PENGARUH BEBAN
KERJA, KOMPENSASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI
RESTORAN THE WHITE CLOVER RESTO & DINE
Divani Alyssa Zahra1, Fanji
Wijaya2
Universitas
Indonesia Membangun Bandung, Indonesia
divanialyssazahra@gmail.com,
fanji.wijaya@inaba.ac.id
Abstrak
Perkembangan teknologi yang pesat memacu perusahaan untuk meningkatkan strategi perusahaan dengan mempertahankan sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya manusia merupakan
aset paling penting untuk mengembangkan perusahaan dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. Di era digitalisasi
saat ini, memudahkan karyawan mendapatkan informasi untuk melirik bahkan
berpindah ke perusahaan lain, ditambah lingkungan industri saat ini semakin
kompetitif menuntut perusahaan untuk memaksimalkan potensi kerja tiap karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Beban Kerja (X1), Kompensasi
(X2), dan Motivasi Kerja
(X3) terhadap Kepuasan
Kerja (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
di Restoran The White Clover
Resto & Dine Jumlah populasi
yang digunakan dalam penelitian sebanyak 30 Karyawan. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Beban Kerja, Kompensasi, dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Dibuktikan dengan hasil uji F yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima.
Hasil uji F diperkuat dengan
hasil koefisien korelasi simultan sebesar 0,992 yang menandakan hubungan sangat kuat dan positif. Koefisien regresi sebesar -0,088 nilai yang negatif mengidentifikasikan setiap terjadi kenaikan Kompensasi maka Kepuasan Kerja Karyawan akan mengalami
penurunan. Kontribusi Beban
Kerja, Kompensasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan sebesar 98,5%, dan sisanya 1,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti. Maka dapat disimpulkan
bahwa Beban Kerja, Kompensasi, dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
Kata
kunci: kepuasan kerja karyawan; beban kerja; kompensasi;
motivasi kerja.
Abstract
Rapid technological developments have spurred companies
to improve corporate strategy by maintaining their human resources. Human
resources are the most important asset for developing a company in various
demands of society and times. In the current era of digitalization, it is
easier for employees to get information to glance and even move to other
companies, plus the current increasingly competitive industrial environment
requires companies to maximize the work potential of each employee. This study
aims to examine the effect of workload (X1), compensation (X2), and work
motivation (X3) on job satisfaction (Y). The population in this study were
employees at The White Clover Restaurant & Dine. The population used in
this study was 30 employees. Methods of data collection using interviews and
questionnaires. Data analysis used descriptive analysis and multiple linear
regression analysis with the help of the SPSS program. Based on the research
results, it is known that workload, compensation, and work motivation affect
employee satisfaction. Evidenced by the results of the F test which showed a
significance value of 0.001 <0.05, so that Ho was rejected and Ha was
accepted. The results of the F test are strengthened by the results of a
simultaneous correlation coefficient of 0.992 which indicates a very strong and
positive relationship. The regression coefficient of -0.088 has a negative
value which indicates that whenever there is an increase in compensation,
employee satisfaction will decrease. The contribution of workload,
compensation, and work motivation to employee satisfaction is 98.5%, and the
remaining 1.5% is influenced by other factors not examined. So it can be
concluded that Workload, Compensation, and Work Motivation affect Employee Job
Satisfaction.
Keywords: employee job satisfaction;
workload; compensation; work motivation
Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang pesat memacu perusahaan untuk meningkatkan strategi perusahaan dengan mempertahankan sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya manusia merupakan
aset paling penting untuk mengembangkan perusahaan dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. Di era digitalisasi
saat ini, memudahkan karyawan mendapatkan informasi untuk melirik bahkan
berpindah ke perusahaan lain, ditambah lingkungan industri saat ini semakin
kompetitif menuntut perusahaan untuk memaksimalkan potensi kerja tiap karyawan.
