Analisis Implementasi Enterprise Risk Management dan
Nilai Perusahaan
Dameria Naibaho1, Friska Sipayung2,
Bernadetta A.J. Simbolon3, Ratna4, Darmawati Simanjuntak5
Politeknik
Negeri Medan, Sumatera Utara, Indonesia1,3,4,5, Universitas Sumatera
Utara, Sumatera Utara, Indonesia2
damerianaibaho1961@gmail.com
Abstrak
Latar belakang penelitian
ini adalah konsep yang mengatakan oleh karena masa depan penuh dengan
ketidakpastian, maka diperlukan pengelolaaan risiko manajemen yang baik untuk
mencapai keselarasan tujuan stakeholder dengan manajemen yaitu meningkatkan
nilai perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana
penerapan Enterprise Risk Management mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian
ini merupakan studi literatur yang melihat bagaimana Enterprise Risk Management
mempengaruhi nilai perusahaan dengan menggunakan 13 artikel bertemakan Enterprise Risk Management
dan nilai perusahaan, yang dimuat dalam jurnal selama periode 2014 – 2023.
Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komitmen perusahaan dalam mengelola risiko pengungkapan Enterprise
Risk Management yang semakin luas dan specific meliputi Chief Risk Officer, Risk Management
Committee, Manajemen Risiko Strategis, Manajemen Risiko Konsollidasi,
Manajemen Risiko Holistik, Manajemen Risiko Terintegrasi. Pada annual report akan menjadi good news bagi stakeholder yang digunakan
sebagai dasar berinvestasi yang akan menjadi strategi untuk meningkatkan nilai
perusahaan.
Kata
kunci: Enterprise Risk Management,
Good News, Risiko, Stakeholder
Abstract
The background of this research is a concept
that says because the future is full of uncertainty, good risk management is
needed to achieve alignment of stakeholder and management goals, namely increasing
company value. The purpose of this study is to see how the implementation of
Enterprise Risk Management affects firm value. This research is a literature
study that looks at how Enterprise Risk Management affects firm value using 13
articles with the theme of Enterprise Risk Management and firm value, which
were published in journals during the period 2014 - 2023. Sampling with
purposive sampling technique. The results showed that the company's commitment
in managing the risk of disclosure of Enterprise Risk Management is
increasingly broad and specific including Chief Risk Officer, Risk Management
Committee, Strategic Risk Management, Collation Risk Management, Holistic Risk
Management, and Integrated Risk Management. The annual report will be good news
for stakeholders who are used as a basis for investing which will be a strategy
to increase company value.
Keywords: Enterprise Risk Management, Good
News, Risiko, Stakeholder
PENDAHULUAN
“Enterprise Risk
Management dapat
diartikan sebagai serangkaian prosedur yang mengintegrasikan risiko organisasi,
manajemen organisasi ke dalam proses bisnis perusahaan dan digunakan oleh
perusahaan untuk mengidentifikasi, mengendalikan dan meminimalkan risiko yang
mungkin ditimbulkan perusahaan dalam proses pencapaian tujuannya agar kerugian
yang ditimbulkan tidak melebihi
kemampuan perusahaan sehingga kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga”. Konsep yang menyatakan bahwa
masa depan penuh dengan ketidakpastian, sehingga tantangan yang akan dihadapi
oleh perusahaan dalam menjalankan perusahaan akan menghadapi risiko yang
mungkin akan terjadi, sehingga diperlukan pengelolaan risiko manajemen yang
baik untuk mencapai keselarasan tujuan stakeholder dengan manajemen
yaitu meningkatkan nilai perusahaan (Budiman,
Randa, & Tongli, 2021).
