Peran Visitor Engagement dan Destination Image Terhadap
Revisit Intention yang Dimediasi Oleh
Memorable Tourism Experiences
Arinda
Izzaty Hafiya1, Johan Trihantoro2
1Praktisi, 2STIE
Unisadhuguna
Email: Arindaiha88@gmail.com;
johan.ppim@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini membahas
tentang pengaruh visitor engagement dan destination image terhadap revisit
intention
yang dimediasi oleh memorable tourism experiences. Data diambil dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jumlah responden sebanyak 110 wisatawan
domestik yang pernah berkunjung ke Waduk Sermo, Kulon Progo. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan kuesioner yang disusun menggunakan skala likert dan kemudian diolah
menggunakan analisis SEM (Structural Equation Modelling). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa visitor
engagement
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap revisit intention, visitor
engagement
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap memorable tourism experiences, destination
image
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap revisit intention, destination image
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap memorable tourism experiences, memorable
tourism experiences berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap revisit intention,
visitor engagement berpengaruh tidak langsung secara positif dan signifikan terhadap
revisit intention yang dimediasi oleh memorable tourism experiences,
destination image berpengaruh tidak langsung secara positif dan signifikan terhadap revisit
intention
yang dimediasi oleh memorable tourism experiences.
Kata
kunci: visitor engagement, destination image, revisit intention, dan memorable
tourism experiences.
Abstract
This
study discusses the effect of visitor engagement and destination image on
revisit intention mediated by memorable tourism experiences. The data was taken
using a quantitative approach, with a total of 110 domestic tourists who had
visited Waduk Sermo, Kulon Progo. Primary data was collected using a
questionnaire compiled using a Likert scale and then processed using SEM
(Structural Equation Modelling) analysis. The results show that visitor
engagement has a positive and significant effect on revisit intention, visitor
engagement has a positive and significant effect on memorable tourism
experiences, destination image has a positive and significant effect on revisit
intention, destination image has a positive and significant impact on memorable
tourism experiences, memorable tourism experiences have a positive and
significant effect on revisit intention, visitor engagement has a positive and
significant indirect effect on revisit intention mediated by memorable tourism
experiences, destination image has a positive and significant indirect effect
on revisit intention mediated by memorable tourism experiences.
Keywords: visitor
engagement, destination image, revisit intention, and memorable tourism
experiences.
PENDAHULUAN
Pariwisata di Indonesia merupakan salah
satu sektor yang mendapat perhatikan lebih dari pemerintah karena sektor
pariwisata mampu menggerakan roda perekonomian. Hal ini disebabkan oleh multiplier
effect yang dapat ditimbulkan sektor pariwisata kepada sektor lainnya.
Sektor pariwisata mampu meningkatkan pendapatan negara, pendapatan daerah,
lapangan kerja, kesempatan kerja, serta pemerataan infrastruktur. Salah satu
daerah dengan objek wisata yang melimpah adalah Kabupaten Kulon Progo. Menurut
Badan Pusat Statistik (2021),
Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta yang secara geografis dikelilingi oleh pegunungan dan
pantai dengan total 71 objek wisata pada tahun 2020, meningkat 7,58% daripada
tahun sebelumnya. Tercatat penambahan terbesar terjadi pada objek wisata buatan
yaitu bertambah 4 objek wisata dari tahun sebelumnya. Selain itu, dengan adanya
Bandar Udara Yogyakarta Internasional (YIA), Jalur Bedah Menoreh yang akan
menghubungkan bandara YIA di Temon dengan Borobudur melewati rute Temon – Kokap – Girimulyo – Samigaluh, serta
Kawasan Gelangprojo yang menghubungkan kawasan wisata Magelang – Kulon Progo –
Purworejo diharapkan dapat menguatkan posisi sektor pariwisata Kabupaten Kulon
Progo sebagai daerah yang memiliki akses mobilitas yang mudah dijangkau. Oleh
karenanya, dengan melihat peluang yang ada, peniliti menilai pemerintah dapat
melakukan perhatian lebih pada wisata buatan di Kabupaten Kulon Progo sebab
jika dikelola dengan baik, pertumbuhan objek wisata buatan ini dapat menjadi
peluang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, selain itu objek wisata buatan
menempati posisi kedua dengan wisatawan sebesar 352.905 wisatawan (Badan Pusat
Statistik, 2021). Salah satu objek wisata buatan yang terkenal di Kabupaten
Kulon Progo adalah Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo memiliki tujuan untuk
mengendalikan banjir, prasarana olahraga air, irigasi, pariwisata, dan usaha
perikanan. Pemanfaatan pada sektor wisata sendiri telah menyediakan tempat
camping, memancing, hiking, dan bersepeda. Proporsi wisatawan Waduk Sermo
terhadap seluruh wisatawan di Kabupaten Kulon Progo sebesar 8,3% atau peringkat
dua sebagai objek wisata dengan wisatawan terbanyak (Indonesia, 2018).
