PENGARUH MOTIVASI EKSTRINSIK, KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KEPUASAAN
KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KINERJA
KARYAWAN PT. SAMUDERA EXPRESS INDONESIA LOGISTIK DI JAKARTA
Kevin Khoe1,
Theresia Pradiani2, Fathorrahman3
Institut Teknologi dan Bisnis
ASIA Malang, Indonesia
kevin.khoe.kk@gmail.com, theresia.pradiani@asia.ac.id,
faturrahman@asia.ac.id
Abstrak
PT. Samudera Express
Indonesia Logistik adalah perusahaan yang bergerak di bidang logistik pengirim barang dalam kontainer dalam wilayah seluruh Indonesia. Penurunan kinerja karyawan terjadi di 4 tahun belakangan ini sehingga dilakukannya penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Samudera Express
Indonesia Logistik sebanyak
50 orang di kantor pusat. Penelitian menggunakan analisis jalur linier regresi berganda, dengan software olah data SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan 1. Motivasi Ekstrinsik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan. 2. Kualitas Kehidupan
Kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan. 3. Kepuasan Kerja berpengaruh Signifikan Positif terhadap Kinerja Karyawan.
4. Motivasi Ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja. 5.
Kualitas Kehidupan Kerja secara
signifikan berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja. 6. Motivasi Ekstrintik berpengaruh signifikan terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening. 7. Kualitas Kehidupan
Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening.
Kata kunci: Motivasi Ekstrinsik, Kualitas
Kehidupan Kerja, Kepuasan
Kerja dan Kinerja Karyawan
Abstract
PT. Samudera Express Indonesia Logistics is a
company engaged in the logistics of sending goods in containers throughout
Indonesia. The decline in employee performance has occurred in the last 4
years, so this research was conducted. The population in this study are
employees of PT. Samudera Express Indonesia Logistics
has 50 people at the head office. The study used path analysis double linear
regression using SPSS version 25 data processing software. The results showed
1. Extrinsic motivation has a significant positive effect on employee
performance. 2. Quality of Work Life has a significant positive effect on
employee performance. 3. Job satisfaction has a significant positive effect on
employee performance. 4. Extrinsic motivation has a significant effect on job
satisfaction. 5. Quality of Work Life significantly influences Job
Satisfaction. 6. Extrinsic motivation has a significant effect on performance
through job satisfaction as an intervening variable. 7. The Quality of Work Life
has a significant effect on Performance through Job Satisfaction as an
intervening variable.
Keywords: Extrinsic Motivation, Quality of Work Life, Job Satisfaction and Employee
Performance
Pendahuluan
Di zaman perdagangan elektronik saat ini, ekspedisi barang banyak dibutuhkan oleh masyarakat, baik itu oleh masyarakat
perkotaan ataupun masyarakat pedesaan. Kebutuhan masyarakat karena pengaruh bisnis online
yang teerus seiring waktu terus berkembang.
Banyak masyarakat yang berbelanja
online berdampak
pada meingkatnya kebutuhan jasa ekspedisi. Bisnis online yang melayani
barang konsumsi membutuhkan ekspedisi domestik dalam negeri yang khusus menangani partai besar dengan
menggunakan kontainer antar pulau.
Kontainer dibutuhkan karena pertama, Negara Indonesia
yang memiliki luas 1,905 juta kilometer persegi juga yang tersebar ke dalam 17.508 pulau, membangun jalur logistik yang mampu menjangkau seluruh wilayah adalah penting, kedua, potensi pertumbuhan bisnis yang selalu meningkat seiring meningkatnya konsumsi masyarakat dan meningkatnya jumlah penduduk serta pertumbuhan ekonomi di setiap daerah. Berdasarkan kontan.co.id
(22 Feb 2022), Asosiasi Logistik
Indonesia (ALI) optimistis bisnis
logistik akan berkembang di tahun 2022 ini. Menurut Ketua Umum ALI, Mahendra
Rianto menyebutkan beberapa
faktor yang mendukung bisnis logistik.
Faktor itu adalah
inflasi sebesar di kisaran 3,0%, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,0% sampai dengan 5,5%, dan tingkat indeks pembangunan manusia berada 73,41 hingga 73,48 dan
juga nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika berada di
angka Rp14.350 per dollar AS.
Perekonomian makro Indonesia yang membaik
sebagaimana yang diprediksi
Kementerian Keuangan tahun
2022, diharapkan terjadi peningkatan konsumsi yang pada
akhirnya meningkatkan pergerakan
arus barang dari hulu ke hilir.
Pada tahun 2021, arus logistik menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hak itu terlihat dari realisasi arus peti kemas
menanjak mencapai 107%. Bersasarkan PT Pelindo Terminal Petikemas
(PTP) bahwa arus peti kemas di tahun
2021 adalah 10.973.567 Twenty-foot Equivalent Units (TEUs) dibandingkan
arus peti kemas di tahun 2020 adalah 10.208.492 TEUs.
Lebih lanjut perseroan
mempunyai target arus peti kemas pada tahun 2022 adalah 11.641.285
TEUs. Mereka optimis bahwa target dapat tercapai dengan jalan melakukan pembenahan di beberapa sektor di terminal peti kemas. Pembenahan dimaksud meliputi digitalisasi dan juga standarisasi
bisnis proses, peningkatan berbagai skill
dan kompetensi bagi pekerja,
serta efisiensi perusahaan Tenaga Kerja Bongkar
Muat (TKBM), dan tidak luput tertinggal
peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal. (oceanweek.co.id, 1 Feb 2022).
PT. Samudera
Express Indonesia Logistik merupakan salah satu logistic
provider dengan pertumbuhan
yang cepat di Indonesia dalam
industri pengiriman barang inter-insuler terutama untuk laut di wilayah Indonesia.
Sejak didirikan PT. Samudera
Express Indonesia Logisitik sebagai
perusahaan freight forwarder lokal wilayah Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Karena pengalaman
yang solid selama
bertahun-tahun, PT. Samudera
Express Indonesia Logistik Indonesia telah mendapatkan kepercayaan dari perusahaan terkemuka di Indonesia.