“Implementasi Enterprise
Risk Management dapat meningkatkan sinyal risiko, dan salah satu risiko
yang dihadapi oleh Perusahaan adalah risiko finansial. Risiko finansial adalah risiko yang timbul
sebagai akibat penggunaan sumber dana jangka panjang
yang menimbulkan biaya tetap (utang jangka Panjang dan saham preferen). Semakin
tinggi tingkat leverage keuangan, semakin tinggi juga risiko keuangan
yang dihadapi perusahaan. Kerugian yang disebabkan adanya risiko financial ini
bisa berupa kehilangan aset, mengalami kerugian yang besar, terganggunya arus
kas dan lain-lain” (Maralis
& Triyono, 2019).
Implementasi Enterprise
Risk Management dalam perusahaan dapat membantu mengontrol aktivitas
manajemen sehingga perusahaan dapat meminimalisasi terjadinya fraud yang
dapat merugikan perusahaan (Emar
& Ayem, 2020).
Contoh lemahnya Enterprise
Risk Management, seperti risiko bisnis yang terjadi pada tahun 2015 di
perusahaan Toshiba Corporation Jepang yang melakukan suatu kebohongan melalui accounting
fraud senilai 1, 2 milyar dollar Amerika dan akhirnya menghadapi tuntutan
pembayaran dari para pemegang sahamnya sebesar 174 milyar Yen kasus fraud yang terjadi pada Lembaga
Pembiayaan SNP Finance
(Liputan6.com) pada tahun 2017 yang diketahui melakukan rekayasa laporan
keuangan sehingga merugikan 14 bank di Indonesia (Emar
& Ayem, 2020).
Kasus general market
risk pada Bank Syariah dimana Bank Indonesia membekukan kegiatan usaha PT
Bank Global sejak tahun 2004. General
market risk adalah risiko yang disebabkan oleh suatu
kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut
mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis. Sehatnya sebuah bank tidak hanya berpatokan
pada aset atau modal saja, namun juga harus memperhitungkan faktor manajemen
risiko yang meliputi delapan faktor, yakni risiko kredit, risiko pasar, risiko
likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategi, risiko kepatuhan
dan risiko reputasi, serta kasus specific market risk pada PT Gudang Garam akibat
dampak dari penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang
berakibat menurunnya laba bersih perusahaan. Hal itu kemudian juga berdampak
pada membagian deviden kepada para pemegang saham, ditambah lagi adanya
peraturan pemerintah yang dapat menurunkan penjualan produk serta pendapatan
perusahaan. (liputan 6.com: 2013) Specific market
risk merupakan risiko yang hanya dialami secara khusus pada suatu
sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh (Rohman, 2021).
Penerapan Enterprise
Risk Management dipandang sebagai value driver bagi perusahaan
dimana perusahaan yang menerapkan Enterprise Risk Management akan
memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi daripada peruahaan yang tidak
menerapkannya, dengan demikian Enterprise Risk Management dapat meningkatkan nilai perusahaan (Sagitasari,
2021).
“Firm value atau nilai perusahaan merupakan
persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dihubungkan dengan harga
saham. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan perusahaan atau
nilai Perusahaan” (Rumondor,
Mangantar, & Sumarauw, 2015). “Nilai perusahaan merupakan
persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat
dengan harga sahamnya yang diukur dengan Price to Book Value (PBV)”.
Berdasarkan latar
belakang di atas, yang menyatakan bahwa konsep penerapan Enterprise Risk Management
dalam menghadapi ketidakpastian masa depan serta risiko yang mungkin akan dihadapi oleh Perusahaan, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan:
“Bagaimana penerapan Enterprise
Risk Management dapat mempengaruhi peningkatan nilai Perusahaan?”
Berdasarkan permasalahan
yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana penerapan Enterprise Risk Management dapat mempengaruhi
peningkatan nilai Perusahaan. Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Perusahaan bahwa
merencanakan Enterprise Risk Management akan membantu meminimalisasi risiko yang akan
timbul, sehingga tidak akan mengganggu keberlangsungan hidup Perusahaan bahkan
mampu meningkatkan nilai dan kekayaan Perusahaan.
