Penerapan Technology Acceptance
Model pada Aplikasi Canva untuk mendukung proses pembelajaran di SMK TRIGUNA 1956
Fhitri Mawartini1, Ririn Muchzawarni2,
Putri Palentina Kristyani3 Mutmainnah4
Program Magister Manajemen, Universitas Budi Luhur
Email: fhitrimawarti@gmail.com ririnmuchzawarni@gmail.com putripalen@gmail.com.com
af.muth98@gmail.com
Abstrak
Pasca pandemi Covid-19, terjadi
perubahan yang cukup drastis dalam pembelajaran
di sekolah. Beberapa pengamatan yang dilakukan oleh
guru berkaitan dengan siswa yang tidak cukup siap secara
mental untuk tingkat pendidikan mereka. Oleh karena itu, guru dituntut untuk berinovasi dalam pembelajaran melalui penggunaan teknologi yang berkembang untuk membuat proses belajar menjadi mudah, menyenangkan dan memberikan pengalaman kepada siswa. Hasil dari pengembangan tekhnologi yaitu hadirnya aplikasi Canva yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar dikelas. penelitian ini memiliki tujuan
untuk mengetahui apakah kebermanfaatan penggunaan aplikasi canva, kemudahan penggunaan aplikasi canva. Sikap terhadap penggunaan aplikasi canva, kecenderungan penggunaan aplikasi canva, diukur dari seberapa
besar pengaruh terhadap kondisi nyata penggunaan aplikasi canva.
Metode yang digunakan untuk
mengukur apakah aplikasi canva dapat mendukung proses pembelajaran adalah dengan menggunakan TAM. Pada penelitian ini responden yang digunakan adalah 72 siswa yang memakai aplikasi Canva. Dapat disimpulkan dari hasil analisis
yang dilakukan bahwa 94,2% dari keempat variabel
yaitu kebermanfaatan penggunaan aplikasi canva, kemudahan penggunaan aplikasi canva. Sikap terhadap penggunaan aplikasi canva, kecenderungan penggunaan aplikasi canva mempengaruhi kondisi nyata penggunaan aplikasi canva. Berdasarkan hasil survey seluruh responden terhadap pernyataan yang diteliti menyatakan bahwa 20,5% sangat setuju dengan hasil TAM dan 36,72% setuju.
Kata
kunci: Metode TAM, aplikasi canva
Abstract
Education has changed significantly since the
COVID-19 pandemic. Some observations made by teachers are related to students
who are not adequately prepared for their level of education. Teachers are
therefore challenged to use evolving technologies to innovate learning, make
the learning process easy and enjoyable, and provide experiences for their
students. Technology developments have resulted in Canva application used to
support the teaching and learning process in the classroom. Thus, this study aims to determine the
usefulness of using Canva application and how easy it used. The degree to which attitudes toward using
the Canva application, or tendency to use it, influence actual Canva
application use serves as a measure of those attitudes. In order to measure
whether the Canva application can support learning, TAM is used. This study
involved 72 students using the Canva application. From the analysis results, it
can be concluded that 94.2% of the four variables are the usefulness of using
the Canva application, the easiness of using the Canva application, the
attitude towards the use of the Canva application, the tendency to use the
Canva application affects the actual conditions of use of the Canva
application. Then, according to the survey results, 20.5% of all the
respondents to the surveyed statement agreed completely with the TAM's
conclusions, while 36.72% agreed partially.