Sekarang, PT. Samudera
Express Indonesia Logistik memiliki
karyawan yang memiliki orientasi kepada pelanggan, solid dalam menangangi kepuasan pelanggan. Dengan didukung dengan truk trailler yang cukup untuk melayani bisnis tranportasi dan logistik, perusahaan juga memiliki agen seerta
cabang di beberapa kota besar di Indonesia. Sejak perusahaan berdiri, perusahaan telah mendapatkan kepercayaan dari perusahaan kelas lokal dan dunia yang memiliki reputasi baik, seperti PT. Mayora, PT. Khong Guan Indonesia, PT. Kao
Indonesia, PT. Indofood Indonesia, PT. Las Salle Indonesia dan sebagainya.
Samudera Express dapat mengakomodasi
layanan pengiriman barang melalui laut. Samudera Express memiliki pengalaman melayani jasa angkutan
darat dan angkutan barang pengiriman via laut dengan pelayanan
yang cepat. PT Samudera Express
Indonesia Logistik mengirimkan
kargo dari Jakarta dan Surabaya
ke kota utama dan besar di Indonesia yaitu, ke
Aceh, Medan, Pekanbaru, Makassar, Padang, Palembang,
Batam, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda,
Palu, Kendari, Gorontalo, Bitung, Manado, Ambon,
Jayapura, dan Kota-kota besar
lainnya. PT. Samudera
Express Indonesia Logistik menyediakan
layanan asuransi berdasarkan permintaan dari customer. Jenis asuransi
yang kami sediakan adalah
ICC C (Total Loss Only – TLO), ICC B, ICC A (All risks) dan menyediakan pengemasan dan pergudangan atas permintaan customer.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa Sumber Daya Manusia merupakan
salah satu komponen aspek yang penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari setiap perusahaan. Pengelolaan Sumber Daya Manusia harus diakui
akan keberadaannya sebagai kunci utama
yang menjadi faktor penentu akan keberhasilan
suatu perusahaan dalam visi, misi,
dan tujuan perusahaan.
Untuk mendapatkan sumber daya berkualitas yang diharapkan oleh perusahaan agar memberikan hal positif terhadap semua kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya, setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi. Semakin baik kinerja individu didalam suatu perusahaan maka akan meningkatkan
kinerja perusahaan, demikian pula sebaliknya, semakin rendah kinerja individu karyawan akan menurunkan
kinerja perusahaan tersebut.
Perusahaan harus
dapat memiliki kinerja yang baik untuk memenuhi
target perusahaan yang telah
ditetapkan. Kinerja karyawan
yang baik dengan etos kerja
yang tinggi akan membantu perusahaan untuk dapat memenuhi target perusahaan tersebut dan membantu perusahaan memperoleh keuntungan sedangkan bila kinerja karyawan menurun dan buruk maka akan merugikan
perusahaan tersebut. Kegiatan organisasi tidak akan berjalan tanpa
adanya keterlibatan unsur manusia yang ada di dalamnya. Pada perusahaan jasa seperti PT. Samudera Express
Indonesia Logistik pentingnya
keterlibatan unsur manusia, hal ini dikarenakan perusahaan jasa bertumpu pada kualitas sumber daya manusia.
Unsur competitive
advantage pada perusahaan ada
pada sumber daya manusianya terutama pada perusahaan jasa. Pada akhirnya dibanding dengan faktor-faktor yang lain, maka sumber daya manusia
merupakan unsur yang paling menentukan
keberhasilan atau kegagalan dallam persaingan usaha suatu perusahaan dan organisasi. Unsur sumber daya manusia
memegang peranan vital dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran perusahaan dan organisasi.
Karyawan yang mempunyai
kualitas adalah karyawan yang melaksanakan pekerjaannya dan mampu memberikan hasil kerja yang baik atau mempunyai prestasi kerja yang tinggi yang dibutuhkan oleh instansi untuk mencapai tujuan. Tingginya hasil kerja karyawan akan berdampak
kepada tingginya kinerja organisasi. Sekarang kualitas kinerja di perusahaan mengalami penurunan, sehingga inilah yang membuat penelitian ini diadakan.
Dibalik berkembangnya
sebuah perusahaan, terdapat peran dari kinerja karyawannya.
Performance atau
kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan didalam hal melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja optimal yang diberikan
oleh karyawan akan memudahkan suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Mangkunegara
& Prabu, 2005). Dalam era digitalisasi, maka sumber daya
manusia yang ada didalam suatu organisasi
bukan hanya sekedar alat mencapai target organisasi semata, tetapi sumber daya
manusia adalah suatu aset penting
di dalam organisasi yang harus terus dipelihara
dan dikembangkan. Organisasi
membutuhkan manajemen partisipatif dan tim kerja yang terarah agar memaksimalkan potensi karyawan dan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Selain itu perusahaan juga harus
memikirkan bagaimana cara meningkatkan kinerja karyawan, agar tercapai tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang amat penting
dalam suatu organisasi untuk menjaga dan meningkatkan daya saing perusahaan. Dari beberapa cara, salah satu cara untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan yaitu dengan penilaian
kerja. Untuk mencapai kinerja
organisasi dengan baik, maka unsur yang paling berpengaruh dan dominan adalah sumber daya
manusia. Walaupun perencanaan telah disusun dengan baik dan rapi tetapi apabila
karyawan tidak melaksanakan
tugas dan tanggung jawab dengan standar
kualitas tertentu, maka perencanaan yang telah disusun tersebut
akan percuma.
Setiap organisasi
mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan yang sudah disepakati bersama, maka untuk itu organisasi tersebut harus memiliki keunggulan dalam bersaing. Bibit sumber daya
manusia yang berkualitas banyak ditentukan oleh sistem yang berlaku khususnya dalam sistem perekrutan. Agar memiliki sumber daya manusia yang mempunyai kualitas mendukung, maka pihak manajemen dapat menciptakan kondisi kualitas kehidupan kerja yang menunjang pencapaian tujuan organisasi. Suasana kerja yang positif akan menciptakan
kualitas kehidupan kerja yang
kondusif bagi tercapainya tujuan organisasi.
Motivasi adalah
salah satu aspek yang
sangat penting dalam menentukan kinerja karyawan. Tinggi rendahnya kinerja karyawan yang dimiliki sebuah perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh faktor seperti motivasi kerja baik dari ekstrinsik maupun instrinsik dari individu karyawan,
hasil kerja baik secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Motivasi ekstrinsik merupakan faktor luar atau
eksternal dari karyawan yang dapat mempengaruhi motivasi karyawan, Bahrulmazi Bin Edrak, Benjamin Chan Yin Fah Behrooz Gharleghi,
Thiam Kah seng (2013) yang menyebutkan
bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik cukup berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja seorang karyawan.