“Menurut COSO (2004), efektifitas Enterprise
Risk Management suatu organisasi
dinilai dari 4 (empat) tujuan yaitu: strategi (strategic)- Enterprise Risk
Management dilakukan untuk mencapai
tujuan usaha dan organisasi serta selaras denga napa yang telah direncanakan ;
Operational (Operations)- Enterprise Risk Management dilaksanakan untuk
memastikan pemanfaatan sumberdaya dilakukan secara efektif dan efisien;
Pelaporan (Reporting)- Enterprise Risk Management menuntut dan mendorong
pelaporan informasi yang transparan; Kepatuhan (Compliance)- Enterprise Risk
Management membantu pelaksanaan
kegiatan usaha yang beretika serta sesuai dengan peraturan dan hukum yang
berlaku” (Rahmadani
& Husaini, 2017).
“Signalling theory menekankan pada pentingnya informasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan bagi keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang
menurut pertimbangan perusahaan sangat diminati investor dan pemegang saham
terlebih jika terdapat good news, yang berdampak pada reaksi pasar yang
mendorong semakin tingginya nilai Perusahaan” (Isnaen
& Albastiah, 2021). Annual report berisi
informasi keuangan dan non keuangan, ada yang bersifat mandatory dan voluntary,
dan jika ingin berkompetisi maka perusahaan akan memberikan informasi lebih
kepada investor dan pemegang saham, yang akhirnya akan memberikan manfaat bagi
perusahaan, termasuk pengungkapan Enterprise Risk Management tentang
komitmen dalam mengelola risiko. Enterprise Risk Management merupakan
informasi non keuangan yang dibutuhkan investor untuk mengambil keputusan
berinvestasi. Enterprise Risk Management disclosure merupakan
pengungkapan yang berupa informasi pengelolaan risiko yang dilakukan oleh
perusahaan dan mengungkapkan dampak masa depan nilai perusahaan. Perusahaan
berusaha meminimalkan risiko atas keputusan bisnis apapun yang diambil.
Pengelolaan dan pengungkapan risiko yang baik kepada publik, selain mengurangi
tingkat risiko dan ketidakpastian yang dihadapi investor juga membantu dalam
mengendalikan aktivitas manajemen. ‘Keputusan investasi selain dipandu oleh
informasi keuangan juga harus mempertimbangkan informasi nonkeuangan seperti
pengungkapan manajemen risiko (seperti profil risiko perusahaan dan peneglolaan
atas risiko tersebut) sehingga risiko yang mungkin terjadi dapat diminimalkan’(Ardianto
& Rivandi, 2018)
Enterprise Risk
Management sebagai
suatu proses manajemen risiko perusahaan yang dirancang dan di implementasikan
ke dalam setiap startegi perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan (Sayudin,
Kartono, & Curatman, 2023). “Bagi perusahaan yang bergerak
dibidang jasa keuangan, adalah merupakan suatu kewajiban untuk mengungkapkan
risiko-risiko yang dapat berpengaruh pada kesinambungan usaha serta upaya-upaya
yang telah dilakukan dalam mengelola risiko tersebut mencakup risiko kredit,
risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko strategik, risiko
reputasi, risiko kepatuhan, dan risiko hukum (berdasarkan ketentuan dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/14/PBI/2012;PSAK No 60, Revisi 2010;
Keputusan Ketua Bapepam -LK Nomor KEP-431/BL/2012), kewajiban bagi perusahaan
untuk mengungkapkan manajemen risiko dalam laporan tahunan (mandatory
disclosure), dimana pengungkapan untuk perusahaan keuangan lebih ketat
dibandingkan dengan perusahaan nonkeuangan. Keputusan Ketua Bapepam -LK Nomor
KEP-431/BL/2012)” (PUTRI,
2017).