Penelitian ini dilatar belakangi oleh research
gap pada penelitian-penelitian terdahulu. Research gap yang pertama
adalah penelitian yang menguji hubungan variabel dependen visitor engagement
terhadap revisit intention. Konsep visitor engagement tidak jauh
berbeda dengan customer engagement. Menurut Hidayah (2019), visitor
engagement terhadap destinasi merupakan salah satu faktor psikologis yang
memengaruhi seseorang dalam melakukan revisit intention pada destinasi
tersebut. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ahsanah & Artanti (2021) membuktikan
bahwa tidak adanya pengaruh visitor engagement terhadap revisit
intention. Akan tetapi, pada penelitian yang dilakukan oleh Rasoolimanesh,
Seyfi, Hall, & Hatamifar (2021) justru
menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan visitor engagement
terhadap revisit intention. Kesenjangan dalam literatur ini sangat
menarik untuk diteliti, terlebih dengan objek yang berbeda. Mengacu pada
penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan guna membuktikan peran visitor
engagement terhadap revisit intention, sebab tidak dapat dipungkiri
bahwa Waduk Sermo adalah salah satu tujuan destinasi yang cukup populer di
Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah kunjungan terbesar nomer 2 setelah Pantai
Glagah dan nomer 1 untuk jenis objek wisata buatan.
Reseach gap yang kedua
adalah penelitian yang menguji hubungan variabel dependen destination image
terhadap revisit intention. Menurut Baloglu & Brinberg (1997), destination
image merupakan jumlah dari ide, pengetahuan, keyakinan, dan persepsi yang
dimiliki wisatawan tentang suatu destinasi. Wu & Li (2017) berpendapat
bahwa wisatawan dengan destination image yang baik akan merasa positif
tentang kualitas pengalaman destinasi
mereka. Setiap wisatawan membentuk destination image sesuai dengan persepsi dan
pengalamannya, hal inilah yang mendasari penelitian ini dilakukan. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan Putri (2023), membuktikan adanya pengaruh positif dan
signifikan destination image
terhadap revisit intention. Berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan Rasoolimanesh, Seyfi, Hall, & Hatamifar (2021) di Kashan, Iran
yang menemukan tidak ada pengaruh langsung antara destination image
terhadap revisit intention.
Penelitian ini menggunakan memorable
tourism experiences sebagai variabel mediasi antara visitor engagement
dan destination image dengan revisit intention. Riptiono (2022) mendefinisikan memorable
tourism experiences sebagai pengalaman wisata yang diingat secara positif
setelah kunjungan dilakukan. Namun perlu diingat, konsep memorable tourism
experiences berbeda dengan pengalaman wisata, terkesan terikat namun
memiliki konotasi yang berbeda (Y.
Zhang et al., 2018).