Perusahaan akan berusaha
untuk meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan perusahaan itu tercapai. Berbagai cara akan
ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawannya termasuk karyawan outsourcing,
misalnya dengan memperhatikan kepuasan kerja karyawan dan motivasi ekstrinsik dari perusahaan kepada karyawan tersebut. Motivasi yang berasal dari luar diri seorang karyawan atau dalam hal
ini perusahaan disebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi tersebut terdiri dari kebijakan organisasi, pelayanan administrasi, supervisi dari perusahaan, hubungan antar pribadi, gaji dan kondisi kerja (Herzberg yang dikutip
oleh Luthans dalam Febrian
2014).
Dengan motivasi ekstrinsik yang tepat, maka para karyawan akan terdorong untuk bekerja semaksimal mungkin ketika melaksanakan tugas. Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan meyakini bahwa dengan keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasaran, maka kepentingan–kepentingan pribadi para karyawan tersebut akan tercapai. Disamping itu agar kepuasan kerja
karyawan selalu konsisten, maka setidaknya perusahaan selalu memperhatikan lingkungan di mana karyawan melaksanakan tanggung jawab dan tugas yang berhubungan dengan rekan kerja, pimpinan, suasana kerja, dan hal–hal lain yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya.
Kualitas sumber daya manusia setidaknya harus terus menerus
ditingkatkan. Peranan perusahaan sangat diperlukan sekali dalam mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang terus menerus merupakan keharusan mutlak untuk menghadapi tuntutan persaingan di jaman sekarang ini
dan juga dan dalam menjawab
persaingan di masa depan.
Upaya pengembangan sumber daya manusia dapat
dilakukan melalui organisasi itu sendiri maupun di luar organisasi. Dengan pengaturan manajemen sumber daya manusia
secara profesional, diharapkan karyawan dapat bekerja produktif
dan mempunyai hasil kinerja yang diharapkan. Seiring dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia ini, maka haruslah dijadikan
tolak ukur untuk kelangsungan hidup organisasi tersebut, karena faktor manusia
adalah aset berharga dan sangat menentukan
bagi suatu organisasi.
(Zeithaml,
2018) menyatakan untuk meningkatkan kualitas kerja ada beberapa cara
yang dapat dikerjakan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan training, workshop, memberikan
insentive atau bonus dan menerapkan teknologi yang terkini yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Untuk
meningkatkan kinerja karyawan salah satunya dapat dipengaruhi oleh faktor kualitas lingkungan hidup. Kualitas kehidupan kerja atau Quality
of Work Life adalah suatu
sistem manajemen atau cara pandang
organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dalam suatu lingkungan kerjanya secara terus menerus dan simultan. Kualitas Kehidupan
Kerja dapat dilakukan dengan memberikan, kepuasan kerja, rasa aman dalam bekerja, penghargaan dalam bekerja serta menciptakan
kondisi untuk tumbuh dan berkembang yang pada akhirnya meningkatkan
harkat dan martabat karyawan. Menurut (Arifin,
2012) mendefinisikan kualitas kehidupan kerja adalah sekumpulan fenomena yang terjadi dalam interaksi seseorang di dalam lingkungannya di tempat dia bekerja dalam
sebuah organisasi.
Selain kualitas kehidupan
kerja, penempatan kerja suatu
cara dalam menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan handal perlu adanya suatu
perencanaan dalam menentukan karyawan yang akan mengisi pekerjaan
yang ada dalam perusahaan bersangkutan. Menurut (Ike,
2008) “Penempatan adalah penugasan kembali seorang karyawan kepada pekerjaan barunya”.
Penelitian menurut (Yuliani,
Nadirsyah, & Bakar, 2010) menyatakan bahwa Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dan penelitian ini juga
didukung oleh Osland (2018). Peneliti
dapat menyimpulkan bahwa motivasi kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawan suatu reward yang begitu besar agar karyawannya bekerja dengan kinerja yang tinggi, akan tetapi sebaliknya
kenyataan yang didapat kinerja mereka menurun. Menurut (Fajar
Riah, Musiyam, & TP, 2015) menyatakan bahwa setiap orang mempunyai pandangan, kebutuhan, tujuan dan kemampuan yang berbeda. Perbedaan ini akan terbawa dalam dunia kerja, yang akan menyebabkan kepuasan satu orang dengan yang lain berbeda pula, meskipun bekerja ditempat yang sama.
Peneliti menduga karena wabah pandemi
covid 19, karyawan memerlukan
motivasi dari luar yaitu motivasi
ekstrinsik agar kinerja meningkat. Hal ini dikarenakan banyaknya gangguan berita dan hambatan di luar kendali dari
perusahaan termasuk kebijakan dan minimnya pengawasan atasan. Hubungan antar pribadi berkurang seiring berkurangnya interaksi antar pribadi. Peneliti menduga hal ini mengakibatkan berkurangnya tingkat komunikasi antar pribadi sehingga
terjadi penurunan kinerja karyawan.
Selama masa pandemi tahun
2020 omset perusahaan mengalami penurunan sebesar 20% yang berimbas pada kebijakan kenaikan gaji (sumber internal perusahaan). Selain faktor penurunan omset perusahaan, keamanan kerja dan kestabilan perusahaan juga diduga menjadi faktor pemicu menurunnya
tingkat kepuasaan kerja
yang mengakibatkan menurunnya
kinerja. Peneliti juga menduga adanya penurunan kualitas supervisi, hubungan antar pribadi dan kondisi kerja. Hal
itu adalah indikator motivasi ekstrinsik menurut (Manullang,
2019) Hal inilah yang menjadi salah satu dasar penelitian.
Dalam masa pandemi perusahaan
menerapkan kebijakan Work From Home
(“WFH”) sehingga kualitas kehidupan kerja di setiap individu menjadi berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
1. Sebagian bekerja dengan standar peralatan kantor yang terbatas 2. Karena syarat bekerja dari rumah lingkungan di rumah belum kondusif seperti yang di kantor. Ada penurunan pendapatan karyawan karena uang kehadiran (Uang transpor dan uang makan) tidak diberikan
saat WFH.
Adanya penurunan kinerja
menjadi bagian yang akan diteliti dalam
penelitian ini. Penurunan
kerja dilihat dalam bentuk 1. Penurunan nilai KPI 2. Kerjasama mengalami kendala karena keterbatasan dalam berkomunikasi (masalah data, kehadiran, signal atau teknologi pendukung). 3. Kurangnya pengawasan dari para atasan.
