PENGARUH SARANA PRASARANA, KEMAMPUAN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA GURU MASA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 ENREKANG
Ummi Nasharawati
Universitas Muhammadiyah Makassar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh sarana prasarana terhadap kinerja guru, untuk
mengetahui pengaruh kemampuan kerja terhadap kinerja guru, dan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru. Penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan data adalah membagikan kuesioner kepada guru, dan metode penentuan sampel yaitu sampel jenuh
di mana keseluruhan dijadikan
sampel penelitian yang berjumlah 57 guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang, serta teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan
antara sarana
prasarana terhadap kinerja guru, terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan kerja terhadap kinerja guru, dan terdapat
pengaruh positif namun tidak signifikan
antara motivasi
kerja terhadap kinerja guru, serta sarana
prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang
Kata kunci: sarana prasarana; kemampuan
kerja; motivasi kerja; kinerja guru.
Abstract
This study aims to
determine the effect of infrastructure on teacher performance, to determine the
effect of work ability on teacher performance, and to determine the effect of
work motivation on teacher performance. The research was carried out at Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang
by using a quantitative approach method, the data collection technique was
distributing questionnaires to teachers, and the method of determining the
sample was a saturated sample where all 57 teachers at Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang were
used as samples, as well as data analysis techniques. used is multiple linear
regression analysis. The results showed that there was a positive but not
significant influence between infrastructure and teacher performance, there was
a positive and significant effect between work ability and teacher performance,
and there was a positive but not significant influence between work motivation
and teacher performance, as well as infrastructure, work ability, and work
motivation has a positive and significant effect on
teacher performance at Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang
Keywords: infrastructure; work ability; work motivation; teacher performance.
Pendahuluan
Mewabahnya Virus
Corona (Covid-19) yang begitu masif dan cepat melanda sebagian besar negara di
dunia membuat umat manusia berada dalam kesedihan dan kecemasan mendalam.
Setelah kasus pertama Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
ditemukan pada akhir Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok, World Health
Organization (WHO) pada 11 Maret 2020 secara resmi
mengumumkan bahwa wabah Covid-19 merupakan sebuah pandemi global yang berdampak
pada penetapan status darurat kesehatan internasional (Darmawan
& Atmojo, 2020).
Melihat situasi
yang cukup kritis, pemerintah Indonesia pun tidak tinggal diam dan merespon
hal tersebut dengan ditetapkannya beberapa kebijakan
nasional, diantaranya
adalah seruan untuk bekerja dari rumah (work from home) pemberlakuan social
distancing dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) (Al-Hamdi, Ridho., Atmojo, M. E., Zaenuri, Muchamad.,
Sakir., Darumurti, Awang., Efendi, David., Rahmawati, D. E., Iqbal, Muhammad.,
Fridayani, H. D., Habibullah, Ahmad., Mahendra, G. K., Pratiwi, V. P., Kariem,
M. K., Atmaja, M. S., & Akbar, 2020). Pengeluaran
kebijakan tersebut dilakukan guna mempercepat penanganan Covid-19. Selain
mengeluarkan kebijakan, pemerintah juga merespon dengan beberapa peraturan
diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 (Darmawan & Atmojo, 2020).
Sejak 16 Maret
2020 mengikuti himbauan pemerintah, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengajak
guru dan dosen juga melakukan Work from Home. Kegiatan mengajar bisa
dilakukan dari rumah menggunakan teknologi. Guru di wilayah terdampak Covid-19
sebaiknya tidak pergi
ke sekolahan. Aktivitas pembelajaran tatap muka di hentikan sementara baik di sekolah maupun perguruan tinggi
di daerah terdampak Covid-19.
Tertanggal 21 Maret 2020 Bupati
Enrekang Muslimin Bando secara resmi mengeluarkan
Surat Edaran Bupati No.
338/757/Setda/2020, salah satu
poinnya adalah menginstruksikan kepada semua Kepala Sekolah Negeri maupun Swasta tingkat
PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs untuk tidak melakukan proses belajar mengajar di dalam ruang kelas/sekolah
melainkan belajar di rumah
masing-masing mulai Senin,
23 Maret 2020 sampai waktu
yang ditetapkan kemudian (mengikuti perkembangan penyebaran Covid-19).
Pembelajaran daring ini merupakan
salah satu inovasi pembelajaran dari revolusi industri 4.0, di mana mengaplikasikan pembelajaran daring
menggunakan teknologi yang tidak terbatas, sehingga terjadinya perubahan dari pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas mulai dari
metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Perubahan tersebut menuntut
teknologi berperan penting dalam satuan pendidikan di tengah
pandemi Covid-19, para tenaga pendidik dan peserta didik diharapkan mampu
menyesuaikan diri dan memanfaatkan teknologi (Rahayu
& Haq, n.d.2021).
Berdasarkan data Tim Gugus
Tugas (GT) Covid-19 Pemkab Enrekang
yang disampaikan melalui juru bicara Tim GT Sutrisno, hingga Selasa, 24 Maret 2020 jumlah warga yang sedang dalam pengamatan alami peningkatan dari data sebelumnya. Terlihat peningkatan terjadi pada warga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini naik dari 37 orang menjadi 59 orang, 50 orang di antaranya
dalam proses pemantauan dan
9 orang selesai pemantauan. Orang Dalam
Resiko (ODR) saat ini naik dari 702 menjadi 844 orang. Sementara yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) berjumlah 2 orang yang berasal
dari Kecamatan Alla dan Pasui, dan telah diisolasi di rumah sakit (Tribunnews, 2020). Hingga Jum’at, 8 Mei 2020 pasien status
PDP berjumlah 13 orang, 12 orang dinyatakan
sehat dan kembali pulang
dan 1 orang diantaranya dinyatakan
meninggal dunia, sementara
total ODP sebanyak 201 orang (Antaranews,
2020).