Menurut
Milton dalam (Wijaya, 2018) Kepuasan kerja merupakan keadaan emosional positif atau menyenangkan
yang dihasilkan dari penilaian karyawan berdasarkan pengalaman kerjanya. Kepuasan kerja merupakan isu penting karena
memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan. Ketika karyawan senang dengan pekerjaan
mereka, mereka akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan
tugas mereka. Pada akhirnya dimasukan ke dalam kinerja
perusahaan yang lebih baik. Kepuasan kerja dapat dipengaruhi
oleh jumlah pekerjaan setiap hari, dan karyawan lebih bahagia ketika pekerjan karyawan tidak terlalu berat.
Ketika mendapatkan pekerjaan
yang berat, orang tersebut mungkin tidak puas
dengan pekerjaannya karena beban kerja
yang berat.
Menurut Hariyati, dkk dalam
(Hermawan, 2022) Beban Kerja adalah suatu
perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi. Mengingat kerja manusia masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda.
Tingkat beban yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi overstress,
sebaliknya tingkat beban yang terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan (understress).
Salah satu cara agar perusahaan bisa mengatasi masalah beban kerja
yaitu dengan kepuasan kerja karyawan melalui pemberian kompensasi. Menurut Arifin (2017) Kompensasi adalah semua pendapatan
yang berbentuk uang, barang,
langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Riyadi, 2011). Penghargaan yang diterima seseorang dalam bentuk apapun sangat berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang, karena seseorang merasa diperhatikan, dihargai sehingga dapat memotivasi dirinya untuk bekerja lebih
baik. Kompensasi sebagai bentuk imbalan atau balas
jasa yang diterima seorang karyawan atas sebuah pekerjaan
juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seorang karyawan.
Berdasarkan penelitian terdahulu oleh (Bahri & Nisa, 2017), motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi karyawan maka kepuasan kerja
juga mengalami peningkatan.
Motivasi dapat menimbulkan kepuasan kerja karyawan yang tinggi. Menurut (Hasibuan, 2007) Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan gairah kerja seseorang
agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif, dan berintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan yang diinginkan. Karyawan harus di motivasi secara efektif. Daripada karyawan terus menerus mengeluhkan
hal-hal sepele tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan perusahaan dan saling menyalahkan. Oleh karena itu, perlu
adanya motivasi dan meningkatkan semangat kerja karyawan guna mencapai tujuan
perusahaan.
Menurut (Afandi, 2018) Kepuasan kerja dapat dilihat dari
produktivitas, ketidakhadiran,
dan keluarnya pekerja (turnover)
di perusahaan. Keluarnya pekerja merupakan salah satu respon adanya
ketidakpuasan kerja di perusahaan. Seperti yang terjadi di Restoran The White Clover Resto & Dine, sebuah
perusahaan di bidang restoran yang menyajikan hidangan dan pelayanan serta tempat yang nyaman untuk menikmati
hidangan dengan tarif premium. Menurut Marsum Restaurant adalah suatu tempat atau
bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada
semua konsumennya baik berupa makanan
maupun minuman. Selain menyediakan makanan dan minuman, restoran The White Clover dapat disewa untuk acara pernikahan dan acara-acara lainnya.
The White Clover Resto & Dine sendiri sudah berdiri dan memulai usahanya sejak tahun 2017 serta masih tetap
aktif beroprasi hingga saat ini.
Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis
tentang: 1. Untuk mengetahui beban kerja karyawan pada Restoran The White Clover Resto
& Dine 2. Untuk mengetahui
kompensasi karyawan pada Restoran The White Clover Resro & Dine 3. Untuk mengetahui motivasi karyawan pada Restoran The White Clover Resto & Dine 4. Untuk
mengetahui kepuasan kerja karyawan pada Restoran The White Clover Resto
& Dine 5. Untuk mengetahui
pengaruh beban kerja terhadap kepuasan karyawan pada Restoran The White Clover Resto
& Dine 6. Untuk mengetahui
pengaruh kompensasi terhadap kepuasan karyawan pada Restoran The White Clover Resto & Dine 7. Untuk
mengetahui pengaruh motivasi terhadap kepuasan karyawan pada Restoran The White Clover Resto
& Dine 8. Untuk mengetahui
pengaruh beban kerja, kompensasi, dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada Restoran The White Clover Resto & Dine
Metode
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
positivism, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2017).
