Penerapan Technology Acceptance Model pada Aplikasi Canva untuk mendukung proses pembelajaran di SMK TRIGUNA 1956

 

Fhitri Mawartini1, Ririn Muchzawarni2, Putri Palentina Kristyani3 Mutmainnah4

Program Magister Manajemen, Universitas Budi Luhur

Email: fhitrimawarti@gmail.com ririnmuchzawarni@gmail.com  putripalen@gmail.com.com af.muth98@gmail.com

 

Abstrak

Pasca pandemi Covid-19, terjadi perubahan yang cukup drastis dalam pembelajaran di sekolah. Beberapa pengamatan yang dilakukan oleh guru berkaitan dengan siswa yang tidak cukup siap secara mental untuk tingkat pendidikan mereka. Oleh karena itu, guru dituntut untuk berinovasi dalam pembelajaran melalui penggunaan teknologi yang berkembang untuk membuat proses belajar menjadi mudah, menyenangkan dan memberikan pengalaman kepada siswa. Hasil dari pengembangan tekhnologi yaitu hadirnya aplikasi Canva yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar dikelas. penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah kebermanfaatan penggunaan aplikasi canva, kemudahan penggunaan aplikasi canva. Sikap terhadap penggunaan aplikasi canva, kecenderungan penggunaan aplikasi canva, diukur dari seberapa besar pengaruh terhadap kondisi nyata penggunaan aplikasi canva. Metode yang digunakan untuk mengukur apakah aplikasi canva dapat mendukung proses pembelajaran adalah dengan menggunakan TAM. Pada penelitian ini responden yang digunakan adalah 72 siswa yang memakai aplikasi Canva. Dapat disimpulkan dari hasil analisis yang dilakukan bahwa 94,2% dari keempat variabel yaitu kebermanfaatan penggunaan aplikasi canva, kemudahan penggunaan aplikasi canva. Sikap terhadap penggunaan aplikasi canva, kecenderungan penggunaan aplikasi canva mempengaruhi kondisi nyata penggunaan aplikasi canva. Berdasarkan hasil survey seluruh responden terhadap pernyataan yang diteliti menyatakan bahwa 20,5% sangat setuju dengan hasil TAM dan 36,72% setuju.

 

Kata kunci: Metode TAM, aplikasi canva

 

Abstract

Education has changed significantly since the COVID-19 pandemic. Some observations made by teachers are related to students who are not adequately prepared for their level of education. Teachers are therefore challenged to use evolving technologies to innovate learning, make the learning process easy and enjoyable, and provide experiences for their students. Technology developments have resulted in Canva application used to support the teaching and learning process in the classroom.  Thus, this study aims to determine the usefulness of using Canva application and how easy it used.  The degree to which attitudes toward using the Canva application, or tendency to use it, influence actual Canva application use serves as a measure of those attitudes. In order to measure whether the Canva application can support learning, TAM is used. This study involved 72 students using the Canva application. From the analysis results, it can be concluded that 94.2% of the four variables are the usefulness of using the Canva application, the easiness of using the Canva application, the attitude towards the use of the Canva application, the tendency to use the Canva application affects the actual conditions of use of the Canva application. Then, according to the survey results, 20.5% of all the respondents to the surveyed statement agreed completely with the TAM's conclusions, while 36.72% agreed partially.

 

Keywords: TAM Model, Canva app

 

