara di
dunia ini. Pihak pengusaha membutuhkan strategi pemasaran
dan kelengkapan produk yang
disesuaikan dengan kondisi lokal. Jika negara asal McDonald’s di Amerika hanya menyediakan paket ayam goreng dengan kentang goreng karena makanan utama penduduk
Amerika adalah kentang dan
roti, maka di negara-negara dengan
makanan utama nasi seperti di Indonesia paket ayam goreng dilengkapi juga dengan nasi.
Berikut adalah ringkasan secara garis besar yang menggambarkan perbedaan antara waralaba KFC dan McDonald’s di Indonesia dan di
negara-negara lain secara umum:
Aspek |
Indonesia |
Luar
Negeri |
Produk |
-
Mengutamakan label
halal MUI -
KFC berfokus pada menu yang beragam
dan ala carte -
KFC memiliki menu spicy dan menu-menu berbasis
local lainnya seperti
side dish berupa nasi, perkedel,
dsb. -
KFC hanya menyediakan softdrink Pepsi, dan bermacam-macam
minuman seperti float,
ice blended, kopi, dan the. -
KFC menyediakan menu pilihan dan
dessert seperti donat atau muffin. -
Memberikan penawaran barang berupa CD atau barang koleksi lain. -
Orientasi produk bersifat murah, individual, dan untuk kalangan
muda. -
McDonalds
di Indonesia tidak menyediakan
free refill |
-
Tidak semua berlabel halal -
Focus
menu tetap menyesuaikan
pasar local tiap negara -
Tipe minuman yang disediakan beragam -
Tidak semua gerai KFC menyediakan dessert -
Tidak semua gerai menyediakan
penawaran barang untuk dikoleksi -
Orientasi produk cenderung sebagai makanan yang murah dan mudah dicari bagi semua kalangan. -
Di beberapa negara seperti Amerika
Serikat, McDonalds menyediakan
isi ulang gratis. |
Harga |
Harga terbilang
cukup premium untuk kelas
menengah meskpun penawarannya murah untuk beberapa menu spesifik. |
Harga murah
karena penawaran yang diberikan konsumen adalah makanan yang terjangkau bagi siapa saja., namun untuk produk McDonald di beberapa
negara seperti Jepang didesain mahal daripada negara
lain |
Tempat |
-
Terdapat beberapa tipe seperti di mall, free standing, gerai,
drive thru. Ukuran gerai cenderung cukup besar dan diatur oleh pemerintah untuk tetap melindungi bisnis kecil. -
Gerai McDonald di
Indonesia tidak semasif
di luar negeri. Di Indonesia sendiri
baru ada sekitar 200 gerai McDonalds secara keseluruhan |
-
Terdapat beberapa tipe namun tidak semua
tipe ada di semua negara. Secara garis besar, outlet atau gerai tersebar di semua kota. Dan tidak ada aturan
atau regulasi dari pemerintah. -
Di
Amerika Serikat contohnya,
gerai McDonalds sudah mencapai 14.416 karena dianggap sebagai makanan yang mudah dicari oleh kalangan menengah kebawah. |
Promosi |
-
Menggunakan media tradisional dan aktif dalam jaringan social media. -
Menyasar populasi anak muda dan segmen keluarga. -
Aktif dalam beberapa komunitas dan forum. -
Menyediakan kupon atau voucher untuk diklaim |
-
Cenderung menggunakan media tradisional
dan aktif dalam social
media meskipun tidak
massif seperti di Indonesia. -
Sasaran populasi cenderung ke personal. -
Di beberapa negara menyediakan
voucher, gift, dan penawaran-penawaran menarik lainnya. |
Negosiasi
KFC dan McDonalds Serta Hambatannya
A.
KFC
Jika melihat pada daftar
pasar yang besar dijangkau
oleh KFC tersebut, dapat dilihat bahwa negosiasi
pada pasar lama tersebut lebih
mudah karena negosiator sudah memahami karakter pelanggan-pelanggan di negara tersebut.
Negosiasi pada pasar dengan
jaringan gerai yang besar diciptakan untuk mengembangkan pemasaran dan penjualan produl. Sementara, jika memasuki pasar baru di negara baru, maka dibutuhkan
negosiasi yang lebih sulit karena pendekatan
baru harus dilakukan akibat banyaknya aspek yang menjadi pertimbangan, baik secara objektif,
partner, lingkungan, regulasi,
dan negosiator. Pada dasanya,
di pasar baru negosiasi diciptakan dalam rangka memperluas jangkauan penjualan dan pemasaran perusahaan.
Namun
terdapat hambatan yang dialami oleh KFC saat bernegosiasi dengan pihak lawan. Seperti
adanya perbedaan persepsi, salah satunya mengenai logistic atau distribusi bahan makanan (Gyton, 2021). KFC beroperasi dengan menggunakan model pengiriman logistic Just-In-Time, dimana
logistic dikirim biasnaya dalam waktu 24 jam setelah dipesan, sehingga inventori bahan baku membutuhkan
waktu sekiranya 24 jam, namun karena adanya
factor-faktor yang tidak bisa dihindari terkadang muncul masalah adanya kekosongan stok di gerai. Bagi perusahaan hal tersebut bermasalah
bagi perusahaan, karena berdampak langsung terhadap kepuasan konsumen. Masalah atau hambatan yang muncul oleh negosiator akan dilakukan evaluasi agar tahu kelebihan dan kekurangan untuk diperbaiki pada negosiasi di waktu mendatang.