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk
mendeskripsikan dan mencari
tau mengenai objek penelitian yaitu Beban Kerja, Kompensasi, Motivasi, dan Kepuasan Kerja. Adapun pengertian deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran
terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2017). Metode verifikatif diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu
dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017). Penelitian verifikatif bertujuan untuk menganalisa dan menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan Pengaruh Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja, Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja, Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja serta Pengaruh
Beban Kerja, Kompensasi dan
Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
Hasil dan Pembahasan
Menurut (Sugiyono, 2013b), analisis verifikatif digunakan dalam penelitian untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Analisis verifikatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Analisis ini digunakan untuk menentukan seberapa kuatnya pengaruh variabel bebas yaitu Beban Kerja (X1), Kompensasi (X2) dan Motivasi Kerja (X3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Uji asumsi klasik merupakan syarat yang harus dipenuhi agar
persamaan dapat dikatakan sebagai persamaan regresi yang baik. Data dianalisis
dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS 25. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1.
Uji Normalitas
Menurut (Imam
Ghozali, 2018), uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan
analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum kita melakukan analisis
yang sesungguhnya, data penelitian harus diuji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Ada beberapa
cara yang digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini, salah
satunya dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan dalam pengambilan
keputusan yaitu:
a.
Jika nilai
signifikan <0,05 maka distribusi data tidak normal.
b.
Jika nilai
signifikan >0,05 maka distribusi data normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
30 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
5.33463627 |
|
Most Extreme
Differences |
Absolute |
.123 |
Positive |
.123 |
|
Negative |
-.088 |
|
Test Statistic |
.123 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
|
a. Test distribution is
Normal. |
||
b. Calculated from
data. |
||
c. Lilliefors
Significance Correction. |
||
d. This is a lower
bound of the true significance. |
Sumber:
Output SPSS V25 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan
Tabel 4.16 diketahui bahwa uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah 0,200 > 0,05.
Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 ini menunjukkan data pada penelitian
ini berdistribusi secara normal.
2.
Uji Multikolinearitas
Menurut
(Prof. Dr. H. ima. Ghozali, 2016),
identifikasi keberadaan multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance
dan variance implation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabeliras independen yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (Karena VIF=1/Tolerance). Nilai contoh yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance <0,10 atau dengan VIF>10,
kriteria pengambilan keputusannya yaitu tidak terjadi multikolinieritas jika
nilai tolerance kurang dari 0,10 dan variabel independen yang memiliki nilai
VIF lebih dari 10. Uji Multikolinieritas dalam penelitian ini dapat dijelaskan
pada Tabel 4.17 sebagai berikut:
Tabel 14 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
16.210 |
3.608 |
|
4.493 |
.000 |
|
|
Beban Kerja |
-.007 |
.152 |
-.009 |
-.048 |
.962 |
.913 |
1.095 |
|
Kompensasi |
-.323 |
.199 |
-.312 |
-1.624 |
.117 |
.921 |
1.086 |
|
Motivasi Kerja |
-.146 |
.196 |
-.138 |
-.748 |
.461 |
.991 |
1.009 |
|
a. Dependent Variable:
Kepuasan Kerja Karyawan |
Sumber: Output
SPSS V25 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan
Tabel 14 dapat diketahui bahwa nilai
tolerance semua variabel independent lebih dari 0,10 dan nilai VIF semua
variabel independent kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolieniritas pada model regresi.
3.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut
(Prof. Dr. H. ima. Ghozali, 2016),
uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat
dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Adapun dasar analisisnya
adalah sebagai berikut:
a.
Jika ada pola tertentu,
seperti titik–titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b.
Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik–titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber:
Output SPSS V25 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan Gambar 5
terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar merata baik di
atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.