Keadaan pandemi Covid-19 ini mengharuskan guru tetap melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar, di mana guru harus memastikan
siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan meski proses belajar mengajar tidak
dilakukan di kelas. Aspek keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran daring dilihat dari sumber daya
manusia, ketersediaan sarana prasarana, dan teknis implementasi pembelajaran (Wahyono,
Husamah, & Budi, 2020).
Kemampuan kerja
yang dimiliki oleh guru dalam mengajar secara online sangat menentukan
keberhasilan institusi serta siswanya dalam kegiatan belajar mengajar daring pada saat ini.
Segala kemampuan guru yang terealisasikan dapat
disebut dengan kinerja guru. Kinerja guru menjadi salah satu faktor penting
dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya pada diri peserta
didik.
Kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan guru kepada siswanya dilakukan secara daring (online)
dengan menggunakan berbagai macam aplikasi seperti WhatsApp, Zoom, Google
Classroom,
Google Meet, Microsoft Teams, dan lain sebagainya. Guru harus dapat
memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun siswa berada di rumah. Oleh
sebab itu, guru dituntut agar mampu mendesain media pembelajaran dengan memanfaatkan
media daring. Oleh karena itu, sebagai penggerak utama roda pendidikan maka
guru dituntut harus memiliki kemampuan dan siap berhadapan dengan teknologi. Sudah kewajiban
seorang guru yang hidup di zaman revolusi industri 4.0 yang diharuskan terus
belajar agar dapat menguasai teknologi jika tidak ingin tertinggal.
Menurut (Yamin,
Martinis., 2010), kinerja merupakan suatu konstruk multidimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut terdiri dari: 1) faktor personal atau individual meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan,
kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu guru;
2) faktor kepemimpinan meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam
memberikan dorongan,
semangat, arahan, dan dukungan
kerja pada guru; 3) faktor tim
meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan
terhadap sesama anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim; 4) faktor sistem meliputi sistem kerja, fasilitas kerja
yang diberikan oleh pimpinan
sekolah, proses organisasi
(sekolah) dan kultur kerja dalam
organisasi (sekolah); dan
5) faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal individu dan kelompok terhadap kinerja organisasi (sekolah).
Kaitannya dengan penelitian ini, dalam pencapaian suatu kinerja yang maksimal ada faktor yang mempengaruhinya.
Karena sarana prasarana merupakan salah satu faktor tersebut, maka standar penggunaan
sarana pembelajaran harus sesuai pada tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran daring pun tidak terlepas
dari sarana yang mendukung proses pembelajaran. Setiap
sekolah baik guru, kepala sekolah dan murid mengalami perubahan
secara mendadak yang harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Karena itu, kesiapan fasilitas
penunjang pembelajaran dalam sarana dan prasarana yang digunakan seharusnya
diperhatikan melihat karakteristik dan kesiapan, ketersediaan fasilitas yang
akan mendukung proses pembelajaran (Rahayu
& Haq, n.d. 2021).
Sebagai tenaga
profesional kependidikan, guru memiliki motivasi kerja yang berbeda antara guru
yang satu dengan yang lainnya. Hal ini kelak akan berakibat adanya perbedaan kinerja
guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Motivasi kerja guru merupakan faktor
penting dalam peningkatan kinerja guru karena sebagai pendorong utama setiap
guru melaksanakan tugas profesinya sesuai ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan dengan Ibu Saharia, salah satu
guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang pada tanggal 28 Juni 2021 didapatkan beberapa masalah yang dihadapi guru selama pembelajaran daring, diantaranya adanya kendala dalam menggunakan
aplikasi yang digunakan dalam
proses belajar mengajar
daring, jangkauan akses
internet yang kurang bagus dan fasilitas
teknologi berpengaruh dalam pembelajaran daring. Untuk menjalankan tugas berarti harus keluar mencari
akses internet, namun banyak batasan-batasan yang ditetapkan oleh
pemerintah yang harus dipatuhi oleh para ASN dalam hal
ini khususnya guru. Sanksi-sanksi
administratif yang sangat berat menanti bagi mereka yang melanggar batasan atau
larangan yang telah ditetapkan.
Permasalahan serupa juga
dikemukakan dan diperkuat
oleh penelitian terdahulu mengenai kinerja guru yaitu (Apriyani,
2021), meneliti mengenai pengaruh work from home, kemampuan
kerja, dan motivasi kerja, terhadap kinerja guru SMA Negeri di Wilayah Tegal
Timur. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara variabel beban work from home,
kemampuan kerja, dan motivasi
kerja terhadap terciptanya kinerja
guru selama pembelajaran
daring masa pandemi Covid-19.
Sarana Prasarana, dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007, pengertian
sarana dan prasarana sekolah telah dibedakan antara sarana pendidikan dan prasarana
pendidikan. Adapun masing-masing pengertian yaitu sarana pendidikan adalah
semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah (Barnawi
& Arifin, 2012). Menurut (Syafaruddin,
Mesiono, Wijaya, & Mahidin, 2016), sarana
pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabotan yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, sedangkan prasarana
pendidikan adalah semua peralatan perlengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Menurut (Sirajuddin,
Sjarlis, & Abdi, 2021), terdapat
dua indikator sarana prasarana yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, yaitu 1) Pemanfaatan
sarana pembelajaran dengan kriteria minimum yang terdiri dari perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah; 2) Pemanfaatan prasarana pembelajaran dengan kriteria minimum yang terdiri dari lahan, bangunan,
ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.