Agency Theory (Jensen and Meckling:1976) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent
dengan principals. Ketika pemilik (atau manajer) mendelegasikan otoritas
pengambilan keputusan pada pihak lain, terdapat hubungan keagenan antara kedua
pihak tersebut. Hubungan keagenan, seperti hubungan antara pemegang saham
dengan manajer, akan efektif selama manajer mengambil
keputusan investasi yang konsisten dengan kepentingan pemegang saham. Namun, ketika
kepentingan manajer berbeda dengan kepentingan pemilik, maka keputusan yang di
ambil oleh manajer kemungkinan besar akan mencerminkan
preferensi manajer dibanding dengan pemilik. Tujuan yang ingin dicapai antara
pemegang saham (principal) dan pihak manajer (agent) tidak selalu
sama, ini dapat disebabkan karena adanya asymetry information dan
konflik kepentingan (concflict of interest) akibat
ketidaksamaan tujuan. Teori keagenan menyatakan bahwa manajemen berupaya untuk
memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan meminimumkan biaya-biaya keagenan
yang timbul dari pemantauan (monitoring) dan penyelenggarakan kontrak (Rahmadani
& Husaini, 2017).
‘Stakeholder Theory menyatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan perusahaan, namun juga harus
memberikan manfaat dan kepuasan bagi stakeholder (pemegang saham, kreditor,
konsumen, pemasok, analis, karyawan, pemerintah, dan pihak lain seperti
masyarakat yang merupakan bagian dari lingkungan sosial), dimana stakeholder
berwenang mempengaruhi manajemen untuk berusaha mengelola seluruh potensi dan
sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
dalam menciptakan nilai tambah yang selanjutnya akan mendorong kinerja
keuangan dan nilai perusahaan’ (Sutanto
& Siswantaya, 2014). “Penting tidaknya informasi harus
diungkapkan menjadi alasan utama yang dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan “ (Anggraini
& Mulyani, 2022).
Tujuan utama dari Stakeholder
theory adalah untuk membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan
penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan
meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder. “Informasi Enterprise
Risk Management yang ditujukan pada stakeholder adalah wujud
komitmen baik dari manajemen tentang pengelolaan risiko perusahaan, maka dari
itu pengungkapan Enterprise Risk Management merupakan good news
yang dapat dijadikan sebagai sinyal positif, karena melalui informasi ERM
investor juga akan menilai prospek perusahaan” (Devi,
Budiasih, & Badera, 2017).
METODE
Penelitian
ini merupakan studi literatur dengan pendekatan kualitatif menggunakan 13
artikel bertema penerapan Enterprise Risk
Management (ERM) dan hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan.
Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu dengan memilih artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah
periode tahun 2014-2023 yang bertemakan ERM dan nilai perusahaan. Data yang
diambil meliputi variabel penelitian, hasil penelitian, arti hasil penelitian,
serta eksplanasi atas hasil penelitian. Setelah data dikumpulkan, maka akan dilakukan tabulasi data yang bertujuan untuk
memperlihatkan variabel-variabel yang terkait dengan penerapan ERM dan
peningkatan nilai perusahaan.
Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tematik. Dengan
menggunakan analisis tematik, peneliti dapat mengidentifikasi tema-tema yang
terkait dengan penerapan ERM dan peningkatan nilai perusahaan. Selain itu,
peneliti juga dapat menganalisis hubungan antara variabel-variabel terkait
dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai penerapan ERM dan
peningkatan nilai perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang berasal dari artikel
bertema implementasi Enterprise Risk Management dalam meningkatkan nilai
perusahaan, dapat dilihat pada lampiran 1.
Tabel 1 berikut memperlihatkan hasil tabulasi dari variabel apa saja yang digunakan, hasil penelitian, arti dari hasil
penelitian serta eksplanasi yang diberikan terhadap data tersebut, urutan
pembahasan sesuai dengan urutan artikel yang ada pada lampiran 1.