Menurut Marschall (2012), wisatawan yang
memiliki kenangan positif terhadap objek wisata akan berniat mengunjungi
kembali objek wisata tersebut. Pada penelitian yang dilakukan Rasoolimanesh,
Seyfi, Hall, & Hatamifar (2021) juga
membuktikan adanya pengaruh positif secara tidak langsung dan signifikan antara
destination image dan visitor engagement terhadap revisit
intention dengan memorable tourism experiences sebagai mediasinya.
Namun, penelitian tersebut dilakukan pada heritage destination di
Kashan, Iran yang tentunya akan terdapat perspektif berbeda dari wisatawan yang
pernah berkunjung ke Waduk Sermo, Kulon Progo.
Sebagaimana yang telah dipaparkan, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan visitor engagement dan destination image terhadap revisit
intention yang dimediasi oleh memorable tourism experiences pada
objek wisata Waduk Sermo.
TINJAUAN LITERATUR
Revisit
Intention
Merupakan kesan wisatawan dari pengalaman perjalanan dan persepsi tujuan adalah sumber informasi yang paling dapat diandalkan ketika melakukan kunjungan kembali (Coudounaris & Sthapit, 2017). Revisit intention adalah keinginan untuk mengunjungi destinasi yang sama untuk kedua kalinya dalam jangka waktu tertentu (Stylos et al., 2016). Sejalan dengan itu, pengertian revisit intention menurut Huang, Mao, Wang, & Zhang (2015), adalah kesediaan konsumen untuk berkunjung kembali ke destinasi yang sama. Penelitian ini mengadopsi indikator yang telah dicetuskan Zhang, Yan, & Dimitrios (2021). Terdapat tiga indikator revisit intention:
1. Wisatawan lebih condong untuk mengunjungi kembali objek
wisata tersebut daripada objek wisata lainnya
2. Wisatawan
memiliki kemauan untuk mengunjungi kembali objek wisata tersebut
3. Wisatawan
tidak keberatan untuk mengunjungi kembali objek wisata dalam waktu dekat
MTE adalah pengalaman yang secara
selektif dibangun dari pengalaman wisatawan dan dapat diingat kembali setelah
perjalanan. MTE lebih penting, sebab yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan
wisatawan di masa depan (future behavioral) hanyalah pengalaman yang diingat (Major & Mcleay, 2019). Menurut Zhong (2017) terdapat tujuh
dimensi memorable tourism experiences yang dapat memengaruhi perilaku masa
depan dari wisatawan, yaitu:
1. Hedonism :
Hedonisme mampu memunculkan emosi positif wisatawan untuk mencari
kesenangan (hedonisme), sehingga konsisten dengan gagasan bahwa tujuan utama
mengunjungi objek wisata adalah mengejar pengalaman hedonistik.
2. Novelty : Salah
satu komponen yang memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata
berdasarkan pengalaman subyektifnya. Wisatawan yang mengingat pengalaman wisata
baru lebih baik dari pengalaman wisata yang sudah lama dilakukannya.
3. Local
Culture : Berinteraksi dengan penduduk setempat dapat
meningkatkan pengalaman wisatawan.
4. Refreshment :
Komponen dasar dan utama kegiatan pariwisata karena perasaan segar akan meningkatkan
daya ingat pengalaman pariwisata.
5. Meaningfulness :
Wisatawan menginginkan pengalaman yang berarti dalam perjalanan dan aktivitas
pariwisata untuk mencari rasa pemenuhan emosional, spriritual, ataupun fisik
melalui perjalanan dan pariwisata.
6. Involvement :
Wisatawan menginginkan pengalaman yang berarti dalam perjalanan dan aktivitas
pariwisata untuk mencari rasa pemenuhan emosional, spriritual, ataupun fisik
melalui perjalanan dan pariwisata.
7. Knowledge :
Motivasi wisatawan mengunjungi objek wisata salah satunya untuk mempelajari dan
mengembangkan keterampilan baru, hal inilah yang akan menciptakan pengalaman
pariwisata dibenak wisatawan.