Uji Linearitas
Menurut (Sugiyono, 2018), uji linearitas dapat dipakai untuk mengetahui apakah variabel
terikat dengan variabel bebas memiliki hubungan linear atau tidak secara signifikan.
Uji linearitas dapat dilakukan melalui test of linearity. Kriteria yang
berlaku adalah jika nilai signifikansi pada linearity ≤ 0,05, maka
dapat diartikan bahwa antara variabel bebas dan variabel terikat terdapat
hubungan yang linear.
Tabel 15 Hasil Uji Linearitas Beban Kerja (X1) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
ANOVA Table |
|||||||
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
||
Kepuasan Kerja Karyawan
* Beban Kerja |
Between Groups |
(Combined) |
928.117 |
17 |
54.595 |
90.364 |
.000 |
Linearity |
917.689 |
1 |
917.689 |
1518.933 |
.000 |
||
Deviation from
Linearity |
10.428 |
16 |
.652 |
1.079 |
.456 |
||
Within Groups |
7.250 |
12 |
.604 |
|
|
||
Total |
935.367 |
29 |
|
|
|
Sumber: Output SPSS
V25 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat nilai
Linearity diperoleh sebesar
0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan hasil uji linearitas bahwa ada hubungan yang linear secara signifikan antara variabel Beban Kerja (X1)
dengan variabel Kepuasan
Kerja Karyawan (Y).
Tabel 16 Hasil Uji Linearitas Kompensasi (X2) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
ANOVA Table |
|||||||
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
||
Kepuasan Kerja Karyawan
* Kompensasi |
Between Groups |
(Combined) |
930.117 |
15 |
62.008 |
165.354 |
.000 |
Linearity |
910.335 |
1 |
910.335 |
2427.560 |
.000 |
||
Deviation from
Linearity |
19.782 |
14 |
1.413 |
3.768 |
.009 |
||
Within Groups |
5.250 |
14 |
.375 |
|
|
||
Total |
935.367 |
29 |
|
|
|
Sumber: Output SPSS V25 (Diolah
peneliti, 2023)
Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat nilai
Linearity diperoleh sebesar
0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan hasil uji linearitas bahwa ada hubungan yang linear secara signifikan antara variabel Kompensasi (X2) dengan
variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Tabel 17 Hasil Uji Linearitas Motivasi Kerja (X3) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
ANOVA Table |
|||||||
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
||
Kepuasan Kerja Karyawan
* Motivasi Kerja |
Between Groups |
(Combined) |
926.700 |
14 |
66.193 |
114.565 |
.000 |
Linearity |
913.292 |
1 |
913.292 |
1580.698 |
.000 |
||
Deviation from
Linearity |
13.408 |
13 |
1.031 |
1.785 |
.141 |
||
Within Groups |
8.667 |
15 |
.578 |
|
|
||
Total |
935.367 |
29 |
|
|
|
Sumber: Output SPSS V25 (Diolah
peneliti, 2023)
Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat nilai
Linearity diperoleh sebesar
0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan hasil uji linearitas bahwa ada hubungan yang linear secara signifikan antara variabel Motivasi Kerja (X3) dengan
variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Analisis Koefesien
Korelasi merupakan suatu analisis yang terkait hubungannya antara Variabel X
dan Variabel Y. Sedangkan koefisien korelasi dapat digunakan untuk mengetahui
seberapa kuat hubungan yang terjadi antara varibel-variabel tertentu. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi product moment.
Hasil pengujian koefisien korelasi secara parsial dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial
Correlations |
|||||
|
Beban Kerja |
Kompensasi |
Motivasi Kerja |
Kepuasan Kerja Karyawan |
|
Beban Kerja |
Pearson Correlation |
1 |
.989** |
.989** |
.991** |
Sig. (2-tailed) |
|
.000 |
.000 |
.000 |
|
N |
30 |
30 |
30 |
30 |
|
Kompensasi |
Pearson Correlation |
.989** |
1 |
.990** |
.987** |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
|
.000 |
.000 |
|
N |
30 |
30 |
30 |
30 |
|
Motivasi Kerja |
Pearson Correlation |
.989** |
.990** |
1 |
.988** |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
.000 |
|
.000 |
|
N |
30 |
30 |
30 |
30 |
|
Kepuasan Kerja Karyawan |
Pearson Correlation |
.991** |
.987** |
.988** |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
.000 |
.000 |
|
|
N |
30 |
30 |
30 |
30 |
|
**. Correlation is
significant at the 0.01 level (2-tailed). |
Sumber: Output SPSS V25 (Diolah
peneliti, 2023)
Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan nilai korelasi parsial dapat dinyatakan bahwa:
1.