Pendahuluan  

Pada permulaan Maret 2020 Indonesia dihebaohkan dengan masuknya virus corona yang mengakibatkan aktivitas yang dilakukan di kantor, sekolah dan tempat lainya terhenti, termasuk akivitas belajar mengajar di sekolah (Amalia & Dianingati, 2022). Proses belajar mengajar berubah menjadi Pembelajaran di Rumah atau Dalam Jaringan (Daring) (Arief Wibowo, 2008). Karena hal ini memaksa semua orang yang melakukan aktivitas diluar rumah baik yang bekerja di sekolah, kantor atau di tempat lainnya untuk beradaptasi dengan teknologi dan menjadi akrab dengan teknologi. Hampir selama 2 tahun, proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Namun, pada awal tahun 2022, kegiatan belajar mengajar sudah mulai kembali ke kelas meskipun masih secara bergantian (Davis, 1989). Hal ini tidak terduga bagi pendidik dan siswa yang seharusnya sudah siap secara mental untuk memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (Handayani & Harsono, 2016). Pembelajaran daring yang dilakukan selama 2 tahun terakhir oleh siswa ternyata mengalami kekosongan pada figure seorang pendidik, yang menyebabkan belum matangnya mental peserta didik pada jenjang Pendidikan yang ditempuhnya (Nadia, Murni, Fatmawati, Mariam, & Dila Fadillah, 2021). Untuk mengatasi hal itu, pendidik sebelum memulai proses pembelajaran, guru melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui kesiapan peserta didik baik secara mental maupun pengetahuan. Untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan dari hasil asesmen diagnostik tersebut, setiap pendidik harus kreatif dalam memodifikasikan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas (Rahmadayanti & Hartoyo, 2022). Beragam cara yang dapat dipraktikkan oleh pendidik untuk memodifikasikan tekhnologi yang akan diterapkan dalam pembelajaran (Irawati, Rimawati, & Pramesti, 2019). Ada banyak aplikasi yang dapat dipakai untuk mendukung proses belajar, seperti Quiziz, Kahoot, Canva, Jamboard, dan lain-lain. Pendidik dan peserta didik harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan menggunakannya dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran yang diterima oleh siswa menjadi bermakna, menarik, dan memberikan pengalaman baru bagi peserta didik. Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan lebih difokuskan pada 70% praktik dan 30% teori (Jogiyanto, 2000). Karena SMK lebih mengedepankan Praktik didalam pembelajaran, maka guru dan siswa harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi serta memanfaatkannya untuk untuk mendukung proses pembelajaran (Pranoto, 2009).

Canva diluncurkan pada tahun 2013 sebagai platform online untuk desain dan komunikasi visual dengan tujuan memberdayakan orang di seluruh dunia untuk membuat dan mempublikasikan desain mereka di mana saja. Aplikasi Canva hadir sebagai solusi online yang mudah dan praktis untuk membuat desain, memberikan bantuan bagi pemula yang ingin membuat desain tanpa harus menggunakan aplikasi yang rumit (Winarni, n.d.). Hal ini membuat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membuat Canva Edu menjadi solusi bagi tenaga pengajar dalam mendukung proses belajar agar dapat berbasis digital. Aplikasi ini hadir di era digital untuk memudahkan guru dalam mengaplikasikan teknologi dalam mendukung proses belajar di kelas dan memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan materi yang mereka pelajari menggunakan aplikasi Canva (Mardhiyah, Rusydi, & Azwari, 2021).

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan teori yang berhubungan dengan penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap memiliki pengaruh dan dapat dijelaskan untuk penerimaan individu terhadap penggunaan teknologi informasi (Sayekti & Putarta, 2016). Dalam TAM terdapat beberapa variable yang digunakan untuk mengukur hasil dari kemudahan penggunaan teknologi informasi yaitu: Kebermanfaatan Penggunaan (Perceived Usefulnes), Sikap terhadap penggunaan (Attitude toward Using), dan Penerimaan Pengguna (Acceptance of user) sebagai Langkah - langkah dalam proses penggunaan aplikasi canva agar individu dapat melihat manfaat kemudahan penggunaan aplikasi canva tersebut (Susanto Wibowo, Sutandi, Andy, & Hidayat, 2022). Menggunakan tekhnologi membuat aktivitas manusia menjadi lebih mudah, hal tersebut agar manusia dapat menerima kegunaan dari teknologi informasi yang terbaru sesuai dengan perkembanga zaman (Muhasim, 2017). pernyataan ini diperkuat dengan teori yang dituliskan oleh Davis yang menjelaskan "Model Penerimaan Teknologi (TAM) adalah model untuk memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna akan menerima dan menggunakan tekhnologi di lingkungan pekerjaan."

Perceived Usefulnes dapat diartikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa aplikasi canva dapat memudahkan dalam mempelajari atau menyelesaikan tugas tertentu (Rahmawati Rahmawati, Jihad, & Zainab, 2023). Sedangkan Preceived Ease of Use dapat dijelaskan sebagai individu percaya bahwa aplikasi canva mudah digunakan dan tidak memerlukan usaha yang cukup lama dalam menggunakannya dan mempelajarinya (Mulyanto, Sumarsono, Niyartama, & Syaka, 2020).