Penelitian ini mengadopsi indikator yang
telah dicetuskan Zhong, Busser, &
Baloglu (2017). Terdapat tujuh
indikator memorable tourism experience:
1. Berkunjung
ke objek wisata tersebut, merupakan pengalaman yang menyenangkan.
2. Pengalaman
berkunjung ke destinasi ini merupakan pengalaman yang baru dan berbeda dengan pengalaman
berkunjung pada destinasi lain.
3. Wisatawan
memiliki kesan yang baik tentang penduduk setempat.
4. Pengalaman
kunjungan yang menyegarkan.
5. Pengalaman
kunjungan yang bermakna.
6. Wisatawan
telah menikmati berbagai kegiatan yang diinginkannya selama mengunjungi objek
wisata tersebut.
7. Wisatawan
merasa mendapatkan banyak pengetahuan ketika berkunjung ke objek wisata ini.
Visitor
Engagement
Menurut Taheri,
Jafari, & O'Gorman (2014) Visitor
Engagement merupakan perilaku keterikatan, hubungan emosional, loyalitas, dan
komitmen wisatawan terhadap objek wisata. Penelitian ini mengadopsi dimensi visitor
engagement yang diusulkan So, King, & Sparks (2014):
1. Antusiasme
: Perasaan semangat dan gembira terhadap ketelibatannya dengan objek wisata.
2. Perhatian
: Wisatawan yang merasa terlibat dengan objek wisata tertarik dan memperhatikan
informasi yang berkaitan dengan objek wisata tersebut.
3. Absorpsi
: Keadaan nyaman di mana wisatawan benar-benar fokus, puas dan sangat asyik
dengan perannya.
4. Interaksi
: Kegiatan berbagi dan bertukar ide, perasaan, dan pemikiran tentang objek
wisata.
5. Identifikasi
: Rasa memiliki terhadap objek wisata.
Penelitian ini
mengadopsi indikator yang telah dicetuskan Rasoolimanesh, Md Noor, Schuberth,
& Jaafar (2019). Terdapat lima
indikator visitor engagement:
1. Wisatawan
merasa sangat bersemangat untuk mengunjungi objek wisata.
2. Wisatawan
tertarik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan objek wisata.
3. Waktu
terasa cepat berlalu ketika mengunjungi objek wisata.
4. Wisatawan
berinteraksi dengan komunitas atau wisatawan lain yang memiliki pandangan yang
sama terhadap destinasi tersebut.
5. Adanya
rasa memiliki wisatawan terhadap objek wisata tersebut.
Destination
Image
Destination image telah
diakui secara luas sebagai konstruksi penting yang dapat memengaruhi
pengambilan keputusan, evaluasi pasca perjalanan, pilihan destinasi, dan
perilaku masa depan wisatawan (H. Zhang et al., 2016). Menurut,
Baloglu & McCleary (1999) destination
image merupakan representasi mental individu dari pengetahuan (keyakinan),
perasaan, dan kesan global tentang suatu objek atau tujuan.
Penelitian ini mengadopsi indikator yang
telah dicetuskan Hailin, Hyunjung, & Hyunjung (2011) Terdapat tiga
indikator destination image:
1. Citra Kognitif. Merupakan
keyakinan serta pengetahuan wisatawan tentang destinasi wisata atau objek wisata.