Kepuasan kerja juga diduga
oleh peneliti menjadi faktor pemicu. Hal ini diduga kurangnya dukungan dari rekan
kerja karena mereka bekerja terpisah-pisah. Pengawasan atasan yang sering memberikan motivasi ekstrinsik juga semakin terbatas. Hal ini juga diduga menjadi faktor penurun kinerja. Selama masa WFH tingkat kepuasan kerja karyawan mengalami penurunan dikarenakan 1. Pekerjaan mengalami keterbatasan 2. Kesempatan bertemu klien secara langsung
menjadi terbatas.
Berbagai penelitian yang melibatkan
variabel dugaan dugaan diatas seperti
motivasi ekstrinsik, kualitas kehidupan kerja, kepuasan kerja dan kinerja telah beberapa dilakukan. Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan terdahulu menunjukan berbagai macam pengaruh baik positif atau tidak terhadap kinerja. Berdasarkan penelitian terdahulu berikut adalah tabel riset penelitian
dari terdahulu dan beserta gap issuenya.
Pada variabel
motivasi ekstrinsik terhadap kinerja terdapat gap issue pada penelitian
(Hamdani, Mulyanti, & Abdillah, 2019) yang mendapatkan
hasil positif pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja, sebaliknya penelitian yang dilakukan (Dharmayati, 2015) motivasi ekstrinsik tidak berpengaruh terhadap kinerja. Menurut penelitian oleh (Priyono, 2020), kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja, sedangkan pada penelitian (Agow & Dotulong, 2020) memberikan
hasil bahwa kualitas kehidupan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh (Muni, Nurhayati, & Widhiastuti, 2018) memberikan
hasil bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja, tetapi pada penelitian (Andara, 2020) kepuasan
kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Ekstrinsik, Kualitas Kehidupan
Kerja Dengan Kepuasan Kerja,
Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Karyawan PT. Samudera Express
Indonesia Logistik”.
Berbagai penelitian yang melibatkan
variabel dugaan dugaan diatas seperti
motivasi ekstrinsik, kualitas kehidupan kerja, kepuasan kerja dan kinerja telah beberapa dilakukan. Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan terdahulu menunjukan berbagai macam pengaruh baik positif atau tidak terhadap kinerja. Berdasarkan penelitian terdahulu berikut adalah tabel riset penelitian
dari terdahulu dan beserta gap issuenya.
Metode
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan sumber data primer. Menurut (Metode
Sugiyono, 2014), sumber
data adalah subyek dari mana suatu data diperoleh. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk link google form yang diisi oleh responden Karyawan di PT Samudera Express Indonesia Logistik.
Sumber data dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer yang diperoleh
dengan cara menyebar kuestioner yaitu metode pengumpulan
data dengan cara mengadakan pemberian pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner yang berisi pertanyaan berdasarkan indikator yang diajukan. Penelitian
ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner yang dibagikan kepada Karyawan di PT. Samudera Express Indonesia Logistik yang bekerja di kantor pusat. Penelitian ini terdiri dari empat
variabel yaitu Motivasi Ekstrinsik, Kualitas Kehidupan Kerja, Kepuasan Kerja
dan Kinerja Karyawan.
Menurut Ferdinand
(2014:171) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen
yang berbentuk peristiwa hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti untuk membuktikan atau menguji hipotesis yang dikembangkannya. Berdasarkan pengertian diatas, maka yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan di
di PT. Samudera Express
Indonesia Logistik pada akhir
Oktober 2022. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah 50 karyawan dari 55 orang karyawan PT Samudera Express Indonesia Logistik
di kantor Sunter Jakarta. Penyebaran
kuesioner dilakukan dua
minggu kepada karyawan di
PT. Samudera Express Indonesia Logistik.
Populasi dalam penelitian ini diambil dari seluruh Kinerja Karyawan di PT. Samudera Express
Indonesia Logistik pada akhir
bulan Oktober 2022. Adapun departemen yang sampelnya di ambil adalah departemen Customer Service, Sales dan Marketing, Human Resource, Accounting dan
Finance serta
Operational Support. Karyawan di bagian office boy
dan kurir tidak dikutsertakan.
Menurut pendapat (Sugiyono,
2010) Sampling Jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 100 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Jadi berdasarkan pendapat tersebut sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan
PT. Samudera Express Indonesia Logistik
di kantor Sunter Jakarta.
Dari penghitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi yang bisa dijadikan sampel sejumlah 50 responden yang terdiri dari seluruh
departemen Marketing
dan Sales, Human Resources, Customer Service, Finance Accounting dan
Operational Control. Dimana terdiri dari departemen Marketing dan Sales 12 orang, Human Resources 3 orang, Customer Services 15 orang, Finance-Accounting 12 orang dan Operational Support 8 orang.
Penulisan dalam penelitian ini menggunakan dua metode analisis data yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial.
Menurut (Ferdinand,
2014:229) Metode ini digunakan
untuk memberikan gambaran deskriptif tentang tanggapan atau jawaban yang diberikan responden pada kuesioner atau daftar pertanyaan yang diberikan. Jenis-jenis hasil analisis statistik deskriptif yang dapat disajikan dalam laporan penelitian
adalah antara lain distribusi
frekuensi dan statistik
rata-rata. Dalam hal ini penulis
akan menganalisis data-data
yang berhubungan dengan Motivasi Ekstrinsik, Kualitas Kehidupan Kerja dan Kepuasan Kerja
sebagai intervening terhadap
Kinerja Karyawan.
Menurut (Ferdinand,
2014:234) statistik inferensial adalah beberapa teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi yang digunakan. Metode analisis ini menekankan pada hubungan variabel dengan melakukan uji hipotesis yang menyimpulkan hasil penelitian dari sampel ke populasi.
Dalam metode ini, penulis melakukan pengujian dan pendugaan terhadap variabel yang menjadi fokus penelitian
yaitu Motivasi Ekstrinsik, Kualitas Kehidupan Kerja(sebagai variabel
bebas), Kinerja Karywan (sebagai variabel terikat) dan Kepuasan Kerja (sebagai variabel intervening).
Maka dalam penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan
software SPSS 25 (Statistical Package for
the Social Science) mulai dari
Uji Instrumen, Uji Asumsi Klasik, Uji Analisis Jalur dengan Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Kelayakan Model dan Pengujian Hipotesis.