Kemampuan Kerja, menunjukkan
kecakapan seseorang seperti kecerdasan dan keterampilan. Kemampuan
berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan. Seseorang yang memiliki
kemampuan tinggi dapat menunjang tercapainya visi dan misi organisasi untuk segera maju dan berkembang pesat (Wursanto,
2003). Sedangkan
menurut (Robbins & Judge, 2008), kemampuan kerja
adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan
tertentu. Di mana kemampuan individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor
yaitu: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual
adalah kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental, misalnya
berpikir,
menganalisis dan memahami. Kemampuan intelektual yang bagus dimiliki oleh
pegawai diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi. Dengan demikian
kemampuan intelektual yang tinggi juga secara tidak langsung akan berpengaruh
terhadap kemajuan organisasi. Sementara itu, kemampuan fisik adalah kemampuan
yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan
keterampilan.
Menurut (Raharjo,
Paramita, & Warso, 2016),
indikator kemampuan kerja sebagai berikut: 1) Pengetahuan (Knowledge); 2) Pelatihan (Training); 3) Pengalaman (Experience); 4) Keterampilan (Skill); dan 5) Kesanggupan
Kerja.
Motivasi Kerja, pemberian daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan. Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi (Susan,
2019). Sedangkan
(A. A.
Anwar Prabu Mangkunegara, 2011), menyatakan
bahwa motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai
tujuan dari motifnya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah dorongan yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan.
Menurut (A. A. Mangkunegara & Prabu, 2017), indikator motivasi kerja adalah: 1)
Kerja keras; 2) Orientasi
masa depan; 3) Tingkat
cita-cita yang tinggi;
4) Orientasi tugas / sasaran; 5) Usaha untuk maju; 6) Ketekunan; 7) Rekan kerja yang dipilih; dan 8) Pemanfaatan
waktu.
Kinerja, adalah
hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Veitzhal Rivai
dan Ali Ghufron, 2018). Menurut (A. A.
Anwar Prabu Mangkunegara, 2016), kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut (Madjid,
2016), indikator kriteria kinerja guru, yaitu:
1) Kualitas kerja; 2) Kuantitas; 3) Jangka waktu; 4) Kehadiran; 5) Sikap kooperatif. Dalam organisasi
kinerja.
Menurut (Madjid,
2016), indikator kriteria kinerja guru, yaitu:
1) Kualitas kerja; 2) Kuantitas; 3) Jangka waktu; 4) Kehadiran; 5) Sikap kooperatif. Dalam organisasi
kinerja merupakan sesuatu yang kompleks dan dipengaruhi banyak faktor, baik
internal maupun eksternal. Menurut (A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2016), kinerja
dipengaruhi oleh: 1) Kemampuan
(ability), dipengaruhi
oleh pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill). Di mana
pengetahuan dipengaruhi oleh oleh pendidikan, pengalaman, latihan dan
minat sedangkan keterampilan dipengaruhi oleh pembawaan (bakat) dan kepribadian; dan 2) Motivasi (motivation), dipengaruhi oleh
interaksi faktor-faktor dari lingkungan fisik pekerjaan dan lingkungan sosial
pekerjaan. Di mana lingkungan sosial pekerjaan terdiri dari kepemimpinan dan
organisasi formal atau lingkungan organisasi yang mencakup struktur organisasi,
iklim kepemimpinan, efisiensi organisasi dan manajemen. Motivasi terbentuk dari
sikap (attitude) seseorang dalam menghadapi situasi (situation)
kerja.
Pada hakikatnya
kinerja guru banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal individu yang bersangkutan. Pandemi Covid-19
menjadi salah satu faktor eksternal yang dialami para guru saat ini, tetapi
secara profesional sang guru tetaplah guru yang harus bisa mengerahkan seluruh
kemampuannya saat memberikan pelajaran. Dalam hal ini, institusi pendidikan
perlu mengembangkan metode untuk mewujudkan suatu institusi yang mampu
menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan harapan masyarakat luas. Untuk
mencapai hal tersebut tentunya bukan hal yang mudah, namun diperlukan kerja
keras dan dorongan individu untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan.
Metode
Penelitian ini bersifat asosiatif yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol fenomena dengan metode
penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang menghasilkan data dalam bentuk
angka yang akan disusun berdasarkan pendekatan kuantitatif bersifat asosiatif
kausalistik. Sedangkan
jenis penelitian kami adalah deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang
menguraikan dan menjelaskan pengaruh hubungan atau pengaruh sebab akibat antar
variabel Sarana Prasarana (X1), Kemampuan
Kerja (X2), dan Motivasi Kerja (X3) sebagai variabel independent (bebas), variabel Kinerja (Y) sebagai variabel dependent (terikat).
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN) 2 Enrekang. Beralamat di Jl. Sultan Hasanuddin No.
73 Sudu Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Waktu penelitian selama kurang lebih
dua bulan, dengan rincian:
bulan pertama,
pengurusan surat izin penelitian dan pengambilan data; bulan kedua, analisis data.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah Guru di MTs.
Negeri 2 Enrekang yang jumlahnya 57 orang. Dengan
melihat jumlah populasi yang tidak terlalu besar, maka penelitian ini
menggunakan metode sample
jenuh (sensus) yaitu metode yang menjadikan seluruh
populasi sebagai responden. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka teknik pengumpulan
data dengan 3 cara, yaitu: 1)
Observasi, yaitu mengumpulkan data dalam bentuk mengamati proses kerja, serta responden untuk
melihat kondisi objek sehingga mendapatkan gambaran mengenai
objek penelitian; 2) Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data
dan informasi dalam bentuk arsip, dokumentasi, tulisan, angka, dan gambar yang
berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian; 3) Kuesioner,
yaitu melakukan pengumpulan data dalam bentuk
tertulis melalui pembagian daftar pernyataan kepada
responden.