 

Metode

Penentuan Tema Penelitian

Pada fase ini, setelah memahami tujuan dari penelitian dan jurnal sebelumnya, pada kesempatan ini membahas masalah Penerapan Technology Acceptance Model pada Aplikasi Canva untuk mendukung proses pembelajaran. Setelah menetapkan tema penelitian ini, peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah yang muncul dari pembelajaran daring selama covid (Warsito, Winingsih, Setiawati, & Naqiyah, 2022). Sebuah masalah diperlukan dalam merumuskan Teknik yang diidentifikasi dan diselesaikan menggunakan kuesioner (Riski Nurida Rahmawati & Narsa, 2019).

 

 

Hasil dan Pembahasan

Hipotesis

Kajian ini dikembangkan berdasarkan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang dijelaskan di atas, untuk mengevaluasi penggunaan aplikasi canva yang selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis sebagai berikut:

 

Tabel 1. Hipotesis penelitian

H1

Kebermanfaatan Penggunaan ( Perceived Usefulnes ) aplikasi Canva berpengaruh terhadap kondisi nyata pengguna  canva (actual usage canva)

H2

Kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) aplikasi Canva berpengaruh terhadap kondisi nyata pengguna  canva (actual usage canva)

H3

Sikap terhadap penggunaan (Attitude toward Using) aplikasi Canva berpengaruh terhadap kondisi nyata pengguna  canva (actual usage canva)

H4

Kecendrungan  Penggunaan ( behavioral intention to use) aplikasi Canva berpengaruh terhadap kondisi nyata pengguna  canva (actual usage canva)

 

Penentuan Responden

Populasi dan Sampel

Untuk mengidentifikasi responden, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi populasi yang dipakai pada kesempatan ini. Responden utama yang dipakai terdiri dari siswa yang menggunakan aplikasi canva dalam proses belajar, sampel pada penelitian ini adalah siswa dipilih secara random sampling yaitu dengan memilih anggota populasi secara acak (Santoso & Zusrony, 2020).

Untuk setiap pertanyaan, deskripsi responden dibuat untuk menetapkan identitas responden.

 

RESPONDEN

Responden yang digunakan adalah sampel random sampling atau sampel acak. Responden merupakan Peserta didik SMK TRIGUNA 1956 yang telah menggunakan aplikasi canva yang terdiri dari 253 siswa. Maka dalam sampel dihitung dengan rumus Slovin seperti tertulis dibawah ini:

Rumus Solvin:

Keterangan:

n   = Sampel

N  = Populasi

e   = Taraf Kesalahan (10%)

Jika Peserta Didik seluruhny adalah 253 Siswa

Jadi sample pada penelitian ini dibulatkan menjadi 72 siswa.

Maka daru perhitungan sampel diatas dapat diartikan bahwa responden yang akan diambil pada penelitian tentang Penerapan Technology Acceptance Model pada aplikasi canva untuk mendukung proses pembelajaran di SMK TRIGUNA 1956 sebanyak 72 siswa.

 

Penentuan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Berdasarkan Langkah – Langkah yang dilakukan, dapat dilihat manfaat penerapan Technology Acceptance Model (TAM) pada aplikasi Canva untuk mendukung proses pembelajaran. Tujuan dari pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah penyebaran pernyataan dalam bentuk kuesioner. Model instrument yang dipakai adalah skala Likert. Dimana pengukuran Skala Likert untuk melihat tanggapan dar responden kedalam 5 poin dengan interval yang sama, yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Skala Likert

 

Keterangan Intensitas Kesetujuan Pernyataan didalam Angket

Angka

1

2

3

4

5

Keterangan

STS

TS

N

S

SS

 

Penentuan Variabel dan Indikator Penelitian

Pernyatan disusun pada kuesioner sesuai indicator pada variable yang telah dimodifikasikan pada Technology Acceptance Model (TAM)

Penelitian dilakukan dengan menggunakan variable berikut:

1.      Variable independen (bebas) yang dipakai terdiri dari 4 variabel yaitu; Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes) (X1), Kemudahan Penggunaan (Preceived Ease of Use) (X2), Sikap terhadap Penggunaan (Attitude toward Using) (X3), dan Kecendrungan Penggunaan (behavioral intention to use) (X4)

2.      Variable dependen (terikat) yang dipakai adalah perilaku penggunaan Canva ( Actual Usage Canva )  (Y).

 

Tabel 3. Indikator Penelitian

 

Variabel

Kode

Indikator Penelitian

Kebermanfaatan Pengguna ( Preceived Usefulnes) (X1)

X11

 

X12

 

X13

 

X14

 

 

X15

Menggunakan aplikasi Canva membantu saya lebih cepat menyelesaikan tugas.