Hasil dan Pembahasan
Uji Signfikansi Parsial (Uji t)
a.
Hasil Pengujian
Hipotesis I
Hipotesis I dalam penelitian ini adalah Motivasi Ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Adapun
perumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh
antara Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Karyawan.
Ha : Terdapat pengaruh
Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Karyawan.
Untuk membuktikan
kebenaran hipotesis tersebut maka dilakukan
uji signifikansi dengan bantuan program SPSS versi 25, yang
dapat dilihat melalui tabel berikut
ini:
Tabel 1
Hasil Uji Signifikansi Parsial
(Uji t) I
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
26.276 |
6.261 |
|
4.197 |
.000 |
Motivasi
Ekstrinsik |
.336 |
.107 |
.412 |
3.131 |
.003 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan |
Dengan tingkat signifikansi 5% dan menggunakan signifikansi dua arah maka diperoleh nilai df = n – k = 50-3 = 47, maka
diperoleh nilai ttabel sebesar 2,013. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Karyawan dari nilai
thitung yaitu sebesar 3,131 lebih besar dari jumlah ttabel
yaitu 2,013 (3,313>2,013) dan nilai
signifikan yang didapat sebesar 0,003 kurang dari 0,05 (0,003 < 0,05). Dapat disimpulkan
bahwa Hipotesis I yang menyatakan bahwa Motivasi Ekstrinsik berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan dapat dibuktikan kebenarannya.
b.
Hasil Pengujian
Hipotesis II
Hipotesis II dalam penelitian ini adalah Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Adapun perumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh
antara Kualitas Kehidupan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan.
Ha : Terdapat pengaruh
Kualitas Kehidupan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan.
Untuk membuktikan keberana hipotesis tersebut maka dilakukan
uji signifikansi dengan bantuan program SPSS versi 25,
yang dapat dilihat melalui tabel berikut
ini:
Tabel 3 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) II
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
20.889 |
6.153 |
|
3.395 |
.001 |
Kualitas
Kehidupan Kerja |
.730 |
.180 |
.506 |
4.064 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan |
Dengan tingkat signifikansi 5% dan menggunakan signifikansi dua arah maka diperoleh nilai df = n – k = 50-3 = 47, maka
diperoleh nilai ttabel sebesar 2,013. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kualitas Kehidupan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan dari nilai thitung
yaitu sebesar 4,064 lebih besar dari jumlah
ttabel yaitu 2,013
(4,064>2,013) dan nilai signifikan
yang didapat sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (0,000 <
0,05). Dapat disimpulkan bahwa
Hipotesis II yang menyatakan
bahwa Kualitas Kehidupan
Kerja berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan dapat dibuktikan kebenarannya.
c. Hasil
Pengujian Hipotesis III
Hipotesis III dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Adapun perumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh antara Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
Ha : Terdapat pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
Untuk membuktikan keberana hipotesis tersebut maka dilakukan
uji signifikansi dengan bantuan program SPSS versi 25,
yang dapat dilihat melalui tabel berikut
ini:
Tabel 3.
Hasil Uji Signifikansi Parsial
(Uji t) III
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
18.150 |
4.784 |
|
3.794 |
.000 |
Kepuasan
Kerja |
.478 |
.082 |
.642 |
5.808 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan |
Dengan tingkat signifikansi 5% dan menggunakan signifikansi dua arah maka diperoleh nilai df = n – k = 50-3 = 47, maka
diperoleh nilai ttabel sebesar 2,013. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dari nilai thitung
yaitu sebesar 5,808 lebih besar dari jumlah
ttabel yaitu 2,013
(5,808>2,013) dan nilai signifikan
yang didapat sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (0,000 <
0,05). Dapat disimpulkan bahwa
Hipotesis III yang menyatakan
bahwa Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan dapat dibuktikan kebenarannya.
d.
Hasil Pengujian
Hipotesis IV
Hipotesis
IV dalam penelitian ini adalah Motivasi Ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Adapun perumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ho :
Tidak ada pengaruh antara Motivasi Ekstrinsik terhadap Kepuasan Kerja.
Ha : Terdapat pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kepuasan Kerja.
Untuk membuktikan keberana hipotesis tersebut maka dilakukan uji signifikansi dengan bantuan program SPSS versi 25,
yang dapat dilihat melalui tabel berikut
ini:
Tabel 4 Hasil Uji Signifikansi Parsial
(Uji t) IV
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
31.704 |
8.420 |
|
3.765 |
.000 |
Motivasi Ekstrinsik |
.450 |
.144 |
.410 |
3.116 |
.003 |
|
a. Dependent
Variable: Kepuasan Kerja |
Dengan tingkat signifikansi 5% dan menggunakan signifikansi dua arah maka diperoleh
nilai df = n – k = 50-3 = 47, maka
diperoleh nilai ttabel sebesar 2,013. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Motivasi Ekstrinsik terhadap Kepuasan Kerja dari nilai thitung yaitu sebesar 3,116 lebih besar dari jumlah
ttabel yaitu 2,013
(3,116>2,013) dan nilai signifikan
yang didapat sebesar 0,003 kurang dari 0,05 (0,003 <
0,05). Dapat disimpulkan bahwa
Hipotesis IV yang menyatakan
bahwa Motivasi Ekstrinsik berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja dapat dibuktikan kebenarannya.
e. Hasil
Pengujian Hipotesis
V
Hipotesis V dalam penelitian ini adalah Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Adapun perumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh
antara Kualitas Kehidupan Kerja terhadap
Kepuasan Kerja.
Ha : Terdapat pengaruh
Kualitas Kehidupan Kerja terhadap
Kepuasan Kerja.
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut maka dilakukan
uji signifikansi dengan bantuan program SPSS versi 25,
yang dapat dilihat melalui tabel berikut
ini:
Tabel 5 Hasil Uji Signifikansi Parsial
(Uji t) V
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
10.890 |
6.754 |
|
1.612 |
.113 |
Kualitas Kehidupan Kerja |
1.375 |
.197 |
.710 |
6.977 |
.000 |
|
a. Dependent
Variable: Kepuasan Kerja |
Dengan tingkat signifikansi 5% dan menggunakan signifikansi dua arah maka diperoleh
nilai df = n – k = 50-3 = 47, maka
diperoleh nilai ttabel sebesar 2,013. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kualitas Kehidupan Kerja
terhadap Kepuasan Kerja dari nilai thitung
yaitu sebesar 6,977 lebih besar dari jumlah
ttabel yaitu 2,013
(6,977>2,013) dan nilai signifikan
yang didapat sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Dapat disimpulkan bahwa Hipotesis V yang menyatakan bahwa Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja dapat dibuktikan kebenarannya.