Keywords: TAM Model, Canva app
Pendahuluan
Pada permulaan
Maret 2020 Indonesia dihebaohkan dengan
masuknya virus corona yang mengakibatkan
aktivitas yang dilakukan di
kantor, sekolah dan tempat lainya terhenti,
termasuk akivitas belajar mengajar di sekolah (Amalia & Dianingati, 2022). Proses belajar mengajar berubah menjadi Pembelajaran di Rumah atau Dalam Jaringan (Daring) (Arief Wibowo, 2008). Karena hal ini memaksa
semua orang yang melakukan aktivitas diluar rumah baik yang bekerja di sekolah, kantor atau di tempat lainnya untuk beradaptasi dengan teknologi dan menjadi akrab dengan
teknologi. Hampir selama 2 tahun, proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Namun, pada awal tahun 2022, kegiatan belajar mengajar sudah mulai kembali
ke kelas meskipun masih secara bergantian (Davis, 1989). Hal ini tidak terduga
bagi pendidik dan siswa yang seharusnya sudah siap secara
mental untuk memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (Handayani & Harsono, 2016). Pembelajaran daring yang dilakukan
selama 2 tahun terakhir oleh siswa ternyata mengalami kekosongan pada figure seorang pendidik, yang menyebabkan belum matangnya mental peserta didik pada jenjang Pendidikan yang ditempuhnya
(Nadia, Murni, Fatmawati, Mariam, & Dila Fadillah,
2021). Untuk mengatasi hal itu, pendidik
sebelum memulai proses pembelajaran, guru melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui kesiapan peserta didik baik secara
mental maupun pengetahuan. Untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan dari hasil asesmen
diagnostik tersebut, setiap pendidik harus kreatif dalam
memodifikasikan pembelajaran
yang dilaksanakan di kelas (Rahmadayanti & Hartoyo, 2022). Beragam cara yang dapat dipraktikkan oleh pendidik untuk memodifikasikan tekhnologi yang akan diterapkan dalam pembelajaran (Irawati, Rimawati, & Pramesti, 2019). Ada banyak aplikasi yang dapat dipakai untuk
mendukung proses belajar, seperti Quiziz, Kahoot, Canva, Jamboard, dan lain-lain. Pendidik
dan peserta didik harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan menggunakannya dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran
yang diterima oleh siswa menjadi bermakna, menarik, dan memberikan pengalaman baru bagi peserta didik.
Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan lebih difokuskan pada 70% praktik dan 30% teori (Jogiyanto, 2000). Karena SMK lebih mengedepankan Praktik didalam pembelajaran, maka guru dan siswa harus mampu
beradaptasi dengan kemajuan teknologi serta memanfaatkannya untuk untuk mendukung
proses pembelajaran (Pranoto, 2009).
Canva diluncurkan pada tahun 2013 sebagai platform online untuk
desain dan komunikasi
visual dengan tujuan memberdayakan orang di seluruh
dunia untuk membuat dan mempublikasikan desain mereka di mana saja. Aplikasi Canva hadir
sebagai solusi online yang mudah dan praktis untuk membuat desain,
memberikan bantuan bagi pemula yang ingin membuat desain
tanpa harus menggunakan aplikasi yang rumit (Winarni, n.d.). Hal ini membuat Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membuat Canva Edu
menjadi solusi bagi tenaga pengajar
dalam mendukung proses belajar agar dapat berbasis digital. Aplikasi ini hadir di era digital untuk memudahkan guru dalam mengaplikasikan teknologi dalam mendukung proses belajar di kelas dan memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan
materi yang mereka pelajari menggunakan aplikasi Canva (Mardhiyah, Rusydi, & Azwari,
2021).
Technology Acceptance Model
(TAM) merupakan teori yang berhubungan dengan penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap memiliki pengaruh dan dapat dijelaskan untuk penerimaan individu terhadap penggunaan teknologi informasi (Sayekti & Putarta, 2016). Dalam TAM terdapat beberapa variable yang digunakan untuk mengukur hasil dari kemudahan penggunaan teknologi informasi yaitu: Kebermanfaatan Penggunaan (Perceived
Usefulnes), Sikap terhadap penggunaan (Attitude
toward Using), dan Penerimaan Pengguna
(Acceptance of user) sebagai Langkah - langkah dalam proses penggunaan aplikasi canva agar individu dapat melihat manfaat
kemudahan penggunaan aplikasi canva tersebut (Susanto Wibowo, Sutandi, Andy, & Hidayat, 2022). Menggunakan tekhnologi membuat aktivitas manusia menjadi lebih mudah, hal
tersebut agar manusia dapat menerima kegunaan dari teknologi
informasi yang terbaru sesuai dengan perkembanga
zaman (Muhasim, 2017). pernyataan ini diperkuat dengan teori yang dituliskan oleh Davis
yang menjelaskan "Model Penerimaan
Teknologi (TAM) adalah
model untuk memprediksi dan
menjelaskan bagaimana pengguna akan menerima
dan menggunakan tekhnologi
di lingkungan pekerjaan."
Perceived Usefulnes dapat diartikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa aplikasi canva dapat memudahkan dalam mempelajari atau menyelesaikan tugas tertentu (Rahmawati Rahmawati, Jihad, & Zainab, 2023). Sedangkan Preceived Ease of
Use dapat dijelaskan sebagai individu percaya bahwa aplikasi
canva mudah digunakan dan tidak memerlukan usaha yang cukup lama dalam menggunakannya dan mempelajarinya
(Mulyanto, Sumarsono, Niyartama, & Syaka, 2020).