Tabel 1
Variabel, Hasil, Arti Hasil Penelitian serta Eksplanasi terhadap Hasil
Penelitian
No. |
Variabel Penelitian |
Hasil Penelitian |
Arti Hasil Penelitian |
Eksplanasi Hasil Penelitian |
1 |
ERM |
Mendesain
ERM dengan melakukan identifikasi risiko, penyebab munculnya risiko,
pencegahan terjadinya risiko, serta mendesain cara meminimalkan dampak yang
merugikan perusahaan |
Identifikasi
risiko dibagi menjadi high, medium dan low risk. Dengan penerapan ERM ,perusahaan akan lebih peka terhadap berbagai
risiko yang dapat terjadi seta mampu merespon dan membuat kebijakan secara
tepat sesuai dengan peringkat risikonya demi keberlangsungan perusahaan |
Perusahaan
kontraktor yang berbentuk CV ini pada awalnya sudah menerapkan ERM akan
tetapi belum belum sempurna dan sedang mencoba mendesain ERM yang sesuai
dengan kondisi perusahaan saat ini dan masa depan. Dari identifikasi risiko
yang mungkin timbul, risiko ini dibagi menjadi high, medium dan low
risk. |
2 |
Pengungkapan
ERM Pengungkapan Intellectual Capital Nilai
Perusahaan |
Pengungkapan
ERM berpengaruh positip pada nilai Perusahaan |
Hasil
tersebut menunjukkan pengungkapan ERM dengan item yang lebih banyak
dipublikasikan dapat berdampak pada semakin tingginya nilai perusahaan |
Luasnya
informasi ERM yang secara sukarela dipublikasikan oleh perusahaan direspon
positif oleh pasar karena pasar percaya bahwa pengungkapan ERM dapat
digunakan sebagai salah satu informasi yang relevan dalam memprediksi masa
depan dan keberlangsungan perusahaan , hal ini selaras dengan Stakeholder theory
dan Signaling theory |
3 |
ERM Kompleksitas Nilai
Perusahaan |
ERM
berpengaruh postif terhadap nilai perusahaan |
ERM yang
digunakan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan terutama memaksimalkan
kesejahteraan pemegang saham mampu menciptakan nilai perusahaan |
Strategi-strategi
dalam kerangka kerja ERM dapat membantu manajemen dalam menangani kemungkinan
risiko yang akan terjadi sehingga mampu mencapai tujuan perusahaan dan mampu
memberikan nilai bagi Perusahaan |
4 |
ERM Nilai
Perusahaan |
Variabel ERM
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan |
Variabel ERM
yang digunakan adalah penggunaan kata kunci seperti: Enterprise Risk
Management, Chief Risk Officer, Risk Management Committee, Manajemen Risiko
Strategis, Manajemen Risiko Konsollidasi, Manajemen Risiko Holistik,
Manajemen Risiko Terintegrasi. Pengungkapan variabel ERM di annual report
menjadi good news bagi investor yang digunakan sebagai dasar
berinvestasi yang mempengaruhi nilai perusahaan |
Adanya
pengelolaan risiko perusahaan dengan cara yang baik dan diungkapkan di dalam
annual report akan berpengaruh terhadap nilai Perusahaan, dimana pengungkapan
yang baik turut menentukan tingkat kepercayaan investor dan akan merespon
pasar. |
5 |
ERM
Disclosure Intellectual
Capital Disclosure Struktur
Pengelolaan Nilai Perusahaan |
ERM
Disclosure tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan |
Investor
tidak melihat informasi tentang ERM yang diungkapkan dalam mengambil
keputusan untuk melakukan investasi. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya pengungkapan ERM yang mampu menunjukkan komitmen dalam
mengelola risiko. |
Meskipun
pengungkapan ERM di annual report sudah cukup baik, dalam kenyataannya tidak
cukup bagi investor sebagai dasar pengambilan keputusan, sehingga tidak
mempengaruhi nilai perusahaan, karena informasi yang diungkapkan kurang
menunjukkan suatu komitmen bagi stakeholder |
6 |
Pengungkapan
ERM Intellectual
Capital CSR Sustainability Nilai
Perusahaan |
Pengungkapan
ERM tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan |
Pengungkapan
ERM bukanlah variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan, oleh karena
kurangnya komitmen perusahaan non-keuangan dalam mengungkapkan bagaimana
manajemen seharusnya mengelola risiko. |
ERM
Disclosure bukanlah informasi
utama yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berinvestasi.