Berikut adalah tabel ringkasan
hipotesis I sampai dengan V dengan uji partial (Uji
t) :
Tabel 6 Ringkasan Hasil Uji Partial
No. |
Hipotesis |
Nilai
Sig |
Syarat Sig |
T
hitung |
T
tabel |
Keterangan |
1 |
Pengaruh X1 ke Y |
0,003 |
< 0,05 |
3,313 |
2,013 |
Signifikan |
2 |
Pengaruh X2 ke Y |
0,000 |
<0,05 |
4,064 |
2,013 |
Signifikan |
3 |
Pengaruh Z ke Y |
0,000 |
<0,05 |
5,808 |
2,013 |
Signifikan |
4 |
Pengaruh X1 ke Z |
0,003 |
<0,05 |
3,116 |
2,013 |
Signifikan |
5 |
Pengaruh X2 ke Z |
0,000 |
<0,05 |
6,977 |
2,013 |
Signifikan |
Keterangan:
X1: Motivasi Ekstrinsik
X2: Kualitas Kehidupan Kerja
Z: Kepuasan Kerja
Y: Kinerja Karyawan
f.Hasil
Pengujian Hipotesis VI
Hipotesis VI
dalam penelitian ini adalah Motivasi Ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Adapun perumusan
hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh antara Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja.
Ha : pengaruh antara
Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja.
Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis ini maka akan ada dua tahap yaitu perhitungan koefisien jalur dan perhitungan Uji Sobel.
1.
Perhitungan Koefisien Jalur
Berdasarkan diagram
jalur model struktur 2 diatas dapat diketahui
pengaruh langsung yang diberikan X1 terhadap Y adalah sebesar 0,430 sedangkan pengaruh tidak langsung X1 melalui Z terhadap Y adalah perkalian antara nilai beta X1 terhadap Z dengan nilai beta Z terhadap Y yaitu: 0,450 x 0,528 = 0,238. Dapat dihitung
pula pengaruh total yang diberikan
X1 terhadap Y dengan perhitungan pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak langsung yaitu: 0,430+ 0,238= 0,668. Diketahui
bahwa nilai pengaruh langsung sebesar 0,430 sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar 0,238 yang berarti bahwa nilai pengaruh
tidak langsung lebih kecil
dan berpengaruh positif.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Motivasi Eksterinsik berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening.
Uji Sobel
Uji sobel dilakukan untuk melihat hubungan antara X1 ke Y melalui
Z. Hipotesis VI yaitu memeriksa hubungan antara Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening. Hipotesis
VI ini memakai Uji Sobel dengan
menggunakan Sobel Test Calculator For The Signification of Mediation Kris Preacher maka berikut adalah
hasilnya:
Gambar
5. 1
Hasil Uji Sobel Variabel Motivasi
Ekstrinsik terhadap Kinerja
Karyawan dimediasi oleh Kepuasan Kerja
Dari perhitungan, nilai statistik (z-value) untuk pengaruh variabel Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening antara variabel
Motivasi Ekstrinsik dan Kinerja
Karyawan sebesar 2.6009520
dan signifikansi pada One-tailed probability sebesar 0.004. Karena p-value > α = 0,05, yaitu 1,984 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan. Sejalan dengan uji sebelumnya menggunakan analisis jalur, maka hipotesis
mediasi didukung.
Berdasarkan hasil analisa dan penjelasan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Motivasi Ekstrinsik berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja. Dengan demikian hipotesis VI dapat dibuktikan kebenarannya.
g.
Hasil Pengujian
Hipotesis VII
Hipotesis VII
dalam penelitian ini adalah Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening.
Adapun perumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh antara Kualitas Kehidupan
Kerja terhadap Kinerja
Karyawan melalui Kepuasan Kerja
Ha : pengaruh
antara Kualitas Kehidupan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan
melalui Kepuasan Kerja
Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis ini maka akan ada dua tahap yaitu perhitungan koefisien jalur dan Uji Sobel.
1.
Perhitungan Koefisien Jalur
Tahap ini akan dilakukan perhitungan koefisien jalur Model I dan Model
II. Analisis pengaruh
Kualitas Kehidupan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja diketahui jika pengaruh langsung
X2 terhadap Y adalah sebesar 0,463 sedangkan untuk mengetahui pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui Z adalah dengan rumus perkalian
antara nilai beta X2 terhadap
Z dan nilai beta Z terhadap
Y yaitu: 0,649 x 0,528 = 0,343. Maka pengaruh total yang diberikan X2 terhadap Y adalah pengaruh langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu: 0,463 + 0,343 = 0.806. berdasarkan
hasil tersebut menunjukan bahwa secara tidak langsung X2 melalui Z mempunyai pengaruh signifikan terhadap Z. Nilai X2 ke Y lebih kecil
daripada nilai X2 ke Y melalui Z. Ini berarti Z sebagai variabel intervening mempunyai pengaruh signifikan. Berdasarkan hasil analisa dan penjelasan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja. Dengan demikian hipotesis VII dapat dibuktikan kebenarannya.
2.
Uji
Sobel
Uji sobel dilakukan untuk melihat hubungan antara X2 ke Y melalui
Z. Hipotesis VII yaitu memeriksa hubungan antara Kualitas
Kehidupan Kerja terhadap
Kinerja karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening. Hipotesis
VII ini memakai Uji Sobel dengan
menggunakan Sobel Test Calculator For The Signification of Mediation Kris Preacher maka berikut adalah
hasil perhitungannya, nilai statistik (z-value) untuk pengaruh variabel Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening antara variabel
Kualitas Kehidupan Kerja dan Kinerja Karyawan sebesar 2.89045115 dan signifikansi pada One-tailed probability sebesar 0.001. Karena p-value > α = 0,05 yaitu 1,984, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan. Sejalan dengan uji sebelumnya menggunakan analisis jalur, maka hipotesis
mediasi didukung.