Uji validitas data digunakan sebagai alat untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner sedangkan uji realibilitas dalam
penelitian kami digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Untuk uji asumsi klasik, peneliti menggunakan
tiga macam uji, yaitu: uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji
heterokedastisitas. Uji normalitas untuk melihat apakah
residual yang didapat memiliki
distribusi normal atau tidak. Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Uji
heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Sedangkan untuk uji hipotesis menggunakan empat macam uji, yaitu: analisis regresi
linear berganda, uji F, uji t, dan analisis koefisien
determinasi (R Square). Regresi linear berganda
digunakan untuk mengatasi analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua
atau lebih variabel bebas
dengan menggunakan rumus: Y = a +
b1X1 + b2X2 + b3X3
+ e. Uji F digunakan
untuk menunjukkan secara serentak (simultan) apakah variabel bebas (X) mempunyai pengaruh yang positif atau negatif, serta
signifikan terhadap variabel
terikat (Y). Menggunakan taraf
signifikansi sebesar 0,05 atau (α = 5%). Pedoman yang digunakan apabila probabilitas, yaitu: 1) Jika
angka signifikansi > 0,05 maka tidak ada pengaruh
signifikan atau maka H0
diterima dan Ha
ditolak; 2) Jika angka signifikansi < 0,05 maka ada pengaruh
signifikan atau H0 ditolak
dan Ha diterima. Uji t digunakan untuk menguji
signifikansi variasi hubungan antara variabel bebas dan terikat, apakah
variabel bebas yaitu sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi kerja
secara parsial (individual) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
yaitu kinerja, dengan pedoman: 1) Jika
angka signifikansi > 0,05 maka H0 diterima atau Ha
ditolak; 2) Jika angka
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima; 3) Batas Alpha
yang masih diperbolehkan adalah 10 % atau 0,1. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Di mana
nilai R2 adalah diantara nol dan satu, yang artinya: 1) Jika nilai R2
semakin mendekati
nol berarti kemampuan variabel sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi kerja
dalam menjelaskan variasi pada variabel kinerja guru semakin kecil; 2) Jika nilai R2
semakin mendekati satu berarti kemampuan variabel sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi kerja dalam menjelaskan
variasi pada variabel kinerja guru semakin besar
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik korelasi Product
Moment dari Karl Pearson. Data dikatakan valid apabila hasil uji rhitung >
rtabel. Menggunakan
taraf signifikan 5% yaitu 0,266 dengan jumlah responden 57.
Tabel
1
Rekapitulasi Hasil
Uji Validitas
Variabel |
Butir |
r (hitung) |
r (tabel) |
Status |
Sarana Prasarana (X1) |
X1.1.1 |
0.266 |
0.838 |
Valid |
X1.1.2 |
0.266 |
0.788 |
Valid |
|
X1.1.3 |
0.266 |
0.829 |
Valid |
|
X1.1.4 |
0.266 |
0.742 |
Valid |
|
X1.1.5 |
0.266 |
0.784 |
Valid |
|
X1.2.6 |
0.266 |
0.513 |
Valid |
|
X1.2.7 |
0.266 |
0.695 |
Valid |
|
X1.2.8 |
0.266 |
0.709 |
Valid |
|
X1.2.9 |
0.266 |
0.649 |
Valid |
|
X1.2.10 |
0.266 |
0.862 |
Valid |
|
Kemampuan
Kerja (X2) |
X2.1.1 |
0.266 |
0.809 |
Valid |
X2.1.2 |
0.266 |
0.680 |
Valid |
|
X2.2.3 |
0.266 |
0.568 |
Valid |
|
X2.2.4 |
0.266 |
0.814 |
Valid |
|
X2.3.5 |
0.266 |
0.852 |
Valid |
|
X2.3.6 |
0.266 |
0.616 |
Valid |
|
X2.4.7 |
0.266 |
0.780 |
Valid |
|
X2.4.8 |
0.266 |
0.757 |
Valid |
|
X2.5.9 |
0.266 |
0.802 |
Valid |
|
X2.5.10 |
0.266 |
0.681 |
Valid |
|
Motivasi
Kerja (X3) |
X3.1.1 |
0.266 |
0.757 |
Valid |
X3.2.2 |
0.266 |
0.808 |
Valid |
|
X3.3.3 |
0.266 |
0.805 |
Valid |
|
X3.4.4 |
0.266 |
0.717 |
Valid |
|
X3.4.5 |
0.266 |
0.684 |
Valid |
|
X3.5.6 |
0.266 |
0.658 |
Valid |
|
X3.6.7 |
0.266 |
0.653 |
Valid |
|
X3.7.8 |
0.266 |
0.599 |
Valid |
|
X3.7.9 |
0.266 |
0.433 |
Valid |
|
X3.8.10 |
0.266 |
0.415 |
Valid |
|
Kinerja
(Y) |
Y.1.1 |
0.266 |
0.764 |
Valid |
Y.1.2 |
0.266 |
0.730 |
Valid |
|
Y.2.3 |
0.266 |
0.787 |
Valid |
|
Y.2.4 |
0.266 |
0.639 |
Valid |
|
Y.3.5 |
0.266 |
0.568 |
Valid |
|
Y.3.6 |
0.266 |
0.816 |
Valid |
|
Y.4.7 |
0.266 |
0.763 |
Valid |
|
Y.4.8 |
0.266 |
0.717 |
Valid |
|
Y.5.9 |
0.266 |
0.585 |
Valid |
|
Y.5.10 |
0.266 |
0.876 |
Valid |
Sumber: Data Penelitian Diolah (2021)
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
uji validitas untuk pengaruh sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi
kerja terhadap kinerja dinyatakan valid karena semua item memiliki rhitung
lebih besar dari rtabel.