Metode
Penentuan
Tema Penelitian
Pada fase ini, setelah memahami
tujuan dari penelitian dan jurnal sebelumnya, pada kesempatan ini membahas masalah
Penerapan Technology Acceptance Model pada Aplikasi Canva untuk
mendukung proses pembelajaran.
Setelah menetapkan tema penelitian ini, peneliti mengidentifikasikan
beberapa masalah yang muncul dari pembelajaran
daring selama covid (Warsito, Winingsih, Setiawati, & Naqiyah, 2022). Sebuah masalah diperlukan dalam merumuskan Teknik yang diidentifikasi
dan diselesaikan menggunakan
kuesioner (Riski Nurida Rahmawati & Narsa, 2019).
Hasil dan Pembahasan
Hipotesis
Kajian ini dikembangkan berdasarkan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang dijelaskan di atas, untuk mengevaluasi penggunaan aplikasi canva yang selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis sebagai berikut:
Tabel 1. Hipotesis penelitian
H1 |
Kebermanfaatan Penggunaan ( Perceived Usefulnes )
aplikasi Canva berpengaruh
terhadap kondisi nyata pengguna canva (actual
usage canva) |
H2 |
Kemudahan penggunaan (Perceived
Ease of Use) aplikasi Canva berpengaruh
terhadap kondisi nyata pengguna canva
(actual usage canva) |
H3 |
Sikap terhadap penggunaan (Attitude toward Using) aplikasi Canva berpengaruh terhadap kondisi nyata pengguna canva
(actual usage canva) |
H4 |
Kecendrungan Penggunaan ( behavioral
intention to use) aplikasi Canva berpengaruh terhadap kondisi nyata pengguna canva (actual usage canva) |
Penentuan Responden
Populasi dan Sampel
Untuk mengidentifikasi responden, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi populasi yang dipakai pada kesempatan ini. Responden utama yang dipakai terdiri dari siswa
yang menggunakan aplikasi canva dalam proses belajar, sampel pada penelitian ini adalah siswa dipilih
secara random sampling yaitu
dengan memilih anggota populasi secara acak (Santoso & Zusrony,
2020).
Untuk setiap pertanyaan,
deskripsi responden dibuat untuk menetapkan
identitas responden.
RESPONDEN
Responden yang digunakan adalah sampel random sampling atau sampel acak.
Responden merupakan Peserta didik SMK TRIGUNA 1956
yang telah menggunakan aplikasi canva yang terdiri dari 253 siswa. Maka dalam sampel dihitung dengan rumus Slovin seperti tertulis dibawah ini:
Rumus Solvin:
Keterangan:
n = Sampel
N = Populasi
e = Taraf Kesalahan (10%)
Jika Peserta Didik seluruhny adalah 253 Siswa
Jadi sample pada penelitian ini dibulatkan menjadi 72 siswa.
Maka daru perhitungan sampel diatas dapat diartikan
bahwa responden yang akan diambil pada penelitian tentang Penerapan Technology Acceptance Model pada aplikasi canva untuk mendukung proses pembelajaran di SMK TRIGUNA 1956 sebanyak
72 siswa.
Penentuan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Berdasarkan Langkah – Langkah yang dilakukan,
dapat dilihat manfaat penerapan Technology
Acceptance Model (TAM) pada aplikasi Canva untuk mendukung proses pembelajaran. Tujuan dari pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti adalah penyebaran pernyataan dalam bentuk kuesioner.
Model instrument yang dipakai adalah
skala Likert. Dimana pengukuran
Skala Likert untuk melihat tanggapan dar responden
kedalam 5 poin dengan interval yang sama, yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Skala Likert
|
Keterangan Intensitas Kesetujuan Pernyataan didalam Angket |
||||
Angka |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Keterangan |
STS |
TS |
N |
S |
SS |
Penentuan Variabel dan Indikator Penelitian
Pernyatan disusun pada kuesioner sesuai indicator pada
variable yang telah dimodifikasikan
pada Technology Acceptance Model (TAM)
Penelitian dilakukan dengan menggunakan variable berikut:
1. Variable independen (bebas) yang dipakai terdiri dari 4 variabel yaitu; Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes)
(X1), Kemudahan Penggunaan
(Preceived Ease of Use) (X2), Sikap terhadap Penggunaan (Attitude toward Using) (X3),
dan Kecendrungan Penggunaan
(behavioral intention to use) (X4)
2. Variable dependen (terikat) yang dipakai adalah perilaku penggunaan Canva ( Actual
Usage Canva ) (Y).