Gambar
5. 2 Hasil Uji Sobel Variabel Kualitas Kehidupan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan dimediasi oleh Kepuasan Kerja
Pengujian hipotesis secara simultan ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel Motivasi Ekstrinsik dan Kualitas Kehidupan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
Tabel 7 Hasil
Uji Simultan
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
271.735 |
2 |
135.867 |
15.464 |
.000b |
Residual |
610.265 |
47 |
12.984 |
|
|
|
Total |
882.000 |
49 |
|
|
|
|
a. Dependent
Variable: Kinerja Karyawan |
||||||
b. Predictors:
(Constant), Kualitas Kehidupan
Kerja, Motivasi Ekstrinsik |
Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah variabel predictor sebanyak 2, maka diperoleh nilai df = n – k – 1= 50-2-1 = 47, maka
diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,19. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Motivasi Ekstrinsik dan Kualitas Kehidupan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan
dari nilai Fhitung yaitu sebesar 15,464 lebih besar dari jumlah Ftabel
yaitu 3,19 (15,464>3,19) dan nilai
signifikan yang didapat sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mencari besarnya sumbangan atau peran variabel
Motivasi Ekstrinsik dan
Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan digunakan koefisen determinasi (Kd). Untuk mencari nilai koefisien
determinasi (Kd) digunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya sumbangan atau peran variabel Motivasi Ekstrinsik dan Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan dapat dilihat melalui
tabel berikut ini:
Tabel
8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model
Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R
Square |
Std. Error of
the Estimate |
1 |
.755a |
.608 |
.579 |
2.603 |
a. Predictors:
(Constant), Kualitas Kehidupan
Kerja, Motivasi Ekstrinsik |
Hasil R Square =
0,608 berarti variabel Kinerja
Karyawan dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi Ekstrinsik dan Kualitas Kehidupan Kerja sebesar 60,8% yang diperoleh dari 0,608 x 100%, artinya pengaruh Motivasi Ekstrinsik dan Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan sebesar 60,8% sedangkan 39,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka di dapat
bahwa semua hipotesis itu sesuai kebenaran dugaan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
1.
Pada hipotesis pertama bahwa pengaruh
motivasi ekstrinsik terhadap kinerja mempunyai hasil yang positif dan signifikan terlihat bahwa nilai sig 0,003 < 0,05 (nilai
batas untuk memenuhi syarat
signifikansi) dan juga berdasarkan
uji nilai t dengan thitung adalah 3,313 > 2,013 (ttabel).
2.
Pada hiptotesis kedua bahwa kualitas
kehidupan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja terlihat bahwa nilai sig 0,000 < 0,05 (nilai
batas untuk memenuhi syarat
signifikansi) dan pada hasil
perhitungan dengan memakai uji nilai t dengan thitung adalah 4,064 > 2,013 (ttabel ).
Dengan memakai
uji Simultan (Uji F) bahwa motivasi ekstrinsik dan kualitas kehidupan kerja secara bersama sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini terlihat bahwa nilai Fhitung yaitu sebesar 15,464 lebih besar dari jumlah
Ftabel yaitu 3,19
(15,464>3,19) dan nilai signifikan
yang didapat sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (0,000 <
0,05).
3.
Pada hiptotesis ketiga bahwa kepuasan
kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja terlihat bahwa nilai sig 0,000 < 0,05 (nilai batas untuk memenuhi syarat signifikansi) dan pada hasil perhitungan dengan memakai uji nilai t dengan thitung adalah 5,808 > 2,013 (ttabel ).
4.
Pada hiptotesis kempat bahwa motivasi
ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja terlihat bahwa nilai sig 0,003 < 0,05 (nilai
batas untuk memenuhi syarat
signifikansi) dan pada hasil
perhitungan dengan memakai uji nilai t dengan thitung adalah 3,116 > 2,013 (ttabel ).
5.
Pada hiptotesis kelima bahwa kualitas
kehidupan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja terlihat bahwa nilai sig 0,003 < 0,05 (nilai
batas untuk memenuhi syarat
signifikansi) dan pada hasil
perhitungan dengan memakai uji nilai t dengan thitung adalah 34,064 > 2,013 (ttabel).
6.
Pada hipotesis keenam bahwa motivasi
ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Terlihat
pengaruh motivasi ekstrinsik melalui kepuasan kerja variabel
intervening terhadap kinerja
adalah 0,450 x 0,528 = 0,238. Pengaruh total yang diberikan motivasi ekstrinsik melalui kepuasan kerja terhadap Kinerja dengan perhitungan pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak langsung yaitu: 0,430+ 0,238= 0,668.
Hal ini berati dengan memakai analisis jalur motivasi ekstrinsik dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening terhadap kinerja berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini diperkuat dengan uji sobel yaitu perhitungan
di atas, nilai statistik (z-value) untuk pengaruh
variabel Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening
antara variabel Motivasi Ekstrinsik dan Kinerja Karyawan sebesar 2.6009520 dan signifikansi
pada One-tailed probability sebesar 0.004. Karena
p-value > α = 0,05, yaitu 1,984. Karena 2,6009520
> 1,984 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan. Sejalan dengan uji sebelumnya menggunakan analisis jalur, maka hipotesis mediasi didukung.
7.
Pada hipotesis ketujuh bahwa kualitas
kehidupan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Terlihat
pengaruh motivasi ekstrinsik melalui kepuasan kerja variabel
intervening terhadap kinerja
adalah 0,649 x 0,528 = 0,343. Pengaruh total yang diberikan motivasi ekstrinsik melalui kepuasan kerja terhadap Kinerja dengan perhitungan pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak langsung yaitu: 0,463+ 0,343= 0,806.
Hal ini berati dengan memakai analisis jalur motivasi ekstrinsik dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening terhadap kinerja berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini diperkuat dengan uji sobel yaitu perhitungan
di atas, nilai statistik (z-value) untuk pengaruh
variabel Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening
antara variabel Kualitas Kehidupan
Kerja dan Kinerja Karyawan sebesar
2,89045115 dan signifikansi pada One-tailed
probability sebesar 0.001. Karena p-value > α
= 0,05, yaitu 1,984. Karena 2,89045115 > 1,984 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan. Sejalan dengan uji sebelumnya menggunakan analisis jalur, maka hipotesis
mediasi didukung.