Nilai
korelasi antara variabel Beban Kerja (X1) dengan Kepuasan Kerja
Karyawan (Y) sebesar 0,991 berada dalam interval 0,80 – 1,000 artinya hubungan
antara kedua variabel tersebut sangat kuat dan positif.
2.
Nilai
korelasi antara variabel Kompensasi (X2) dengan Kepuasan Kerja
Karyawan (Y) sebesar 0,987 berada dalam interval 0,80 – 1,000 artinya hubungan
antara kedua variabel tersebut sangat kuat dan positif.
3.
Nilai
korelasi antara variabel Motivasi Kerja (X3) dengan Kepuasan Kerja
Karyawan (Y) sebesar 0,988 berada dalam interval 0,80 – 1,000 artinya hubungan
antara kedua variabel tersebut sangat kuat dan positif.
Adapun hasil pengujian koefisien korelasi
berganda (R), dapat dilihat pada Tabel 19
Tabel 19 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Simultan
Model Summary |
|||||||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Change Statistics |
||||
R Square Change |
F Change |
df1 |
df2 |
Sig. F Change |
|||||
1 |
.992a |
.985 |
.983 |
.743 |
.985 |
556.331 |
3 |
26 |
.000 |
a. Predictors:
(Constant), Motivasi Kerja, Beban Kerja, Kompensasi |
Sumber: Output SPSS V25 (Diolah
peneliti, 2023)
Berdasarkan Tabel 19 diketahui bahwa nilai koefisien korelasi secara berganda antara Beban Kerja (X1),
Kompensasi (X2), dan Motivasi
Kerja (X3) dengan Kepuasan Kerja Karyawan (Y) memiliki nilai R sebesar 0,992 berada dalam interval 0,80 – 1,000. Maka
dapat disimpulkan bahwa Beban Kerja, Kompensasi,
dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan memiliki hubungan yang sangat kuat.
Analisis
regresi linear berganda untuk menguji adakah pengaruh Beban Kerja, Kompensasi,
dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Hasil analisis regresi
berganda menggunakan SPSS V25 ditunjukkan pada Tabel 20.
Tabel 20 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
10.777 |
2.388 |
|
4.513 |
.000 |
Beban Kerja |
-.359 |
.138 |
-.457 |
-2.606 |
.015 |
|
Kompensasi |
-.088 |
.192 |
-.085 |
-.460 |
.650 |
|
Motivasi Kerja |
.543 |
.163 |
.513 |
3.335 |
.003 |
|
a. Dependent Variable:
Kepuasan Kerja Karyawan |
Sumber: Output
SPSS V25 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan Tabel 20, maka dapat diperoleh
model persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut:
Dari persamaan regresi
linear berganda di atas, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a.
Nilai konstanta (a)
sebesar 10,777 menunjukkan bahwa apabila Beban Kerja (X1),
Kompensasi (X2), dan Motivasi Kerja (X3) bernilai nol
atau tidak ada perubahan, maka Kepuasan Kerja Karyawan (Y) sebesar 10,777
satuan.
b.
Nilai koefisien regresi
linear variabel Beban Kerja (X1) sebesar -0,359, artinya apabila
Beban Kerja (X1) mengalami peningkatan sebesar satu satuan sementara
Kompensasi (X2) dan Motivasi Kerja (X3) bernilai nol,
maka Kepuasan Kerja Karyawan (Y) akan mengalami penurunan sebesar -0,359
satuan.
c.