Tabel 3. Indikator Penelitian
Variabel |
Kode |
Indikator
Penelitian |
Kebermanfaatan Pengguna ( Preceived Usefulnes)
(X1) |
X11 X12 X13 X14 X15 |
Menggunakan aplikasi Canva membantu saya lebih cepat menyelesaikan
tugas. Menggunakan aplikasi canva membantu saya untuk meningkatkan
keefektifan belajar. Menggunakan aplikasi canva membuat
saya lebih mudah mengerjakan tugas belajar. Menurut saya aplikasi
canva sangat fleksibel untuk berinteraksi sehingga memudahkan untuk menyelesaikan tugas. Secara keseluruhan penggunaan aplikasi canva sangat bermanfaat
bagi saya. |
Kemudahan
Penggunaan ( Preceived Ease of Use ) (X2), |
X21 X22 X23 X24 X25 |
Menurut saya aplikasi
canva mudah untuk dipelajari. Saya mendapatkan kemudahan dengan menggunakan Aplikasi canva untuk menyelesaikan tugas belajar. Fitur pada aplikasi Canva disusun secara baik dan mudah digunakan Menurut saya aplikasi
canva fleksibel untuk berinteraksi. Menurut saya Langkah – langka penggunaan aplikasi Canva mudah dingaat dan digunakan. |
Sikap
terhadap Penggunaan ( Attitude toward Using ) (X3), |
X31 X32 X33 X34 X35 |
Saya senang menggunakan aplikasi Canva dalam membuat konten pembelajaran Saya merasa nyaman dalam menggunakan aplikasi Canva dalam menyelesaiakan tugas belajar. Saya menjadi lebih kreatif setelah menggunakan aplikasi Canva
dalam menyelesaikan tugas belajar. Saya merasa senang dalam menggunakan aplikasi canva. Saya menjadi percaya diri dalam mempresentasikan
tugas belajar yang dibuat dengan aplikasi Canva |
Kecendrungan Penggunaan ( behavioral
intention to use) (X4) |
X41 X42 X43 X44 X45 |
Aplikasi canva dapat mempermudah pengguna dalam menyelesaikan tugas belajar. aplikasi Canva dapat menyimpan secara otomatis untuk tugas yang dikerjakan aplikasi Canva dapat dibagikan dengan pengguna lain dalam membuat tugas belajar secara kelompok. aplikasi Canva menyediakan berbagai template, animasi,
picture yang dibutuhkan pengguna. Hasil dari penggunaan aplikasi Canva dapat berpengaruh terhadap pengguna lainnya. |
Kondisi
Nyata Pengguna Canva ( Actual Usage Canva) (Y) |
Y1 Y 2 Y3 Y4 Y5 |
Aplikasi canva tidak pernah mengalami kendala saat digunakan. Aplikasi canva dapat diakses dimana saja oleh penggunanya. Aplikasi canva memudahkan dalam menyelesaikan tugas belajar. Aplikasi canva mempunyai nilai tambah dengan adanya template yang bisa
digunakan pengguna. Penggunaan Aplikasi canva telah dimanfaatkan oleh banyak pengunanya. |
Hasil Penelitian
Pada penelitian ini Siswa/I SMK TRIGUNA 1956 menjadi subjek penelitian sebagai pengguna aplikasi canva. Peneliti bertujuan untuk dapat melihat tingkat
penerimaan pengguna terhadap aplikasi canva. Representasi aplikasi canva yang
digunakan siswa untuk mendukung proses pembelajaran.
Gambar 2. Tampilan login aplikasi
canva
Setelah melakukan login dengan aplikasi tersebut, siswa dapat memilih template sesuai dengan kebutuhan
dalam proses pembelajaran, karena pada aplikasi canva tersedia ribuan template yang dapat
siswa gunakan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran.
Gambar
3. Template Pada Aplikasi Canva
Setelah siswa memilih
salah satu template yang diinginkan
sesuai dengan materi atau tugas
yang didapat siswa dapat menggunakan berbagai tools yang tersedia
pada aplikasi canva
dengan mudah, sehingga dapat menyempurnakan desain yang dibuat oleh siswa.
Gambar 4. Tools pada Aplikasi Canva
Berdasarkan pada aplikasi canva tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya penggunaan aplikasi canva sebagai penunjang
dalam proses pembelajaran.
Dasar pengambilang sampel ditujukan kepada siswa/I yang menggunakan aplikasi canva dalam proses pembelajaran. Kuisioner disebar kepada siswa pada tanggal 23 Juni s.d 26 Juni 2023,
penyebaran kuisioner dengan menggunakan aplikasi google forms.