Investor kurang mengapresiasi ERM disclosure dalam pengambilan
keputusan, disebabkan oleh kelonggaran ketentuan ERM disclosure bagi
perusahaan nonkeuangan, menyebabkan Perusahaan kurang memperhatikan
kelengkapan instrumen ERM yang diungkapkan. |
7 |
ERM Kinerja Nilai
Perusahaan |
Pengungkapan
ERM berpengaruh positip pada nilai Perusahaan |
Melalui
implementasi ERM yang mereduksi kerugian akan meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. |
Sesuai
dengan Signalling Theory, dimana pengungkapan ERM merupakan sinyal
perusahaan kepada stakeholder yang akhirnya akan direspon dipasar
modal secara positif. |
8 |
Pengungkapan
ERM Pengungkapan
Intellectual Capital Nilai
Perusahaan GCG |
Pengungkapan
ERM tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. |
Pengungkapan
ERM bukanlah variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan. |
Dalam teori
signal dikatakan bahwa informasi merupakan unsur penting bagi investor dalam
pengambilan keputusan. Investor tidak cukup melihat informasi ERM sebagai
pertimbangan dalam berinvestasi dan masih berorientasi kepada informasi
keuangan. Pengungkapan ERM dirasakan belum memadai untuk membuat investor
berinvestasi. |
9 |
ERM Risiko
Perbankan |
Penerapan
ERM bagi perbankan tidak terbuksi memiliki pengaruh dalam meminimalisir risko
kredit, risiko suku bunga dan risiko likuiditas. |
Hali ini
disebabkan penerapan ERM tidaklah digunakan untuk mengelola risiko secara
individual melainkan secara kolektif, sehingga mampu mengenali aktivitas
perusahaan yang berkontribusi paling besar terhadap total risiko perusahaan
dan dilakukan mitigasi. |
Kecenderungan
manajemen perbankan justru berani mengambil risiko untuk mengoptimalkan laba,
dengan mempertimbangkan risiko yang belum berada pada tingkat yang
membahayakan kondisi bisnis perbankan. Teori sinyal
yang positip bagi stakeholder dimana dengan menerapkan ERM manajer
mengurangi asimetri informasi dalam mewujudkan tujuan stakeholder.
Penerapan ERM ini juga mampu memitigasi risiko dengan tujuan meningkatkan
nilai perbankan. |
10 |
ERM CSR Kepemilikan Institusional Nilai
Perusahaan |
ERM
berpengaruh signifikan dan negatip terhadap nilai perusahaan. |
Hal ini
disebabkan luasnya informasi yang diungkapkan perusahaan tentang pengelolaan
ERM ditangkap sebagai berita negative (bad news) oleh investor khususnya
informasi terkait cara perusahaan mengantisipasi/memitigasi risiko
tersebut.hasil menunjukkan kurang informatif pengungkapan ERM justru
menyebabkan nilai perusahaan turun. |
Risk
assessment dan risk respon atau risk mitigation yg kurang
diungkapkan akan ditangkap oleh investor sebagai kelemahan perusahaan dalam
mengelola perusahaan. Disisi lain Perusahaan enggan mengungkpkan stratetgi
ERM akan diketahui oleh pesaing, cenderung melemahkan kepeercayaan investor |
11 |
ERM GCG Nilai
Perusahaan |
Pengungkapan
ERM berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan |
Komitmen
perusahaan dalam mengelola risiko yang dituangkan dalam ERM Disclosure
mampu memberikan nilai lebih agar investor semakin yakin untuk mempercayakan
modal mereka kepada perusahaan yang mampu mengelola risiko secara baik dan
benar. |
Sesuai
dengan teori keagenan yang menjelaskan bahwa manajemen sebagai pengelola
perusahaan (agent) yang bertanggung jawab kepada principal
adalah untuk meningkatkan kekayaan dan kemakmuran bersama melalui peningkatan
nilai perusahaan, yaitu dengan berkomitmen dalam mengelola risiko secara baik
dan benar dan juga konsistenp. |
12 |
ERM Company Size Profitability Managerial Ownership Value of The
Company |
Pengungkapan
ERM tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan |
Ternyata
pengungkapan ERM tidak cukup mempengaruhi Keputusan investor dalam