Uji Reliabilitas
Tabel
2
Hasil Uji
Reliabilitas Sarana Prasarana,
Kemampuan Kerja, Motivasi
Kerja, dan Kinerja
Variabel |
N |
Cronbach's Alpha |
N of Items |
Sarana Prasarana (X1) |
57 |
.906 |
10 |
Kemampuan
Kerja (X2) |
57 |
.904 |
10 |
Motivasi
Kerja (X3) |
57 |
.855 |
10 |
Kinerja (Y) |
57 |
.893 |
10 |
Sumber: Data Penelitian
Diolah (2021)
Dari hasil analisis tersebut didapat nilai alpha untuk sarana prasarana sebesar 0,906 atau 90,6% dari
total item yaitu 10, nilai alpha untuk kemampuan kerja sebesar 0,904
atau 90,4% dari total item yaitu 10, nilai alpha
untuk motivasi kerja sebesar 0,855 atau 85,5% dari total item yaitu 10,
dan nilai alpha untuk kinerja guru sebesar 0,893 atau 89,3% dari total item yaitu 10. Maka,
dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana,
kemampuan kerja, motivasi
kerja, dan kinerja memiliki nilai reliabilitas
yang memenuhi syarat dan dinyatakan reliabel
menurut kriteria Nunnally.
Uji Normalitas
Melihat distribusi data normal atau tidaknya dapat dilihat dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
yaitu melihat nilai signifikansi atau probabilitas. Data yang berdistribusi
normal memiliki nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05.
Tabel
3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
57 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
3.19088944 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.130 |
Positive |
.086 |
|
Negative |
-.130 |
|
Test Statistic |
.130 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.018c |
Sumber: Data Penelitian Diolah (2021)
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi 0.018 lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual
berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Melihat terjadi tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
VIF (variance
inflation factor). Jika nilai tolerance > 0.10 dan VIF
< 10.00 maka tidak terjadi multikolinearitas. Adapun hasil uji
multikolinearitas antar variabel independen disajikan dalam tabel berikut:
Tabel
4
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel |
Tolerance |
VIF |
Kesimpulan |
Sarana Prasarana (X1) |
0.296 |
3.381 |
Tidak terjadi multikolinearitas |
Kemampuan Kerja (X2) |
0.287 |
3.482 |
Tidak terjadi multikolinearitas |
Motivasi Kerja (X3) |
0.293 |
3.410 |
Tidak terjadi multikolinearitas |
Sumber: Data Penelitian Diolah (2021)
Variabel sarana prasarana,
kemampuan kerja, dan motivasi
kerja mempunyai nilai toleransi di atas 0.10 dan nilai VIF dibawah 10.00, sehingga semua variabel independen dalam penelitian tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Melihat ketidaksamaan
atau kesamaan variance dari
residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain dapat dilihat dengan menggunakan uji spearman yaitu dengan melihat nilai signifikansi atau probabilitas. Data yang homoskedastisitas memiliki nilai sig. atau nilai probabilitas > 0.05. Adapun hasil
uji heteroskedastisitas disajikan
berikut:
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel |
Sig. |
Kesimpulan |
Sarana Prasarana (X1) |
0.782 |
Tidak terjadi heteroskedastisitas |
Kemampuan
Kerja (X2) |
0.972 |
Tidak terjadi heteroskedastisitas |
Motivasi
Kerja (X3) |
0.274 |
Tidak terjadi heteroskedastisitas |
Sumber:
Data Penelitian Diolah
(2021)
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat nilai
signifikansi dari variabel X1 menunjukkan nilai 0.728 > 0.05; variabel
X2 menunjukkan nilai 0.972
> 0.05; dan variabel X3 menunjukkan
nilai 0.274 > 0.05. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh data tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas
sehingga uji asumsi klasik selanjutnya dapat dilakukan.
Analisis Regresi
Linear Berganda
Analisis regresi
berganda digunakan untuk
membuktikan hipotesis mengenai pengaruh variabel bebas
sarana prasarana (X1), kemampuan kerja (X2), dan motivasi
kerja
(X3) terhadap variabel dependent (terikat) kinerja guru (X3) di MTsN 2 Enrekang. Penghitungan dengan
bantuan program SPSS Statistics 25.0 for Windows. Hasil
uji analisis regresi linear berganda pada tabel berikut ini:
Tabel 6 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa |
|
||||||||||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
|||||||||||
B |
Std.
Error |
Beta |
|
|
|
||||||||||
1 |
(Constant) |
2.457 |
4.774 |
|
.515 |
.609 |
|
||||||||
Sarana Prasarana |
.013 |
.117 |
.015 |
.107 |
.915 |
|
|||||||||
Kemampuan
Kerja |
.732 |
.151 |
.706 |
4.832 |
.000 |
|
|||||||||
Motivasi
Kerja |
.167 |
.194 |
.125 |
.862 |
.392 |
|
|||||||||
Sumber: Data Penelitian Diolah
(2021)
Berdasarkan
tabel 6, output dari analisis
regresi linear berganda diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
Dengan menggunakan
rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2
+ b3X3 + e
Didapat persamaan:
Y = 2.457 + 0.013X1
+ 0.732X2 + 0.167X3
Model persamaan regresi
linear berganda tersebut terkait dengan variabel sarana prasarana, kemampuan kerja, serta motivasi kerja terhadap kinerja bermakna sebagai berikut:
1.
Nilai konstanta sebesar
2.457, dapat diartikan bahwa apabila semua variabel bebas yang meliputi sarana
prasarana, kemampuan kerja, serta motivasi kerja sama dengan nol maka tingkat
kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang adalah sebesar
2.457.
2.
Nilai koefisien regresi X1
= 0.013 menunjukkan apabila variabel sarana prasarana mengalami kenaikan
sebesar 100% maka akan meningkatkan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang
sebesar 1.3%, kontribusi yang diberikan sarana prasarana terhadap kinerja guru dapat
dilihat dari Unstandardized Coefficients
pada tabel 4.19 di atas.