Citra kognitif memiliki tiga item yaitu:
a. Atraksi wisata
b. Infrastruktur
c. Kegiatan di luar ruangan
2. Citra unik atau karakteristik merupakan
inti dari positioning destinasi karena dapat membedakan objek wisata dari
pesaing untuk masuk ke benak konsumen. Citra unik memiliki dua item yaitu:
a. Lingkungan alam
b. Destinasi yang unik
3. Citra Afektif
Merupakan gambaran emosi yang
mencerminkan perasaan wisatawan terhadap objek wisata, apakah wisatawan
menyukainya atau tidak. Citra afektif memiliki dua item yaitu:
a. Tempat
yang menyenangkan
b. Tempat
yang menarik
Kerangka
Pemikiran
Berdasarkan
landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat terbentuk kerangka
pemikiran penelitian seperti yang disajikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Metode
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Teknik sampling
yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan metode
sampling purposive. Sampel pada penelitian ini adalah wisatawan yang
pernah atau sedang menjadi wisatawan domestik, wisatawan pernah berkunjung ke
Waduk Sermo, Kulon Progo, dan berusia 15 – 24 tahun. Sampel berjumlah 110
responden. Data diperoleh dengan memberikan kuisioner atau daftar pertanyaan
secara online kepada responden melalui google form. Kuisioner penelitian
ini menggunakan pengukuran skala likert. Teknik pengolahan data pada
penelitian ini menggunakan Structural Equation Model (SEM) berbasis Partial
Least Square (PLS) yang diolah pada software SmartPLS 3.0. Pada penelitian
ini dilakukan dua tahap penelitian yaitu outer model dan inner model. Outer
model terdiri dari uji validitas (convergent validity dan discriminant
validity) dan reliabilitas pada 30 responden pertama. Dinyatakan valid jika
convergent validity ≥ 0.5, discriminant validity dengan AVE > 0.5, dan
cross loading variabel tidak mengacaukan variabel lain. Dinyatakan reliabel
jika cronbach alpha >0.7 dan composite reliability >0.6. Pada penelitian
ini, terbukti valid dan reliabel karena telah memenuhi seluruh batasan –
batasan yang telah ditentukan. Inner model terdiri dari R Square (R˛), Q Square
(Q˛), dan uji signifikansi. Kriteria R-Square kuat adalah R˛ ≥ 0.67, artinya
model dikategorikan dapat menjelaskan dependen dengan kuat. Jika R˛ diantara
0.333 - 0.67, model dikategorikan moderat. Jika hasil R˛ < 0.33, model
dikategorikan lemah. Sedangkan, ketentuan Q-Square adalah Q˛ > 0, artinya
model mempunyai relevansi prediktif. Jika Q˛ < 0, model tidak mempunyai
relevansi prediktif. Uji signifikansi atau uji-t adalah tingkat signifikansi
pada pengujian, nilai t-tabel pada α 5% adalah 1.64 (one tailed) dan
t-statistic > t-tabel, artinya t-statistic harus diatas 1.64. Kriteria
pengujian hipotesis menggunakan nilai p-value dengan nilai kritis (α) =5%.
Jika nilai p-value > 0.05 maka H0 diterima dan jika nilai p-value < 0.05
maka H0 ditolak.
Hasil dan Pembahasan
Peneliti telah menyebarkan kuisioner
melalui google form dan telah diisi oleh 110 responden. Rata-rata responden
didominasi oleh wisatawan domestik asal Daerah Istimewa Yogyakarta, berjenis
kelamin perempuan, berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa, rata – rata
penghasilan <Rp 1.000.000, pernah atau sedang menjadi wisatawan domestik,
pernah mengunjungi Waduk Sermo, Kulon Progo, dan berusia diantara 15 – 24 tahun. Setelah melakukan pengujian outer
model, dilakukanlah pengujian inner model dengan hasil pengolahan seperti
dibawah ini
H1: Visitor Engagement berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Revisit Intention. Nilai t-statistik (2.059) >
t-tabel (1.64) dan nilai p-value (0.040) < 0.05. Selain itu, besarnya efek
langsung yang diamati dari nilai path coefficients adalah sebesar 0.210
atau 21.0%. Maka, dapat disimpulkan visitor engagement berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap revisit intention. H2: Visitor
Engagement berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Memorable
Tourism Experiences. Nilai t-statistik (3.683) > t-tabel (1.64) dan
nilai p-value (0.000) < 0.05. Selain itu, besarnya efek langsung yang
diamati dari nilai path coefficients adalah sebesar 0.314 atau 31.4%.