berinvestasi, yang sekaligus tidak mempengaruhi nilai Perusahaan |
Tingkat
pengungkapan risiko dapat mendukung ppaya dalam mendorong sistem pengendalian
internal perusahaan menjadi lebih baik lagi sekaligus dapat membantu investor
mengetahui lebih jelas terkait potensi risiko serta prospek yang akan
dihadapi Perusahaan dimasa yang akan datang disaat investor ingin
berinvestasi. |
13 |
ERM Profitabilitas Kepemilikan Managerial Nilai Perusahaan |
ERM tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan |
Pengungkapan
ERM tersebut tidak menjadi pilihan utama bagi investor dalam pengambilan
keputusan mendanai perusahaan atau tidak. |
Pengungkapan
ERM yang memadai di annual report hanyalah merupakan suatu kewajiban atas
peraturan bagi perusahaan yang go public |
Dari eksplanasi atas hasil penelitian yang bertema Enterprise Risk
Management dapat dilihat bahawa informasi Enterprise Risk Management
yang ditujukan pada stakeholder adalah wujud komitmen baik dari
manajemen tentang pengelolaan risiko perusahaan, maka dari itu pengungkapan Enterprise
Risk Management merupakan good news yang dapat dijadikan sebagai
sinyal positif, karena melalui informasi Enterprise Risk Management,
investor juga akan menilai prospek Perusahaan Pengungkapan Enterprise Risk
Management yang memadai merupakan suatu kewajiban sesui dengan peraturan
bagi perusahaan yang go public.
Variabel ERM yang diungkapkan dalam annual report antara lain
seperti: Enterprise Risk Management, Chief Risk Officer, Risk Management
Committee, Manajemen Risiko Strategis, Manajemen Risiko Konsollidasi,
Manajemen Risiko Holistik, and Manajemen Risiko Terintegrasi. Akan menjadi good
news bagi investor yang digunakan sebagai dasar berinvestasi yang mempengaruhi
nilai perusahaan
Manajemen sebagai pengelola perusahaan (agent) yang bertanggung
jawab kepada principal bertujuan untuk meningkatkan kekayaan dan
kemakmuran bersama melalui peningkatan nilai perusahaan, yaitu dengan
berkomitmen dalam mengelola risiko secara baik dan benar dan juga konsisten (Sayudin, Yusup, & Ferdiansah, 2023). Sesuai dengan signalling Theory, dimana
pengungkapan ERM merupakan sinyal perusahaan kepada stakeholder yang
akhirnya akan direspon dipasar modal secara positif.
Risk assessment dan risk
respon atau risk mitigation yg kurang diungkapkan akan
ditangkap oleh investor sebagai kelemahan perusahaan dalam mengelola
perusahaan. Disisi lain perusahaan enggan mengungkapkan stratetgi Enterprise Risk Management, bila akan diketahui oleh pesaing, cenderung melemahkan kepercayaan
investor (Basalamah & Erwaedy, 2021).
KESIMPULAN
Berdasarkan informasi/data yang
telah dikumpulkan dan dianalisis dengan memberikan eksplanasi, dapat
disimpulkan bahwa perusahaan yang memberikan informasi non-finansial kepada
pihak luar (stakeholder) mengenai profil risiko melalui pengungkapan Enterprise
Risk Management (ERM) berfungsi sebagai sinyal komitmen perusahaan terhadap
manajemen risiko. Pengungkapan ERM yang luas dan spesifik dalam annual report
dianggap sebagai berita baik bagi investor, menjadi dasar untuk strategi
investasi guna meningkatkan nilai perusahaan. Kepercayaan investor terhadap
kualitas dan komitmen pengelolaan risiko suatu perusahaan dapat memengaruhi
persepsi positif investor terhadap perusahaan tersebut, sehingga berdampak pada
peningkatan nilai perusahaan, sesuai dengan Signalling Theory dan Stakeholder
Theory. Selain itu, komitmen perusahaan dalam mengelola risiko yang tercermin
dalam ERM Disclosure juga dianggap sebagai bukti pertanggungjawaban manajemen kepada
pemilik modal (principal), yang telah mempercayakan asetnya untuk dikelola
dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan.