3.
Nilai koefisien regresi X2
= 0.732 menunjukkan apabila variabel kemampuan kerja mengalami kenaikan sebesar
100% maka akan meningkatkan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang
sebesar 73.2%, kontribusi yang diberikan kemampuan kerja terhadap kinerja guru dapat dilihat
dari Unstandardized Coefficients pada
tabel 4.19 di atas.
4.
Nilai koefisien regresi X3
= 0.167 menunjukkan apabila variabel motivasi kerja mengalami kenaikan sebesar
100% maka akan meningkatkan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang
sebesar 16.7%, kontribusi yang diberikan motivasi kerja terhadap kinerja guru dapat dilihat
dari Unstandardized Coefficients pada
tabel 4.19 di atas.
Uji Parsial
(Uji t)
Uji statistik
t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X) secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Tingkat signifikansi
dalam penelitian ini adalah 5% atau
0,05. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% (2.00404).
Tabel
7 Hasil Perhitungan Uji t
Model |
t |
Sig. |
(Constant) |
.515 |
.609 |
Sarana
prasarana |
.107 |
.915 |
Kemampuan
kerja |
4.832 |
.000 |
Motivasi
kerja |
.862 |
.392 |
Sumber: Data Penelitian
Diolah (2021)
Dari tabel 4.7 di atas, dengan
perbandingan nilai ttabel (0,05;n-k)
yaitu 2,00404, maka hasil pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut:
a.
Pengaruh sarana prasarana
terhadap kinerja
Nilai thitung (0,107) < ttabel
(2,00404) dengan nilai signifikansi sebesar 0,915 > 0,05 maka H0 diterima
(Ha ditolak). Artinya variabel sarana prasarana secara parsial atau
individual berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap variabel kinerja
guru di MTs. Negeri 2 Enrekang.
b.
Pengaruh kemampuan kerja
terhadap kinerja
Nilai thitung (4,832) > ttabel
(2,00404) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka H0
ditolak (Ha diterima). Artinya variabel kemampuan kerja secara
parsial atau individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja
guru di MTs. Negeri 2 Enrekang.
c.
Pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja
Nilai thitung (0,862) < ttabel
(2,00404) dengan nilai signifikansi sebesar 0,392 > 0,05 maka H0
diterima (Ha ditolak). Artinya variabel motivasi kerja secara
parsial atau individual berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap variabel
kinerja guru di MTs. Negeri 2 Enrekang.
Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah
variabel bebas (X) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh secara
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Jika nilai signifikansi p
< 0,05 maka H0 ditolak,
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X)
secara simultan terhadap variabel dependen (Y). Jika nilai signifikansi p >
0,05 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen (X) secara simultan terhadap variabel
dependen (Y).
Tabel
8 Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAa |
|
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
||
1 |
Regression |
1185.400 |
3 |
395.133 |
36.729 |
.000b |
|
Residual |
570.179 |
53 |
10.758 |
|
|
||
Total |
1755.579 |
56 |
|
|
|
||
Sumber: Data Penelitian
Diolah (2021)
Berdasarkan
tabel 4.8 diketahui bahwa terdapat nilai signifikan sebesar 0.000, nilai
signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 artinya bahwa sarana prasarana,
kemampuan kerja, dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Enrekang.
Dilihat dari nilai Fhitung
dibandingkan dengan nilai Ftabel yang mana Ftabel =
(k;n-k) menghasilkan angka (3 ; 57 – 3) = (3 ; 54), maka nilai Ftabel
adalah 2,78. Hal tersebut berarti Fhitung 36,729 > Ftabel
2,78 yang berarti bahwa sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di MTs. Negeri 2 Enrekang pada
masa pandemi Covid-19.
Analisis
Koefisien Determinasi (R Square)
Uji determinasi dilakukan untuk melihat
seberapa besar sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi kerja dalam
menjelaskan variasi variabel dependen yaitu kinerja. Untuk mengetahui besarnya
determinasi sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi kerja dalam
menjelaskan variasi variabel dependennya yaitu kinerja dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel
9 Hasil Perhitungan R Square
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.822a |
.675 |
.657 |
3.280 |
Sumber: Data Penelitian
Diolah (2021) |
Berdasarkan pada tabel 4.9 diketahui bahwa nilai R Square adalah sebesar 0,675 atau sama dengan
67,5% artinya bahwa sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi
kerja mampu untuk menjelaskan
kinerja guru di MTsN 2 Enrekang adalah sebesar 67,5% dan sisanya 32,5% dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak termasuk dalam model penelitian ini
Berdasarkan hasil uji hipotesis 1
diketahui bahwa sarana prasarana berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap kinerja guru yang ditunjukkan dengan hasil uji t diperoleh nilai thitung
sebesar 0,107 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 2,00404 dengan
signifikansi sebesar 0,915 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa sarana prasarana tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
kinerja guru di MTsN 2 Enrekang. Dari
tabel coefficients pada pengujian
regresi linear berganda pengaruh variabel sarana prasarana terhadap variabel
kinerja, diperoleh nilai Beta sebesar
0,013 yang berarti bahwa variabel sarana prasarana mempunyai pengaruh secara
parsial sebesar 01,3% terhadap kinerja guru di MTsN 2 Enrekang. Dengan kata
lain, sarana prasarana hampir tidak berpengaruh terhadap kinerja atau kecil
pengaruhnya terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa sarana prasarana
tidak selamanya berpengaruh terhadap kinerja guru. Ada kalanya sarana prasarana
yang ada di sekolah masih terbatas tetapi kinerja gurunya baik begitupun
sebaliknya. Namun hal yang sebenarnya diharapkan adalah sarana prasarana yang
bagus dapat meningkatkan kinerja guru yang bagus pula. Sarana prasarana
merupakan hal yang penting dalam menunjang terjadinya proses belajar mengajar
daring selama pandemi covid-19 agar lebih menarik dan maksimal serta mampu
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh Guru di MTsN 2 Enrekang. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Evi (Sirajuddin et al., 2021) yang
berjudul ”Pengaruh Kompetensi Profesional Guru, Kecerdasan Emosional dan Sarana
Prasarana terhadap Kinerja Guru UPTD SD Negeri Gugus XII Kelurahan Cappagalung
Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare.”