Nilai koefisien regresi
linear variabel Kompensasi (X2) sebesar -0,088, artinya apabila
Kompensasi (X2) mengalami peningkatan sebesar satu satuan sementara
Beban Kerja (X1) dan Motivasi Kerja (X3) bernilai nol,
maka Kepuasan Kerja Karyawan (Y) akan mengalami penurunan sebesar -0,088
satuan.
d.
Nilai koefisien regresi
linear variabel Motivasi Kerja (X3) sebesar 0,543, artinya apabila
Motivasi Kerja (X3) mengalami peningkatan sebesar satu satuan
sementara Beban Kerja (X1) dan Kompensasi (X2) bernilai
nol, maka Kepuasan Kerja Karyawan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,543
satuan.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini bertujuan untuk
menguji ada tidaknya pengaruh antara Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Hipotesis nol (H0) menunjukkan tidak adanya pengaruh antara Variabel Independen terhadap Variabel Dependen. Hipotesis alternatif (Ha)
menunjukkan adanya pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen. Teknik pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t dan uji F.
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya dalam menentukan nilai t-statistik tabel, ditentukan dengan tingkat signifikan 5%. Hasil dari uji t disajikan pada Tabel 4.24 berikut:
Tabel 21 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
10.777 |
2.388 |
|
4.513 |
.000 |
Beban Kerja |
-.359 |
.138 |
-.457 |
-2.606 |
.015 |
|
Kompensasi |
-.088 |
.192 |
-.085 |
-.460 |
.650 |
|
Motivasi Kerja |
.543 |
.163 |
.513 |
3.335 |
.003 |
|
a. Dependent Variable:
Kepuasan Kerja Karyawan |
Sumber: Output
SPSS V25 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan Tabel 21 diperoleh hasil sebagai berikut:
1.
Beban
Kerja (X1) memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,015 < 0,05, sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, Beban Kerja (X1) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
2.
Kompensasi (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,650 > 0,05, sehingga
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, secara parsial tidak terdapat pengaruh Kompensasi (X2)
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
3.
Motivasi Kerja (X3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,003 <
0,05, sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya,
secara parsial terdapat pengaruh Motivasi Kerja (X3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Pengujian
yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter b (uji korelasi) dengan
menggunakan uji F statistik. Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel terikat digunakan uji F Menurut (Sugiyono, 2013). Untuk mengetahui pengaruh antara Beban Kerja (X1),
Kompensasi (X2), dan Motivasi Kerja (X3) terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan dapat dilihat pada Tabel 4.25 berikut:
Tabel 22 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
432.103 |
3 |
144.034 |
7.441 |
.001b |
Residual |
503.264 |
26 |
19.356 |
|
|
|
Total |
935.367 |
29 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable:
Kepuasan Kerja Karyawan |
||||||
b. Predictors:
(Constant), Motivasi Kerja, Beban Kerja, Kompensasi |
Sumber: Output SPSS V25 (Diolah
peneliti, 2023)
Berdasarkan Tabel 22. nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya, secara simultan terdapat pengaruh Beban Kerja (X1), Kompensasi
(X2), dan Motivasi Kerja (X3)
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Koefisien determinasi merupakan kuadrat
dari koefisien korelasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variable independent terhadap variable dependen.
Tabel 23 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.992a |
.985 |
.983 |
.743 |
a. Predictors:
(Constant), Motivasi Kerja, Beban Kerja, Kompensasi |
Sumber: Output SPSS V25 (Diolah
peneliti, 2023)
Berdasarkan Tabel 23
dapat dilihat kontribusi variabel Beban Kerja
(X1), Kompensasi (X2), dan Motivasi Kerja (X3) terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) ditunjukkan dengan nilai koefisien
determinasi (R Square) sebesar
0,985 atau 98,5%, dan sisanya
1,5% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti.