Menggunakan aplikasi canva membantu saya untuk meningkatkan keefektifan belajar.

Menggunakan  aplikasi canva membuat saya lebih mudah mengerjakan tugas belajar.

Menurut saya aplikasi canva  sangat fleksibel untuk berinteraksi sehingga memudahkan untuk menyelesaikan tugas.

Secara keseluruhan penggunaan aplikasi canva sangat bermanfaat bagi saya.

 

Kemudahan Penggunaan ( Preceived Ease of Use ) (X2),

X21

 

X22

 

 

X23

 

X24

 

X25

Menurut saya aplikasi canva mudah untuk dipelajari.

Saya mendapatkan kemudahan dengan menggunakan Aplikasi canva untuk menyelesaikan tugas belajar.

Fitur pada aplikasi Canva disusun secara baik dan  mudah  digunakan

Menurut saya aplikasi canva fleksibel untuk berinteraksi.

Menurut saya Langkah – langka penggunaan aplikasi Canva mudah dingaat dan digunakan.

 

Sikap terhadap Penggunaan ( Attitude toward Using ) (X3),

X31

 

X32

 

X33

 

X34

 

X35

 

 

Saya senang menggunakan aplikasi Canva dalam membuat konten pembelajaran

Saya merasa nyaman dalam menggunakan aplikasi Canva dalam menyelesaiakan tugas belajar.

Saya menjadi lebih kreatif setelah menggunakan aplikasi Canva dalam menyelesaikan tugas belajar.

Saya merasa senang dalam menggunakan aplikasi canva.

Saya menjadi percaya diri dalam mempresentasikan tugas belajar yang dibuat dengan aplikasi Canva

Kecendrungan  Penggunaan ( behavioral intention to use) (X4)

X41

 

X42

 

X43

 

 

X44

 

X45

Aplikasi canva dapat mempermudah pengguna dalam menyelesaikan tugas belajar.

aplikasi Canva dapat menyimpan secara otomatis untuk tugas yang dikerjakan

aplikasi Canva dapat dibagikan dengan pengguna lain dalam membuat tugas belajar secara kelompok.

aplikasi Canva menyediakan berbagai template, animasi, picture yang dibutuhkan pengguna.

Hasil dari penggunaan aplikasi Canva dapat berpengaruh terhadap pengguna lainnya.

Kondisi Nyata Pengguna Canva ( Actual Usage Canva) (Y)

Y1

 

Y 2

 

Y3

 

Y4

 

Y5

Aplikasi canva tidak pernah mengalami kendala saat digunakan.

Aplikasi canva dapat diakses dimana saja oleh penggunanya.

Aplikasi canva memudahkan dalam menyelesaikan tugas belajar.

Aplikasi canva  mempunyai nilai tambah dengan adanya template yang bisa digunakan pengguna.

Penggunaan Aplikasi canva telah dimanfaatkan oleh banyak pengunanya.

 

 

Hasil Penelitian

Pada penelitian ini Siswa/I SMK TRIGUNA 1956 menjadi subjek penelitian sebagai pengguna aplikasi canva. Peneliti bertujuan untuk dapat melihat tingkat penerimaan pengguna terhadap aplikasi canva. Representasi aplikasi canva yang digunakan siswa untuk mendukung proses pembelajaran.

 

 

 

 

 


Gambar 2. Tampilan login aplikasi canva

Setelah melakukan login dengan aplikasi tersebut, siswa dapat memilih template sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran, karena pada aplikasi canva tersedia ribuan template yang dapat siswa gunakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

 

 

 

 

 


Gambar 3. Template Pada Aplikasi Canva

Setelah siswa memilih salah satu template yang diinginkan sesuai dengan materi atau tugas yang didapat siswa dapat menggunakan berbagai tools yang tersedia pada aplikasi canva dengan mudah, sehingga dapat menyempurnakan desain yang dibuat oleh siswa.