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel sarana prasarana tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja guru UPTD SDN Gugus XII
Kelurahan Cappagalung Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare. Di mana thitung
sebesar 1,061 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,011.
Berdasarkan hasil uji hipotesis 2
diketahui bahwa kemampuan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja guru yang ditunjukkan dengan hasil uji t diperoleh nilai thitung sebesar
4,832 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 2,00404 dengan
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru. Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin baik kemampuan kerja yang dimiliki oleh
guru, maka akan semakin tinggi pula kinerja yang diperlihatkan oleh guru di
MTsN 2 Enrekang. Dari tabel coefficients
pada pengujian regresi linear berganda pengaruh variabel kemampuan kerja
terhadap variabel kinerja, diperoleh nilai Beta
sebesar 0,732 yang berarti bahwa variabel kemampuan kerja mempunyai pengaruh
secara parsial sebesar 73,2% terhadap kinerja guru di MTsN 2 Enrekang. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja guru.
Maka, sebagai tenaga pendidik yang profesional guru harus memiliki pengetahuan
dan melakukan pelatihan sesuai dengan bidang pendidikan agar cepat dalam
menguasai materi mata pelajaran yang di ampu hingga memudahkan guru dalam
mengajar meski hanya mengajar dari rumah. Guru di MTsN 2 Enrekang yang memiliki
pengalaman dan keterampilan dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan
proses belajar mengajar dan mendesain media pembelajaran dengan memanfaatkan
media daring. Karena sebagai penggerak roda utama pendidikan, guru harus sanggup
beradaptasi di tengah situasi Covid-19 dan tetap bekerja serta siap berhadapan
dengan teknologi pembelajaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Astri (Apriyani, 2021) yang berjudul “Pengaruh Beban Work
From Home, Kemampuan Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA
Negeri di Wilayah Tegal Timur” yang menunjukkan bahwa kemampuan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Di mana didapatkan nilai
nilai thitung sebesar 2,313 lebih besar dari nilai ttabel sebesar
1,98447 dengan signifikansi 0,023 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semakin baik kemampuan kerja yang dimiliki oleh guru SMAN di Tegal Timur, maka
akan semakin tinggi pula kinerja yang diperlihatkan oleh guru SMAN di Tegal
Timur.
Berdasarkan hasil uji hipotesis 3 diketahui bahwa motivasi kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap kinerja guru yang ditunjukkan
dengan hasil uji t diperoleh nilai thitung sebesar
0,862 lebih keci dari
nilai ttabel 2,00404 dengan signifikansi 0,392 lebih besar dari 0,05.
Hal ini berarti bahwa meskipun guru memiliki motivasi kerja yang baik, tetapi
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru di MTsN 2 Enrekang.
Dari tabel coefficients pada
pengujian regresi linear berganda pengaruh variabel motivasi kerja terhadap
variabel kinerja, diperoleh nilai Beta
sebesar 0,167 yang berarti bahwa variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh
secara parsial sebesar 16,7% terhadap kinerja guru di MTsN 2 Enrekang. Hal ini
menunjukkan bahwa motivasi kerja hampir tidak berpengaruh terhadap kinerja atau
kecil pengaruhnya terhadap kinerja guru. Guru memiliki motivasi kerja yang
berbeda antara guru satu dengan yang lainnya selama pandemi Covid-19, sehingga
berakibat pada adanya perbedaan kinerja guru di MTsN 2 Enrekang. Perbedaan itu
dapat terjadi pada bagaimana kerja keras guru untuk mencapai tujuan, orientasi
masa depan masing-masing guru, cita-cita, sasaran, dan usaha untuk maju dalam
mencapai tujuan, memiliki rekan kerja yang baik dan berkualitas memanfaatkan
waktu, serta ketekunan guru dalam mengerjakan pekerjaan yang dalam hal ini
melakukan proses belajar mengajar daring. Sejalan juga dengan hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Dwi Sampurno dan Agus Wibowo (2015) yang berjudul
“Kepemimpinan Kepala Sekolah, Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja, dan Kinerja
Guru di SMK Negeri 4 Pandeglang” yang menunjukkan bahwa pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja adalah H0 diterima dan H1 ditolak dengan
nilai thitung adalah 0,477 lebih kecil dari nilai ttabel 2,003241,
sehingga tidak terdapat hubungan linear motivasi kerja terhadap kinerja guru
dan tidak berpengaruh secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,635 > 0,05.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa sarana prasarana
(X1), kemampuan kerja (X2), dan motivasi
kerja (X3) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru
(Y) di MTsN 2 Enrekang. Ditunjukkan dengan hasil uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 36,729 lebih besar dari Ftabel 2,78 pada taraf signifikansi 5%. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan koefisien determinasi (R
Square) 0.675, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi
kerja sebesar 67,5% dan sisanya
32,5% dapat dijelaskan oleh
variabel bebas lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil penelitian
yang disusun menunjukkan bahwa sarana prasarana,
kemampuan kerja dan motivasi
kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru. Sarana
prasarana penunjang yang tersedia harus sesuai pada tujuan pembelajaran daring untuk mendukung