B.
McDonalds
Kekuatan
tawar-menawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas pesaing dalam suatu industri,
khususnya ketika ada sejumlah besar
pemasok. Seringkali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan
harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman
just-in-time, dan mengurangi biaya
persediaan. Dengan demikian profitabilitas jangka panjang tercipta untuk semua pihak. Perusahaan umumnya dapat menegosiasikan syarat yang lebih menguntungkan bagi pemasok ketika integrasi ke belakang merupakan strategi yang digunakan secara umum diantara perusahaan-perusahaan
yang bersaing dalam suatu industry (Chusnul Rofiah &
MM, 2022). McDonalds sendiri tak
luput dari berbagai negosiasi yang dilakukan dengan pihak-pihak yang berkerja sama dengannya. Beberapa diantaranya seperti :
a)
Negosiasi Impossible
Foods yang tak
lagi melanjutkan negosiasinya
dengan McDonald's terkait pasokan burger berbasis sayur. Produksi daging tiruannya tidak cukup untuk memasok rantai makanan cepat saji
McDonalds. Sehingga McDonalds dalam
hal ini kemudian menggunakan produk dari rival impossible Foods untuk bahan
bakunya.
b)
Negosiasi Bambang Rachmadi sebagai pemegang saham minoritas McD Indonesia dengan perusahaan pusat McDonalds yang menuai polemic dimana Bambang Rachmadi tidak mendapat peran apapun dalam setiap
pengambilan keputusan meskipun Bambang Rachmadi adalah “Bapak McD Indonesia”.
Sejumlah
pemegang waralaba yang memimpin negosiasi dengan McDonald’s meminta perusahaan untuk memberikan 14 hari penangguhan pembayaran sewa dan royalti bulan Maret. Negosiasi tersebut berlangsung selama berminggu-minggu membahas soal bantuan finansial.
Namun, berdasarkan surat yang diterima oleh pimpinan asosiasi pemegang waralaba, permintaan itu ditolak oleh
McDonalds. Hal ini menguatkan dugaan
tentang meningkatnya ketegangan internal antara eksekutif perusahaan dengan organisasi pemegang waralaba di tengah krisis kesehatan
global.
Kesimpulan
Wawasan terhadap budaya lokal negara tujuan negosiasi para negosiator sangat krusial. Hal
ini dikarenakan pada saat memasuki pasar baru diperlukan persiapan dari berbagai aspek
yang cukup matang agar bisa memenangkan suatu negosiasi. KFC sendiri sebagai perusahaan makanan cepat saji besar
di dunia tidak dipungkiri
juga mengalami hambatan dalam proses negosiasi. Hambatan yang timbul saat melakukan negosiasi adalah salah satunya bagaimana proses distribusi rantai pasokan atau logistic dapat tercapai sesuai waktunya agar tidak berdampak pada rendahnya kepuasan konsumen. Selain KFC, perusahaan McDonalds yang notabene
merupakan perusahaan terbesar di dunia juga mengalami
proses negosiasi dalam pelbagai hal. Maka,
solusi dari hambatan yang dihadapi negosiator adalah komunikasi dua arah dengan partner agar terjadi pemecahan masalah yang clear dan jelas disepakati oleh dua pihak.
DAFTAR
PUSTAKA
Adlini, Miza Nina, Dinda, Anisya
Hanifa, Yulinda, Sarah, Chotimah, Octavia, & Merliyana, Sauda Julia.
(2022). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 6(1), 974–980.
Azman, Mohd Izwan Mohd, Elbakoush,
Abdalla Yousef, Hashom, Hasrul, & Subhan, Muhammad. (2014). Indonesian and
Malaysian Consumers: Are they different in preference? A comparative study of
KFC Malaysia & KFC Indonesia‘s marketing strategy. Conference on International
Studies (ICIS) 2014, 271.
Chusnul Rofiah, S. E., & MM,
CiQaR. (2022). Strategi Optimalisasi Corporate Social Responsibility. CV
Literasi Nusantara Abadi.
Gyton, G. (2021). BigHospitality.
(2021). Retrieved from KFC warns of supply.
Hashim, F., Bakar, A. R., &
Talib, A. N. (2010). International Business Second Edition (Oxford Faj).
Selangor.
Kotler, Philip, & Keller, Kevin
Lane. (2012). Marketing Management 14th ed. Global Edition. Harlow:
Pearson Education Limited.
Nugrahani, Farida, & Hum, M. (2014).
Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books.
Parmitasari, Indah. (2019). PERAN
PENTING NEGOSIASI DALAM SUATU KONTRAK Oleh : Indah Parmitasari , Fakultas
Hukum Universitas Islam Indonesia Negotiations are an important element in the
preparation of contracts , negotiations occur at the precontractual . In
negotiations , the part. 50–63.
Riley. (2022). Why Localisation Is
Important for Success in China – Yum! Brands and the Rapid Growth of KFC.
Sinaga, Ratna. (2018). Negosiasi
Internasional dan Budaya Bisnis: Studi Kasus Perusahaan Teknologi Raksasa
Google. Jurnal Administrasi Dan Kesekretarisan, 3(2), 74–87.