 

 

 

 

 


Gambar 4. Tools pada Aplikasi Canva

Berdasarkan pada aplikasi canva tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya penggunaan aplikasi canva sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. Dasar pengambilang sampel ditujukan kepada siswa/I yang menggunakan aplikasi canva dalam proses pembelajaran. Kuisioner disebar kepada siswa pada tanggal 23 Juni s.d 26 Juni 2023, penyebaran kuisioner dengan menggunakan aplikasi google forms.

Langkah pertama uji TAM adalah menguji setiap item pernyataan dengan memberikan persentase tanggapan dari responden, hasil gabungan tanggapan dari responden ditunjukkan pada tabel 5.

 

Tabel 5. Hasil Gabungan dari Responden pada setiap variabel

Variabel

Nilai SS

Nilai S

Nilai N

Nilai TS

Nilai STS

X1

26,11

33,33

31,11

9,44

0

X2

25,83

38,06

28,33

7,78

0

X3

21,39

36,94

31,39

10,28

0

X4

29,17

35

26,11

9,72

0

Y

25,56

40,28

27,78

6,39

0

Total

102,5

183,61

144,72

43,61

0

Persentase

20,5

36,72

28,94

8,72

0

Pada Tabel 5 dapat disimpulkan semua variabel yang digunakan dalam Penerapan Technology Acceptance Model pada aplikasi canva untuk mendukung proses pembelajaran di SMK TRIGUNA 1956, tanggapan responden 20,5%, sangat setuju, 36,72%, responden menjawab setuju, 28,94%, responden menjawab netral, 8,72% responden menjawab tidak setuju dan 0% responden menjawab sangat tidak setuju.

Agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat dan mengetahui kualitas data yang digunakan sebagai bahan penelitian, maka perlu adanya pengecekan validitas dan reliabilitas. pengecekan validitas digunakan agar dapat mengetahui valid atau tidaknya nilai instrument penelitian yang dijawab oleh responden. Pengecekan validitas dari pada instrument yang diujikan dapat diukur dari r hitung > r tabel dan hasil validitas terdapat pada Tabel 6.

 

Tabel 6. Validitas Statistic

Variabel

r hitung

r tabel

X11

0,576

0,2139

X12

0,688

0,2139

X13

0,604

0,2139

X14

0,731

0,2139

X15

0,726

0,2139

X21

0,717

0,2139

X22

0,764

0,2139

X23

0,768

0,2139

X24

0,768

0,2139

X25

0,693

0,2139

X31

0,712

0,2139

X32

0,735

0,2139

X33

0,572

0,2139

X34

0,772

0,2139

X35

0,748

0,2139

X41

0,652

0,2139

X42

0,783

0,2139

X43

0,760

0,2139

X44

0,712

0,2139

X45

0,536

0,2139

Y1

0,831

0,2139

Y2

0,784

0,2139

Y3

0,821

0,2139

Y4

0,854

0,2139

Y5

0,828

0,2139

Sumber: diolah ouput SPSS V.22

 

Dari proses analisis diatas terlihat bahwa rhitung > rtabel. Untuk mengukur konsistensi, akurasi dan prediktabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian maka peneliti menggunkan pengecekan reabilitas. pengecekan reliabitias menggunakan cronbach’s alpha, dimana cronbach’s alpha > 0,60.  Maka analisis reliabilitas tercantum pada Tabel 7.

Tabel 7. Reliabilitas Statistic

Variabel

cronbach’s alpha

X1

0,684

X2

0,793

X3

0,748

X4

0,719

Y

0,880

Hasil : diolah ouput SPSS V.22

Pada hasil pengecekan reliabilitas bahwa cronbach’s alpha pada variable independent dan variable dependen > 0,60. Dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang digunakan peneliti relibel atau baik untuk dilanjutkan pada pengujian berikutnya.

Setelah peneliti mengecek Validitas dan Reliabilitas maka peneliti melanjutkan dengan pengujian hipotesis klasik. Pengujian ini dilakukan terhadap hasil uji regresi. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan peneliti adalah pengujian normalitas, pengujian multikolineritas, pengujian heteroskedasitas.