proses pembelajaran. Pada pembelajaran
daring pun tidak terlepas dari sarana yang mendukung proses pembelajaran. Setiap sekolah baik guru, kepala sekolah dan murid mengalami perubahan secara mendadak yang harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Dengan kesiapan fasilitas penunjang pembelajaran dalam sarana dan prasarana akan mendorong dan memotivasi guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar serta mendukung tugas-tugas guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, sehingga guru lebih
mampu meningkatkan kemampuannya dalam mengola kegiatan belajar dengan memanfaatkan berbagai macam aplikasi pembelajaran daring agar proses belajar
mengajar selama pandemi Covid-19 tetap berjalan dengan maksimal dan menarik meskipun siswa dan guru berada di rumah
masing-masing serta mampu mencapai tujuan yang diinginkan oleh guru di MTsN 2 Enrekang
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai
berikut: 1. Terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan
antara sarana prasarana terhadap kinerja guru
di MTsN 2 Enrekang. Kinerja
guru di MTsN 2 Enrekang sebesar 1,3% ditentukan oleh variabel sarana prasarana dengan subvariabel pemanfaatan sarana pembelajaran meliputi peralatan pendidikan, media pendidikan, dan
teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan prasarana pembelajaran meliputi lahan, bangunan, dan instalasi daya dan jasa. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan kerja terhadap kinerja
guru di MTsN 2 Enrekang. Kinerja
guru di MTs. Negeri 2 Enrekang
sebesar 73,2% ditentukan
oleh variabel kemampuan
kerja dengan subvariabel meliputi pengetahuan (knowledge), pelatihan (training), pengalaman (experience), keterampilan (skill), dan kesanggupan kerja. 3. Terdapat pengaruh
positif namun tidak signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru di MTsN 2 Enrekang. Kinerja guru di MTsN 2 Enrekang 16,7% ditentukan oleh variabel motivasi kerja dengan subvariabel meliputi kerja keras, orientasi masa depan, tingkat cita-cita yang tinggi, orientasi tugas/sasaran, usaha untuk
maju, ketekunan, rekan kerja yang dipilih, dan pemanfaatan waktu. 4. Terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara sarana prasarana, kemampuan kerja, motivasi kerja terhadap
kinerja guru di MTsN 2 Enrekang. Kinerja guru dipengaruhi
oleh sarana prasarana, kemampuan kerja, dan motivasi
kerja sebesar 67,5% dan sisanya
32,5% dapat dijelaskan oleh
variabel bebas lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hamdi, Ridho., Atmojo, M. E.,
Zaenuri, Muchamad., Sakir., Darumurti, Awang., Efendi, David., Rahmawati, D.
E., Iqbal, Muhammad., Fridayani, H. D., Habibullah, Ahmad., Mahendra, G. K.,
Pratiwi, V. P., Kariem, M. K., Atmaja, M. S., & Akbar, N. A. (2020). Covid-19
dalam Perspektif Governance. Yogyakarta: Samudra Biru.
Apriyani, Astri. (2021). Pengaruh
Beban Work From Home, Kemampuan Kerja, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
Sma Negeri Di Wilayah Tegal Timur. Universitas Pancasakti Tegal.
Barnawi & Arifin, M. (2012).
Manajemen sarana dan prasarana sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Darmawan, Eki, & Atmojo, Muhammad
Eko. (2020). Kebijakan work from home bagi aparatur sipil negara di masa
pandemi Covid-19. TheJournalish: Social and Government, 1(3), 92–99.
https://doi.org/10.55314/tsg.v1i3.26
Madjid, Abd. (2016). Pengembangan
Kinerja Guru Melalui Kompetensi, Komitmen dan Motivasi Kerja. Yogyakarta:
Samudra Biru, 36–57.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu.
(2011). Manajemen sumber daya manusia perusahaan.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu.
(2016). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, A. A., & Prabu,
Anwar. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, cetakan 14, PT. Remaja
Rosdkarya Offset, Bandung.
Raharjo, Slamet, Paramita, Patricia Dhiana,
& Warso, Moh Mukeri. (2016). Pengaruh Kemampuan Kerja, Pengalaman Dan
Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Dengan Kompetensi Kerja Sebagai
Variabel Intervening (Studi Kasus pada KUD “PATI KOTA” Kabupaten Pati). Journal
of Management, 2(2).
Rahayu, Aryuna Dini, & Haq,
Mohammad Syahidul. (n.d.). Sarana dan Prasarana Dalam Mendukung Pembelajaran
Daring Pada Masa Pandemi Covid-19.
Robbins, Stephen P., & Judge,
Timothy A. (2008). Perilaku organisasi edisi ke-12. Jakarta: Salemba Empat,
11.
Sirajuddin, Evi Sirajuddin, Sjarlis,
Sylvia, & Abdi, Abdul Rahman. (2021). Pengaruh Kompetensi Profesional Guru,
Kecerdasan Emosional Dan Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Guru Uptd Sd Negeri
Gugus Xii Kelurahan Cappagalung Kecamatan Bacukiki Barat Kota Pare-Pare. Jurnal
Magister Manajemen Nobel Indonesia, 2(4), 559–571.
Susan, Eri. (2019). Manajemen sumber
daya manusia. Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 9(2),
952–962.
Syafaruddin, Syafaruddin, Mesiono,
Mesiono, Wijaya, Candra, & Mahidin, Mahidin. (2016). Administrasi pendidikan.
Wahyono, Poncojari, Husamah, H.,
& Budi, Anton Setia. (2020). Guru profesional di masa pandemi COVID-19:
Review implementasi, tantangan, dan solusi pembelajaran daring. Jurnal
Pendidikan Profesi Guru, 1(1), 51–65. https://doi.org/10.22219/jppg.v1i1.12462
Wursanto, I. G. (2003). Dasar-Dasar
Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Yamin, Martinis., dan Maisah. (2010).
Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: GP Press.