Dari Uji Koefisien Determinasi R2, didapat Hasil R Square = 0,608 berarti
variabel Kinerja Karyawan dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi Ekstrinsik dan Kualitas Kehidupan Kerja sebesar 60,8% yang diperoleh dari 0,608 x 100%, artinya pengaruh Motivasi Ekstrinsik dan Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan sebesar 60,8% sedangkan 39,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti gaya
kepemimpinan, disiplin kerja, budaya kerja,
motivasi intrinsik, kompetensi,
lingkungan kerja, kompensasi
dan benefit, reward dan
punishment, fasilitas, loyalitas
karyawan, pengembangan organisasi dan lainnya. Hasil ini
berarti khusus untuk objek penelitian di PT. Samudera Express Indonesia Logistik
bahwa Motivasi Ekstrinsik dan Kualitas Kehidupan
Kerja pada saat ini sangat berpengaruh
dan signifikan untuk meningkatkan
kinerja. Hal ini sesuai dengan Teori yang mendukung hipotesis kebenaran hipotesis ini adalah Bahrulmazi Bin Edrak, Benjamin
Chan Yin Fah Behrooz Gharleghi, Thiam Kah seng (2013) yang menyebutkan bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja seorang karyawan. Penelitian yang dilakukan (Yuliani et al., 2010), Osland (2018) menyatakan bahwa Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hal ini berarti bahwa pengaruh motivasi ekstrinsik, kualitas kehidupan kerja dan kepuasan kerja baik partial maupun
melalui intervening berpengaruh
terhadap meningkatnya kinerja karyawan. Teori yang mendukung
hipotesis kebenaran hipotesis ini adalah Bahrulmazi Bin Edrak, Benjamin
Chan Yin Fah Behrooz Gharleghi, Thiam Kah seng (2013) yang menyebutkan bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja seorang karyawan. Penelitian yang dilakukan (Yuliani et al., 2010), Osland (2018) menyatakan bahwa Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian ternyata semua hipotesis I sampai dengan VII berpengaruh positif dan signifikan, ada yang sama dan berbeda dengan penelitian lain. Hasil penelitian no. 1-3 di atas sama seperti hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya antara lain:
1.
Hipotesis
I bahwa motivasi ekstrinsik terhadap kinerja pengaruh yang positif dan signifikan, mempunyai hasil yang serupa dengan penelitian
(Hamdani et al., 2019), (Muni et al., 2018). Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan (Dharmayati, 2015), (Puspitasari & Prahiawan, 2018) yang mempunyai hasil bahwa motivasi ekstrinsik tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja.
2.
Hipotesis
II bahwa kualitas kehidupan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, mempunyai hasil yang sama dengan penelitian (Priyono, 2020), Kadek Doddy Dharma Permadi, I
Wayan Mudiarta Utama (2016). Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh (Agow & Dotulong, 2020). Hipotesis III bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja, mempunyai hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Agow & Dotulong, 2020), (Priyono, 2020), (Muni et al., 2018). Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Maya Kharishma, Sri
Lestari P, Eka Avianti A (2019), (Puspitasari & Prahiawan, 2018), (Andara, 2020).
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian
ini ditemukan bahwa motivasi ekstrinsik, kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening terhadap kinerja karyawan PT. Samudera Express
Indonesia Logisik di Jakarta. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut ini: 1. Motivasi ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. Kualitas kehidupan
kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 3. Kepuasan Kerja terhadap Kinerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan. 4. Motivasi Esktrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. 5. Kualitas Kehidupan
Kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. 6. Motivasi Ekstrinsik dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening mempunyai berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. 7. Pengaruh Kualitas Kehidupan
Kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Kinerja dengan Kepuasan
Kerja sebagai variabel
intervening.
DAFTAR PUSTAKA
Agow, Felicia M., &
Dotulong, Lucky O. H. (2020). Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja, Komunikasi
Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pln Ulp
Airmadidi. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 8(1).
Andara,
Adissya Maya. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Motivasi
Ekstrinsik Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Variabel Intervening Kepuasan Kerja.
GEMILANG: Jurnal Manajemen Dan Strategi Bisnis, 1(1), 1–14.
Arifin,
Noor. (2012). Analisis kualitas kehidupan kerja, kinerja, dan kepuasan kerja
pada cv duta senenan Jepara. Jurnal Economia, 8(1), 11–21.
Dharmayati,
Agustina Siwi. (2015). Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan Ekstrinsik Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Di Badan
Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Manajemen Bisnis,
6(2), 429–450.
Fajar
Riah, Qowiyyu, Musiyam, Muhammad, & TP, M. (2015). Penerapan Strategi
Jigsaw Pada Mata Pelajaranilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Dengan Materi Bentuk
Muka Bumi Dan Aktivitas Penduduk Di Indonesia Untuk Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Ferdinand,
Augusty. (2014). Metode Penelitian Manajemen (5 th; BP Undip, Ed.).
Hamdani,
H., Mulyanti, R. Y., & Abdillah, F. (2019). Pengaruh motivasi intrinsik dan
ekstrinsik terhadap kinerja pengemudi Grabbike. Jurnal Ekobis Ekonomi Bisnis
Dan Manajemen, 9(2).
Ike,
Rachmawati. (2008). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Andi.
Mangkunegara,
Anwar Prabu, & Prabu, Anwar. (2005). Evaluasi kinerja sumber daya manusia. Bandung:
Refika Aditama, 61–68.
Manullang,
M. (2019). Dasar-Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press.
Muni,
Ahmad, Nurhayati, Tatiek, & Widhiastuti, Hardani. (2018). Analisa Pengaruh
Pengembangan Karir Dan Motivasi Ekstrinsik, Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja
Sdm Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Riset Ekonomi
Dan Bisnis, 11(3), 261–281.
Priyono,
Achmad Agus. (2020). Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap kinerja
karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Attadrib:
Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 3(1), 31–42.
Puspitasari,
Ayu, & Prahiawan, Wawan. (2018). Pengaruh Disiplin Preventif Dan Motivasi
Ektrinsik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening Pada PT. Natura Indoland. Tirtayasa Ekonomika, 13(2),
339–356.
Sugiyono,
Dr. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono,
Metode. (2014). Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&D
cet. Ke-19, Bandung: Alfabeta.
Yuliani,
Safrida, Nadirsyah, Nadirsyah, & Bakar, Usman. (2010). Pengaruh pemahaman
akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran
internal audit terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (Studi pada
Pemerintah Kota Banda Aceh). Jurnal Telaah Dan Riset Akuntansi, 3(2),
206–220.
Zeithaml,
V. A. and M. J. Bitner (diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono). 2018. (2018).
Services Marketing. In 2021. New York: The McGraw-Hill Companies.