Peneliti melakukan pengecekkan uji normalitas dengan menggunakan uji satu sampel Kolmogorov-smirnov test yang dirancang untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berasal dari data yang berdistribusi normal. Adapun hasil validasi uji normalitas ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 8. Pengujian Normalitas

 

Unstandardized Residual

N

Normal (mean)

Parameter std.Deviation

Kolmogrov-Smirnov Z

Asymp Sig (2-tailed)

72

0,0000

0,869

0,102

0,063

Hasil : diolah ouput SPSS V.22

 

Dari hasil pengujian normalitas pada tabel diatas data berdistribusi normal dengan hasil uji asymp-sig(2-tailed) sebesar 0,063 > 0,05. Sementara hasil dari pengujian multikolineritas yang akan diujikan bertujuan untuk menguji hubungan antara keempat variable bebas dengan variabel terikat. Pegujian yang digunakan untuk mengecek uji multikonlinearitas dapat peneliti lihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10 dan nilai Tolernce Value > 0,10. hasil dari pengujian terdapat pada tabel 9.

 

Tabel 9. Pengujian Multikolineritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

X1

0,121

8,236

X2

0,144

6,937

X3

0,131

7,637

X4

0,217

4,601

Hasil : diolah ouput SPSS V.22

Sementara untuk hasil pengujian heteroskedasitas memiliki tujuan melihat suatu model regresi apakah memiliki ketidaksamaan varian. Uji heteroskedasitas dengan menggunakan uji koefisien korelasi Spearmen/Rank Spearmen, Hasil uji signifikansi menunjukkan jika nilai uji signifikansi > 0,05 sehingga tidak ada gejala heteroskedasitas, hasi uji heteroskedasitas terdapat pada tabel dibawah.

Tabel 10. Uji Heteroskedasitas

(Constant)

Signifikan

X1

0,824

X2

0,848

X3

0,804

X4

0,943

Hasil: diolah ouput SPSS V.22

Pengujian hipotesis klasik telah terpenuhi yaitu dengan pengujian normalitas, pengujian multikolineritas dan pengujian heteroskedasitas, kemudian peneliti melakukan analisis data dengan pengujian regresi linier berganda, hasil analisis data terdapat pada tabel 11.

Tabel 11. Regeresi Linier berganda

 

 

 

 

 

 


Hasil: diolah ouput SPSS V.22

Dari hasil analisis data dapat dilihat Regresi Linier berganda yaitu:

Y = -2.069 + 0,233 X1 + 0,232 X2 + 0,413 X3 + 0,255 X4 + e

Dapat diartikan bahwa dari hasil analisis dengan melakukan pengecekan pada regresi linier berganda, maka dapat dilihat variable yang memiliki hasil signifikan < 0,05. Adapun yang memiliki hasil kurang dari 0,05 adalah Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes) (X1), Kemudahan Penggunaan (Preceived Ease of Use) (X2), Sikap terhadap Penggunaan (Attitude toward Using) (X3), dan Kecendrungan Penggunaan (behavioral intention to use) (X4). Oleh karena itu dapat diartikan bahwa keempat variabel independ mempunyai pengaruh secara bersamaan terhadap variabel dependen.

Peneliti melakukan pengecekkan pada uji determinasi agar dapat mengetahui seberapa besar varibel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Ditunjukkan pada hasil pengujian pada tabel 12.

 

Tabel 12. Pengujian Determinasi

 

 

 

 


Hasil : diolah ouput SPSS V.22

Pada Tabel Pengujian Determinasi dapat diartikan sebagai berikut. Pada hasil koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 94,2%, dengan mengatakan bahwa keempat variabel bebas tersebut dapat menjelaskan 94,2% dari variabel terikat. Oleh karena itu 5,8% dapat dijelaskan selain pemodelan yang digunakan.

Saat menguji setiap variabel, Pengujian koefisien pada Uji-t digunakan untuk untuk melihat apakah ada pengaruh terpisah dari variabel independen. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa t hitung dari tabel sesuai tingkat signifikansi, nilai pengecekkan uji-t selanjutnya terdapat pada tabel 13.