Langkah pertama uji TAM adalah menguji setiap item pernyataan dengan memberikan persentase tanggapan dari responden, hasil gabungan tanggapan dari responden ditunjukkan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Gabungan dari
Responden pada setiap variabel
Variabel |
Nilai SS |
Nilai S |
Nilai N |
Nilai TS |
Nilai STS |
X1 |
26,11 |
33,33 |
31,11 |
9,44 |
0 |
X2 |
25,83 |
38,06 |
28,33 |
7,78 |
0 |
X3 |
21,39 |
36,94 |
31,39 |
10,28 |
0 |
X4 |
29,17 |
35 |
26,11 |
9,72 |
0 |
Y |
25,56 |
40,28 |
27,78 |
6,39 |
0 |
Total |
102,5 |
183,61 |
144,72 |
43,61 |
0 |
Persentase |
20,5 |
36,72 |
28,94 |
8,72 |
0 |
Pada Tabel 5 dapat disimpulkan semua variabel yang digunakan dalam Penerapan Technology
Acceptance Model pada aplikasi canva untuk mendukung
proses pembelajaran di SMK TRIGUNA 1956, tanggapan responden 20,5%, sangat
setuju, 36,72%, responden menjawab setuju, 28,94%, responden menjawab netral, 8,72% responden menjawab tidak setuju dan 0% responden menjawab sangat tidak setuju.
Agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat dan mengetahui kualitas data yang digunakan sebagai bahan penelitian,
maka perlu adanya pengecekan validitas dan reliabilitas. pengecekan validitas digunakan agar dapat mengetahui valid atau tidaknya nilai instrument penelitian yang dijawab oleh responden. Pengecekan validitas dari pada instrument
yang diujikan dapat diukur dari r hitung
> r tabel dan hasil
validitas terdapat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Validitas Statistic
Variabel |
r hitung |
r tabel |
X11 |
0,576 |
0,2139 |
X12 |
0,688 |
0,2139 |
X13 |
0,604 |
0,2139 |
X14 |
0,731 |
0,2139 |
X15 |
0,726 |
0,2139 |
X21 |
0,717 |
0,2139 |
X22 |
0,764 |
0,2139 |
X23 |
0,768 |
0,2139 |
X24 |
0,768 |
0,2139 |
X25 |
0,693 |
0,2139 |
X31 |
0,712 |
0,2139 |
X32 |
0,735 |
0,2139 |
X33 |
0,572 |
0,2139 |
X34 |
0,772 |
0,2139 |
X35 |
0,748 |
0,2139 |
X41 |
0,652 |
0,2139 |
X42 |
0,783 |
0,2139 |
X43 |
0,760 |
0,2139 |
X44 |
0,712 |
0,2139 |
X45 |
0,536 |
0,2139 |
Y1 |
0,831 |
0,2139 |
Y2 |
0,784 |
0,2139 |
Y3 |
0,821 |
0,2139 |
Y4 |
0,854 |
0,2139 |
Y5 |
0,828 |
0,2139 |
Sumber: diolah ouput SPSS
V.22
Dari proses analisis diatas terlihat bahwa rhitung > rtabel. Untuk mengukur konsistensi, akurasi dan prediktabilitas
instrument yang digunakan dalam
penelitian maka peneliti menggunkan pengecekan reabilitas. pengecekan reliabitias menggunakan cronbach’s
alpha, dimana cronbach’s
alpha > 0,60. Maka analisis reliabilitas tercantum pada Tabel 7.
Tabel 7. Reliabilitas Statistic
Variabel |
cronbach’s alpha |
X1 |
0,684 |
X2 |
0,793 |
X3 |
0,748 |
X4 |
0,719 |
Y |
0,880 |
Hasil : diolah ouput
SPSS V.22
Pada hasil pengecekan reliabilitas bahwa cronbach’s alpha pada
variable independent dan variable dependen > 0,60.
Dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang digunakan peneliti relibel atau baik
untuk dilanjutkan pada pengujian berikutnya.
Setelah peneliti mengecek Validitas dan Reliabilitas maka peneliti melanjutkan dengan pengujian hipotesis klasik. Pengujian ini dilakukan
terhadap hasil uji regresi. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan peneliti adalah pengujian normalitas, pengujian multikolineritas, pengujian heteroskedasitas.