DFTARPUSTAKA
Anggraini, Fradella, & Mulyani,
Erly. (2022). Pengaruh informasi akuntansi, persepsi risiko dan citra
perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi di masa pandemi covid-19. Jurnal
Eksplorasi Akuntansi, 4(1), 25–39.
Ardianto, Dedi, & Rivandi,
Muhammad. (2018). Pengaruh Enterprise risk management disclosure, intellectual
capital disclosure dan struktur pengelolaan terhadap nilai perusahaan. Profita:
Komunikasi Ilmiah Dan Perpajakan, 11(2), 284–305.
Basalamah, Ridwan, & Erwaedy,
Ahmad. (2021). Manajemen Inovasi dalam Bisnis. AE Publishing.
Budiman, Sri Hardyanti, Randa,
Fransiskus, & Tongli, Bernadeth. (2021). Pengaruh struktur kepemilikan
asing dan kualitas audit terhadap nilai perusahaan dengan manajemen laba
sebagai mediasi. Jurnal Riset Akuntansi Aksioma, 20(1), 46–70.
Devi, Sunitha, Budiasih, I., &
Badera, IDNB. (2017). Pengaruh pengungkapan enterprise risk management dan
pengungkapan intellectual capital terhadap nilai perusahaan. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 14(1), 2.
Emar, Astina Elisabeth S., &
Ayem, Sri. (2020). Pengaruh pengungkapan enterprise risk management dan
pengungkapan intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan good
corporate governance sebagai moderasi. Wacana Ekonomi (Jurnal Ekonomi,
Bisnis Dan Akuntansi), 19(2), 79–90.
Isnaen, Fauzi, & Albastiah,
Fauzan Akbar. (2021). Pengaruh Return On Assets, Corporate Social
Responsibility, dan Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance. Al-Mal: Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan Islam, 2(2), 229–248.
Maralis, Reni, & Triyono, Aris.
(2019). Manajemen resiko. Deepublish.
PUTRI, DESY YUSRIKA SARI. (2017). Pengaruh
Ukuran Perusahaan, leverage, dan likuiditas Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela
(Voluntary Disclosure) dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan Manufaktur.
STIE PERBANAS SURABAYA.
Rahmadani, Yetri Marta, &
Husaini, Husaini. (2017). Enterprise Risk Management, Kompleksitas Dan Nilai
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Jurnal Fairness, 7(2),
137–150.
Rohman, Abdur. (2021). Analisis
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pada Return Saham Di Indonesia (Kajian Pustaka
Manajemen Keuangan). Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(2),
610–617.
Rumondor, Regina, Mangantar, Maryam,
& Sumarauw, Jacky S. B. (2015). Pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan
dan risiko perusahaan terhadap nilai perusahaan pada sub sektor plastik dan
pengemasan di BEI. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 3(3).
Sagitasari, Devinta Ismiah. (2021). Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya.
Sayudin, Sayudin, Kartono, Kartono,
& Curatman, Aang. (2023). Increasing Business Effectiveness Through The
Implementation Of An Integrated Digital Marketing Strategy. Journal of World
Science, 2(11), 1908–1913.
Sayudin, Sayudin, Yusup, Aldian,
& Ferdiansah, Rudi. (2023). Management Analysis of Hajj and Umrah Travel
Services PT. JGroup Amanah Wisata. American Journal of Economic and
Management Business (AJEMB), 2(2), 58–65.
Sutanto, Natalia, & Siswantaya,
I. Gede. (2014). Pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Modus, 26(1),
1–17.