Tabel 13. Koefisien Uji t

Variabel

T hitung

T tabel

Keterangan

Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes) (X1)

2,407

1,996

Ho ditolak Ha diterima

Kemudahan Penggunaan (Preceived Ease of Use) (X2)

2,788

1,996

Ho ditolak Ha diterima

Sikap terhadap Penggunaan (Attitude toward Using) (X3)

4,550

1,996

Ho ditolak Ha diterima

Kecendrungan Penggunaan (behavioral intention to use) (X4).

3,641

1,996

Ho ditolak Ha diterima

Sumber: diolah ouput SPSS V.22

Uji Parsial terdiri dari melakukan uji-t parsial terhadap koefisien regresi linier berganda dan memutuskan apakah akan menerima atau menolak hipotesis dengan membandingkan tabel t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil uji-t dapat diartikan bahwa Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes) aplikasi canva (X1), Kemudahan Penggunaan (Preceived Ease of Use) aplikasi canva (X2), Sikap terhadap Penggunaan (Attitude toward Using) aplikasi canva (X3), dan Kecendrungan Penggunaan (behavioral intention to use) (X4) aplikasi canva terdapat pengaruh terhadap kondisi nyata pengguna canva (actual usage canva).

Selanjutnya peneliti melakukan pengujian terhadap variabel terkait secara Bersama – sama atau simultan. Peneliti memeriksa uji-F, pengujian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh Bersama antara variable independent terhadap variable dependen (kondisi nyata pengguna aplikasi canva) dengan perbandingan F hitung dan F tabel. Hasil penelitian terlihat pada tabel 14.

Tabel 14.  Pengecekan Uji F

Hasil : diolah ouput SPSS V.22

Pada tabel Uji F diatas dapat diinterprestasikan  bahwa Fhitung sebesar 273,248 > Ftabel 2,509 yang artinya terdapat pengaruh Bersama-sama atau gabungan antara variabel independen yang terdiri dari Kebermanfaatan Pengguna ( Preceived Usefulnes) aplikasi canva (X1) ,  Kemudahan Penggunaan ( Preceived Ease of Use ) aplikasi canva (X2), Sikap terhadap Penggunaan ( Attitude toward Using ) aplikasi canva (X3), dan Kecendrungan  Penggunaan ( behavioral intention to use) (X4) terhadap variabel dependen yang merupakan kondisi nyata pengguna  canva (actual usage canva) (Tileng, 2015).

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan serta hasil tanggapan dari responden yang diolah dengan menggunakan SPSS dapat disimpulkan bahwa :

a.       Pada hasil analisis data yang dilakukan diperoleh tanggapan responden terhadap variabel Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes) (X1), Kemudahan Penggunaan ( Preceived Ease of Use ) (X2), Sikap terhadap Penggunaan ( Attitude toward Using ) (X3), dan Kecendrungan  Penggunaan ( behavioral intention to use) (X4). Hasil uji Penerapan TAM pada aplikasi canva diperoleh 20,5% responden menjawab sangat setuju dan 36,72%, responden menjawab setuju. Dari hasil presentasi tanggapan responden adalah rata – rata setuju dengan menggunakan aplikasi canva sehingga dapat mendukung proses pembelajaran di dalam kelas.

b.      Hasil pengolahan data pada analisis regresi linier berganda bahwa variabel independent Kebermanfaatan Pengguna (Preceived Usefulnes) (X1),  Kemudahan Penggunaan ( Preceived Ease of Use ) (X2), Sikap terhadap Penggunaan ( Attitude toward Using ) (X3), dan Kecendrungan  Penggunaan ( behavioral intention to use) (X4) secara Bersama – sama atau simultan berpengaruh canva terhadap kondisi nyata pengguna  canva (actual usage canva).

c.       Hasil pengolahan data pada  nilai R square memiliki nilai 0,942, artinya 94,2%  kondisi nyata pengguna aplikasi canva dipengaruhi oleh keempat variabel bebas dan 5,8% oleh variabel lain diluar pemodelan yang dipakai.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Amalia, Rezha Nur, & Dianingati, Ragil Setia. (2022). Pengaruh jumlah responden terhadap hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan dan perilaku swamedikasi. Generics: Journal of Research in Pharmacy, 2(1), 9–15.

 

Davis, Fred D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology. MIS Quarterly, 319–340.