Peneliti melakukan pengecekkan uji normalitas dengan menggunakan uji satu sampel Kolmogorov-smirnov test yang dirancang untuk menguji apakah
variabel independen dan variabel dependen berasal dari data yang berdistribusi normal. Adapun hasil
validasi uji normalitas ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 8. Pengujian Normalitas
|
Unstandardized
Residual |
N Normal (mean) Parameter std.Deviation Kolmogrov-Smirnov Z Asymp Sig (2-tailed) |
72 0,0000 0,869 0,102 0,063 |
Hasil : diolah ouput
SPSS V.22
Dari hasil pengujian normalitas pada tabel diatas data berdistribusi normal dengan hasil uji asymp-sig(2-tailed)
sebesar 0,063 > 0,05. Sementara
hasil dari pengujian multikolineritas yang akan diujikan bertujuan
untuk menguji hubungan antara keempat variable bebas dengan variabel terikat. Pegujian yang digunakan untuk mengecek uji multikonlinearitas dapat peneliti lihat dari nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10 dan
nilai Tolernce
Value > 0,10. hasil dari
pengujian terdapat pada tabel 9.
Tabel 9. Pengujian Multikolineritas
Model |
Collinearity Statistics |
|
Tolerance |
VIF |
|
X1 |
0,121 |
8,236 |
X2 |
0,144 |
6,937 |
X3 |
0,131 |
7,637 |
X4 |
0,217 |
4,601 |
Hasil : diolah ouput
SPSS V.22
Sementara untuk hasil
pengujian heteroskedasitas memiliki tujuan melihat suatu model regresi apakah memiliki ketidaksamaan varian. Uji heteroskedasitas dengan menggunakan uji koefisien korelasi Spearmen/Rank
Spearmen, Hasil uji signifikansi menunjukkan jika nilai uji signifikansi > 0,05 sehingga tidak ada gejala heteroskedasitas,
hasi uji heteroskedasitas terdapat pada tabel dibawah.
Tabel 10. Uji Heteroskedasitas
(Constant) |
Signifikan |
X1 |
0,824 |
X2 |
0,848 |
X3 |
0,804 |
X4 |
0,943 |
Hasil: diolah ouput
SPSS V.22
Pengujian hipotesis klasik telah terpenuhi
yaitu dengan pengujian normalitas, pengujian multikolineritas dan pengujian heteroskedasitas, kemudian peneliti melakukan analisis data dengan pengujian regresi linier berganda, hasil analisis data terdapat pada tabel 11.
Tabel 11. Regeresi Linier berganda
Hasil: diolah ouput
SPSS V.22
Dari hasil
analisis data dapat dilihat Regresi Linier berganda yaitu:
Y = -2.069 + 0,233 X1 + 0,232
X2 + 0,413 X3 + 0,255 X4 + e
Dapat diartikan bahwa dari hasil
analisis dengan melakukan pengecekan pada regresi linier berganda, maka dapat dilihat
variable yang memiliki hasil
signifikan < 0,05. Adapun yang memiliki
hasil kurang dari 0,05 adalah Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes)
(X1), Kemudahan Penggunaan
(Preceived Ease of Use) (X2), Sikap terhadap Penggunaan (Attitude toward Using) (X3),
dan Kecendrungan Penggunaan
(behavioral intention to use) (X4).
Oleh karena itu dapat diartikan bahwa keempat variabel
independ mempunyai pengaruh secara bersamaan terhadap variabel dependen.
Peneliti melakukan pengecekkan pada uji determinasi
agar dapat mengetahui seberapa besar varibel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Ditunjukkan pada hasil pengujian pada tabel 12.
Tabel 12. Pengujian Determinasi
Hasil : diolah ouput
SPSS V.22
Pada Tabel Pengujian
Determinasi dapat diartikan
sebagai berikut. Pada hasil koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 94,2%, dengan mengatakan bahwa keempat variabel bebas tersebut dapat menjelaskan 94,2% dari variabel terikat.
Oleh karena itu 5,8% dapat dijelaskan selain pemodelan yang digunakan.
Saat menguji setiap variabel, Pengujian koefisien pada Uji-t digunakan untuk untuk melihat apakah
ada pengaruh terpisah dari variabel
independen. Pada tabel diatas dapat dilihat
bahwa t hitung dari tabel sesuai
tingkat signifikansi, nilai pengecekkan uji-t selanjutnya terdapat pada tabel 13.