Maka, dapat disimpulkan visitor engagement berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap memorable tourism experiences. H3: Destination
Image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Revisit
Intention. Nilai t-statistik (2.028) > t-tabel (1.64) dan nilai p-value
(0.043) < 0.05. Selain itu, besarnya efek langsung yang diamati dari nilai path
coefficients adalah sebesar 0.270 atau 27.0%. Maka, dapat disimpulkan destination
image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap revisit
intention. H4: Destination Image berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Memorable Tourism Experiences. Nilai t-statistik
(7.168) > t-tabel (1.64) dan nilai p-value (0.000) < 0.05. Selain itu,
besarnya efek langsung yang diamati dari nilai path coefficients adalah sebesar
0.599 atau 59.9%. Maka, dapat disimpulkan destination image berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap memorable tourism experiences. H5: Memorable
Tourism Experiences berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Revisit
Intention. Nilai t-statistik (2.662) > t-tabel (1.64) dan nilai p-value
(0.008) < 0.05. Selain itu, besarnya efek langsung yang diamati dari nilai path
coefficients adalah sebesar 0.370 atau 37.0%. Maka, dapat disimpulkan memorable
tourism experiences berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap revisit
intention. H6: Visitor Engagement berpengaruh tidak langsung secara
positif dan signifikan terhadap Revisit Intention yang dimediasi oleh Memorable
Tourism Experiences. Nilai t-statistik (2.169) > t-tabel (1.64) dan
nilai p-value (0.031) < 0.05. Selain itu, besarnya efek tidak langsung yang
diamati dari nilai koefisien total indirect effects adalah sebesar 0.116
atau 11.6%. Maka, dapat disimpulkan bahwa visitor engagement berpengaruh
tidak langsung secara positif dan signifikan terhadap revisit intention
yang dimediasi oleh memorable tourism experiences. H7: Destination Image berpengaruh tidak
langsung secara positif dan signifikan terhadap Revisit Intention yang
dimediasi oleh Memorable Tourism Experiences. Berdasarkan hasil dari
tabel diatas, nilai t-statistik (2.413) > t-tabel (1.64) dan nilai p-value
(0.016) < 0.05. Selain itu, besarnya efek tidak langsung yang diamati dari
nilai koefisien total indirect effects adalah sebesar 0.222 atau 22.2%.
Maka, dapat disimpulkan bahwa destination image berpengaruh tidak
langsung secara positif dan signifikan terhadap revisit intention yang
dimediasi oleh memorable tourism experiences.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, maka dihasilkan pembahasan bahwa
visitor engagement berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap revisit
intention, visitor engagement berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap memorable tourism experiences, destination image berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap revisit intention, destination image
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap memorable tourism
experiences, memorable tourism experiences berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap revisit intention, visitor engagement berpengaruh
tidak langsung secara positif dan signifikan terhadap revisit intention
yang dimediasi oleh memorable tourism experiences, dan destination image
berpengaruh tidak langsung secara positif dan signifikan terhadap revisit
intention yang dimediasi oleh memorable tourism experiences.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahsanah, U., &
Artanti, Y. (2021). The role of memorable tourism experiences in the relation
between city image and visitor engagement toward re-visit intention to
Yogyakarta city. Jurnal Manajemen Bisnis, 12(1), 56–70.
Baloglu, S., & Brinberg, D.
(1997). Affective images of tourism destinations. Journal of Travel Research,
35(4), 11–15.
Baloglu, S., & McCleary, K. W.
(1999). A model of destination image formation. Annals of Tourism Research,
26(4), 868–897.
BPS. (2021). Luas Panen, Rata-rata
Produksi dan Produksi Padi Sawah dan Ladang. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sidoarjo.
Coudounaris, D. N., & Sthapit, E.
(2017). Antecedents of memorable tourism experience related to behavioral
intentions. Psychology & Marketing, 34(12), 1084–1093.
Hidayah, N. (2019). Pemasaran
destinasi pariwisata.
Indonesia, S. (2018). Badan pusat
statistik. BPS-Statistics Indonesia.
Jin HyunJung, J. H., Kim JooHee, K.