 

Handayani, Wahyu Prabawati Putri, & Harsono, Mugi. (2016). Aplikasi technology acceptance model (TAM) pada komputerisasi kegiatan pertanahan. Jurnal Economia, 12(1), 13–22.

 

Irawati, Tri, Rimawati, Elistya, & Pramesti, Nayu Ariloka. (2019). Penggunaan Metode Technology Acceptance Model (TAM) Dalam Analisis Sistem Informasi Alista (Application Of Logistic And Supply Telkom Akses). @ Is The Best: Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise, 4(2), 106–120.

 

Jogiyanto, H. M. (2000). Sistem informasi berbasis komputer: konsep dasar dan komponen. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.

 

Mardhiyah, Nyayu Sakinatul, Rusydi, M., & Azwari, Peni Cahaya. (2021). Analisis technology acceptance model (TAM) terhadap penggunaan aplikasi gojek pada mahasiswa di kota palembang. Esensi J. Bisnis Dan Manaj, 10(2), 173–180.

 

Muhasim, Muhasim. (2017). Pengaruh tehnologi digital terhadap motivasi belajar peserta didik. Palapa, 5(2), 53–77.

 

Mulyanto, Agus, Sumarsono, Sumarsono, Niyartama, Thaqibul Fikri, & Syaka, Annisa Khodista. (2020). Penerapan Technology Acceptance Model (TAM) dalam Pengujian Model Penerimaan Aplikasi MasjidLink. Semesta Teknika, 23(1), 27–38.

 

Nadia, Siti Khofifatun, Murni, Siti, Fatmawati, Siti, Mariam, Siti, & Dila Fadillah, Siti. (2021). Ekonomi, Pandemi & Keluarga Tangguh Bencana: Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat.

 

Pranoto, Alvin. (2009). Sains & teknologi: berbagai ide untuk menjawab tantangan dan kebutuhan (Vol. 1). PT Gramedia Pustaka Utama.

 

Rahmadayanti, Dewi, & Hartoyo, Agung. (2022). Potret kurikulum merdeka, wujud merdeka belajar di sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174–7187.

 

Rahmawati, Rahmawati, Jihad, Moh Iqbal Fachrullah Abul, & Zainab, Nurul. (2023). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Pengembangan Bahan Ajar Mind Mapping dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMK Haqqul Yaqin Sampang. Jurnal Ilmiah AL-Jauhari: Jurnal Studi Islam Dan Interdisipliner, 8(2), 202–222.

 

Rahmawati, Riski Nurida, & Narsa, I. Made. (2019). Penggunaan e-learning dengan technology acceptance model (TAM). Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 6(2), 127–136.

 

Santoso, Budi, & Zusrony, Edwin. (2020). Analisis Persepsi Pengguna Aplikasi Payment Berbasis Fintech Menggunakan Technology Acceptance Model (Tam). Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 11(1), 49–54.

 

Sayekti, Fran, & Putarta, Pulasna. (2016). Penerapan Technology Acceptance Model (TAM) dalam pengujian model penerimaan sistem informasi keuangan daerah. Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan, 9(3), 196–209.

 

Tileng, Kartika Gianina. (2015). Penerapan technology acceptance model pada aplikasi Edmodo di Universitas Ciputra Surabaya menggunakan analisis jalur. Jurnal Informatika Dan Sistem Informasi, 1(1), 28–37.

 

Warsito, Hadi, Winingsih, Evi, Setiawati, Denok, & Naqiyah, Najlatun. (2022). Pembelajaran online pasca pandemi covid 19: identifikasi masalah pembelajaran daring. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 5(1), 75–84.

 

Wibowo, Arief. (2008). Kajian tentang perilaku pengguna sistem informasi dengan pendekatan technology acceptance model (TAM). Konferebsi Nasional Sistem Informasi, 9.

 

Wibowo, Susanto, Sutandi, Sutandi, Andy, Andy, & Hidayat, Adrian. (2022). Komparasi Profitabilitas (Roa) Antara Perusahaan Subsektor Industri, Infrastruktur Dan Energi Sebelum Dan Sesudah Pandemi Covid-19 (Studi Empiris: Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei).

 

Winarni, Sri. (n.d.). Utilization of Technology Training to Improve Digital Skills of Elementary School Students. Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series, 5(6), 266–271.