Tabel 13. Koefisien Uji t
Variabel |
T hitung |
T tabel |
Keterangan |
Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes)
(X1) |
2,407 |
1,996 |
Ho ditolak Ha diterima |
Kemudahan Penggunaan (Preceived Ease of Use) (X2) |
2,788 |
1,996 |
Ho ditolak Ha diterima |
Sikap terhadap Penggunaan (Attitude toward Using) (X3) |
4,550 |
1,996 |
Ho ditolak Ha diterima |
Kecendrungan Penggunaan (behavioral intention to use) (X4). |
3,641 |
1,996 |
Ho ditolak Ha diterima |
Sumber: diolah ouput
SPSS V.22
Uji Parsial terdiri dari melakukan
uji-t parsial terhadap koefisien regresi linier berganda dan memutuskan apakah akan menerima
atau menolak hipotesis dengan membandingkan tabel t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil uji-t dapat diartikan bahwa Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes) aplikasi
canva (X1), Kemudahan
Penggunaan (Preceived
Ease of Use) aplikasi canva
(X2), Sikap terhadap
Penggunaan (Attitude toward Using) aplikasi canva (X3),
dan Kecendrungan Penggunaan
(behavioral intention to use) (X4)
aplikasi canva terdapat pengaruh terhadap kondisi nyata pengguna canva (actual usage canva).
Selanjutnya peneliti melakukan pengujian terhadap variabel terkait secara Bersama – sama atau simultan.
Peneliti memeriksa uji-F, pengujian ini bertujuan
untuk melihat ada atau tidaknya
pengaruh Bersama antara
variable independent terhadap variable dependen (kondisi nyata pengguna aplikasi canva) dengan perbandingan F hitung dan F tabel. Hasil penelitian terlihat pada tabel 14.
Tabel 14. Pengecekan
Uji F
Hasil : diolah ouput
SPSS V.22
Pada tabel Uji F diatas dapat diinterprestasikan bahwa Fhitung sebesar
273,248 > Ftabel 2,509 yang artinya terdapat pengaruh Bersama-sama atau gabungan antara
variabel independen yang terdiri dari Kebermanfaatan
Pengguna ( Preceived
Usefulnes) aplikasi
canva (X1) , Kemudahan Penggunaan ( Preceived Ease of
Use ) aplikasi canva (X2),
Sikap terhadap Penggunaan ( Attitude toward Using ) aplikasi
canva (X3), dan Kecendrungan Penggunaan ( behavioral intention to use) (X4) terhadap variabel dependen yang merupakan kondisi nyata pengguna canva (actual
usage canva) (Tileng, 2015).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan serta hasil tanggapan dari responden yang diolah dengan menggunakan
SPSS dapat disimpulkan bahwa :
a.
Pada hasil analisis data yang dilakukan diperoleh tanggapan responden terhadap variabel Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes) (X1), Kemudahan
Penggunaan ( Preceived
Ease of Use ) (X2), Sikap terhadap Penggunaan ( Attitude
toward Using ) (X3), dan Kecendrungan Penggunaan ( behavioral intention to use) (X4).
Hasil uji Penerapan TAM pada aplikasi
canva diperoleh 20,5% responden menjawab sangat setuju dan 36,72%, responden menjawab setuju. Dari hasil presentasi tanggapan responden adalah rata – rata setuju dengan menggunakan aplikasi canva sehingga dapat mendukung proses pembelajaran di dalam kelas.
b.
Hasil pengolahan
data pada analisis regresi
linier berganda bahwa variabel independent Kebermanfaatan
Pengguna (Preceived
Usefulnes) (X1), Kemudahan Penggunaan ( Preceived Ease of
Use ) (X2), Sikap terhadap
Penggunaan ( Attitude toward Using ) (X3),
dan Kecendrungan
Penggunaan ( behavioral
intention to use) (X4) secara Bersama
– sama atau simultan berpengaruh canva terhadap kondisi nyata pengguna canva (actual
usage canva).
c.
Hasil pengolahan
data pada nilai R square memiliki nilai 0,942, artinya 94,2% kondisi nyata pengguna aplikasi canva dipengaruhi oleh keempat variabel bebas dan 5,8% oleh variabel lain diluar pemodelan yang dipakai.
DAFTAR
PUSTAKA
Amalia, Rezha Nur, & Dianingati,
Ragil Setia. (2022). Pengaruh jumlah responden terhadap hasil uji validitas dan
reliabilitas kuesioner pengetahuan dan perilaku swamedikasi. Generics:
Journal of Research in Pharmacy, 2(1), 9–15.
Davis, Fred D. (1989). Perceived
usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information
technology. MIS Quarterly, 319–340.