J., Kim JeongEun, K. J., Ye YoungMin, Y. Y., & Park HaeSim, P. H. (2011). Occupational
asthma induced by the reactive dye Synozol Red-K 3BS.
Kartikasari, S. N., Marshall, A. J.,
& Beehler, B. (2012). Ekologi Papua (Issue 6). Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Major, B., & Mcleay, F. (2019).
Understanding The Repeat Grey Visitor Package Holiday Experience:‘Let’s Go Back
Again Next Year!’ The Driving Trends of International Business in the 21st
Century, 178.
Putri, A. Y., & Suhud, U. (2023).
Peran Destination Attributes dalam Meningkatkan Revisit Intention: Kasus pada
Turis di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. JEMSI (Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Dan Akuntansi), 9(4), 1668–1678.
Rasoolimanesh, S. M., Md Noor, S.,
Schuberth, F., & Jaafar, M. (2019). Investigating the effects of tourist
engagement on satisfaction and loyalty. The Service Industries Journal, 39(7–8),
559–574.
Rasoolimanesh, S. M., Seyfi, S.,
Hall, C. M., & Hatamifar, P. (2021). Understanding memorable tourism
experiences and behavioural intentions of heritage tourists. Journal of
Destination Marketing & Management, 21, 100621.
Riptiono, S. (2022). Menguji
Memorable Tourism Experiences terhadap Niat Kunjung Ulang Wisatawan Pada
Geopark di Kebumen. Jurnal Manajemen Kewirausahaan, 19(02),
111–122.
So, K. K. F., King, C., & Sparks,
B. (2014). Customer engagement with tourism brands: Scale development and
validation. Journal of Hospitality & Tourism Research, 38(3),
304–329.
Stylos, N., Vassiliadis, C. A.,
Bellou, V., & Andronikidis, A. (2016). Destination images, holistic images
and personal normative beliefs: Predictors of intention to revisit a
destination. Tourism Management, 53, 40–60.
Taheri, B., Jafari, A., &
O’Gorman, K. (2014). Keeping your audience: Presenting a visitor engagement
scale. Tourism Management, 42, 321–329.
Wang, X., Mao, W., Zhang, J., Han,
Y., Quan, C., Zhang, Q., Yang, T., Yang, J., Li, X., & Huang, W. (2015).
Facile fabrication of highly efficient g-C3N4/BiFeO3 nanocomposites with
enhanced visible light photocatalytic activities. Journal of Colloid and
Interface Science, 448, 17–23.
Wu, L., Wu, I.-C., DuFort, C. C.,
Carlson, M. A., Wu, X., Chen, L., Kuo, C.-T., Qin, Y., Yu, J., & Hingorani,
S. R. (2017). Photostable ratiometric pdot probe for in vitro and in vivo
imaging of hypochlorous acid. Journal of the American Chemical Society, 139(20),
6911–6918.
Zhang, H., Xu, F., Leung, H. H.,
& Cai, L. A. (2016). The influence of destination-country image on
prospective tourists’ visit intention: Testing three competing models. Asia
Pacific Journal of Tourism Research, 21(7), 811–835.
Zhang, S., Zhang, Y., Bogo, F.,
Pollefeys, M., & Tang, S. (2021). Learning motion priors for 4d human body
capture in 3d scenes. Proceedings of the IEEE/CVF International Conference
on Computer Vision, 11343–11353.
Zhang, Y., Fu, L., Zhu, W., Bao, X.,
& Liu, C. (2018). Robust model predictive control for optimal energy
management of island microgrids with uncertainties. Energy, 164,
1229–1241.
Zhong, Y. Y. S., Busser, J., &
Baloglu, S. (2017). A model of memorable tourism experience: The effects on
satisfaction, affective commitment, and storytelling. Tourism Analysis, 22(2),
201–217.
Zhong YunYing, Z. Y., Busser, J.,
& Baloglu, S. (2017). A model of memorable tourism experience: the
effects on satisfaction, affective commitment, and storytelling.