Handayani, Wahyu Prabawati Putri,
& Harsono, Mugi. (2016). Aplikasi technology acceptance model (TAM) pada
komputerisasi kegiatan pertanahan. Jurnal Economia, 12(1), 13–22.
Irawati, Tri, Rimawati, Elistya,
& Pramesti, Nayu Ariloka. (2019). Penggunaan Metode Technology Acceptance
Model (TAM) Dalam Analisis Sistem Informasi Alista (Application Of Logistic And
Supply Telkom Akses). @ Is The Best: Accounting Information Systems and
Information Technology Business Enterprise, 4(2), 106–120.
Jogiyanto, H. M. (2000). Sistem
informasi berbasis komputer: konsep dasar dan komponen. Edisi Ketiga. BPFE.
Yogyakarta.
Mardhiyah, Nyayu Sakinatul, Rusydi,
M., & Azwari, Peni Cahaya. (2021). Analisis technology acceptance model
(TAM) terhadap penggunaan aplikasi gojek pada mahasiswa di kota palembang. Esensi
J. Bisnis Dan Manaj, 10(2), 173–180.
Muhasim, Muhasim. (2017). Pengaruh
tehnologi digital terhadap motivasi belajar peserta didik. Palapa, 5(2),
53–77.
Mulyanto, Agus, Sumarsono, Sumarsono,
Niyartama, Thaqibul Fikri, & Syaka, Annisa Khodista. (2020). Penerapan
Technology Acceptance Model (TAM) dalam Pengujian Model Penerimaan Aplikasi
MasjidLink. Semesta Teknika, 23(1), 27–38.
Nadia, Siti Khofifatun, Murni, Siti,
Fatmawati, Siti, Mariam, Siti, & Dila Fadillah, Siti. (2021). Ekonomi,
Pandemi & Keluarga Tangguh Bencana: Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
Kondisi Ekonomi Masyarakat.
Pranoto, Alvin. (2009). Sains
& teknologi: berbagai ide untuk menjawab tantangan dan kebutuhan (Vol.
1). PT Gramedia Pustaka Utama.
Rahmadayanti, Dewi, & Hartoyo,
Agung. (2022). Potret kurikulum merdeka, wujud merdeka belajar di sekolah
dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174–7187.
Rahmawati, Rahmawati, Jihad, Moh
Iqbal Fachrullah Abul, & Zainab, Nurul. (2023). Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Berbasis Pengembangan Bahan Ajar Mind Mapping dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa di SMK Haqqul Yaqin Sampang. Jurnal Ilmiah
AL-Jauhari: Jurnal Studi Islam Dan Interdisipliner, 8(2), 202–222.
Rahmawati, Riski Nurida, & Narsa,
I. Made. (2019). Penggunaan e-learning dengan technology acceptance model
(TAM). Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 6(2), 127–136.
Santoso, Budi, & Zusrony, Edwin.
(2020). Analisis Persepsi Pengguna Aplikasi Payment Berbasis Fintech
Menggunakan Technology Acceptance Model (Tam). Jurnal Teknologi Informasi
Dan Komunikasi, 11(1), 49–54.
Sayekti, Fran, & Putarta,
Pulasna. (2016). Penerapan Technology Acceptance Model (TAM) dalam pengujian
model penerimaan sistem informasi keuangan daerah. Jurnal Manajemen Teori
Dan Terapan, 9(3), 196–209.
Tileng, Kartika Gianina. (2015).
Penerapan technology acceptance model pada aplikasi Edmodo di Universitas
Ciputra Surabaya menggunakan analisis jalur. Jurnal Informatika Dan Sistem
Informasi, 1(1), 28–37.
Warsito, Hadi, Winingsih, Evi,
Setiawati, Denok, & Naqiyah, Najlatun. (2022). Pembelajaran online pasca
pandemi covid 19: identifikasi masalah pembelajaran daring. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa, 5(1), 75–84.
Wibowo, Arief. (2008). Kajian tentang
perilaku pengguna sistem informasi dengan pendekatan technology acceptance
model (TAM). Konferebsi Nasional Sistem Informasi, 9.
Wibowo, Susanto, Sutandi, Sutandi,
Andy, Andy, & Hidayat, Adrian. (2022). Komparasi Profitabilitas (Roa)
Antara Perusahaan Subsektor Industri, Infrastruktur Dan Energi Sebelum Dan
Sesudah Pandemi Covid-19 (Studi Empiris: Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei).
Winarni, Sri. (n.d.). Utilization of
Technology Training to Improve Digital Skills of Elementary School Students. Social,
Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series, 5(6),
266–271.