Setelah keseluruhan data telah di uji, maka tahap selanjutnya pembahasan dari hasil penelitian untuk keseluruhan data yang diperoleh dari responden untuk masing-masing variabel penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
Semakin tinggi tingkat beban kerja karyawan maka semakin
menurun kualitas karyawan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan jangan sampai membiarkan karyawannya mengalami beban kerja yang berat untuk menjaga kualitas SDM tersebut.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Beban
Kerja (X1) berpengaruh terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan (Y). Dibuktikan dengan
hasil uji t yang menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0,015 < 0,05, sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima.
Hasil uji t diperkuat dengan
hasil koefisien korelasi parsial sebesar 0,991 yang menandakan hubungan sangat kuat dan positif. Koefisien regresi sebesar -0,359 nilai yang negatif mengidentifikasikan setiap terjadi kenaikan Beban Kerja maka Kepuasan Kerja Karyawan akan
mengalami penurunan. Maka dapat disimpulkan
bahwa Beban Kerja (X1) berpengaruh
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Nabawi,
2019) menunjukkan
bahwa beban kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Penelitian
lain yang dilakukan (Fitriani
& Yusiana, 2020) yang menunjukkan
bahwa beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, sehingga semakin sesuai beban kerja yang diberikan oleh perusahaan dengan kemampuan karyawan maka kepuasan
kerja karyawan tersebut akan meningkat.
Menurut (Mangkunegara
& Prabu, 2017) kompensasi
adalah sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu
yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka. Kompensasi merupakan salah satu indikator kepuasan kerja, kepuasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja. Kompensasi diberikan perusahaan sebagai bentuk apresiasi karena sudah bekerja di perusahaanya.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kompensasi (X2) tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y). Dibuktikan dengan hasil uji t yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,650 > 0,05, sehingga
Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil uji t diperkuat dengan
hasil koefisien korelasi parsial sebesar 0,987 yang menandakan hubungan sangat kuat dan positif. Koefisien regresi sebesar -0,088 nilai yang negatif mengidentifikasikan setiap terjadi kenaikan Kompensasi maka Kepuasan Kerja
Karyawan akan mengalami penurunan. Maka dapat disimpulkan bahwa Kompensasi (X2) tidak berpengaruh terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Hal ini
tidak sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Hatta
& Musnadi, 2017) yang menunjukkan
bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan
kerja karyawan. Penelitian
lain yang dilakukan oleh (Adelia
& Mujiati, 2016) yang menunjukkan
bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan.
Menurut
(Mangkunegara & Prabu, 2017), mengemukakan bahwa: “Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan
sesuatu yang telah ditetapkan. Menurut (Afandi, 2018), Kepuasan Kerja adalah suatu efektifitas
atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Sikap umum terhadap pekerjaan seorang karyawan yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerjaan dan jumlah yang mereka harusnya terima.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Motivasi Kerja (X3) berpengaruh
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y). Dibuktikan dengan hasil uji t yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,003 <
0,05, sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima. Hasil uji t diperkuat
dengan hasil koefisien korelasi parsial sebesar 0,988 yang menandakan hubungan sangat kuat dan positif. Koefisien regresi sebesar 0,543 nilai yang positif mengidentifikasikan setiap terjadi kenaikan Motivasi Kerja maka Kepuasan Kerja Karyawan akan
mengalami peningkatan. Maka dapat disimpulkan
bahwa Motivasi Kerja (X3)
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Salah satu tujuan pemberian Kompensasi adalah
Motivasi. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya (Hasibuan, 2017). Kompensasi memiliki
hubungan dengan Motivasi. Sebab, apabila pegawai yang terpenuhi Kompensasinya
maka Motivasinya jauh lebih baik dibandingkan dengan pegawai yang bekerja pada
perusahaan yang tidak memberikan Kompensasi yang layak. Jika Motivasi karyawan
meningkat, pada akhirnya timbul Kepuasan Kerja yang berimplikasi dalam peningkatan
kinerja (Riyanti & Edison, 2016).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Beban
Kerja (X1), Kompensasi (X2),
dan Motivasi Kerja (X3) berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y). Dibuktikan dengan hasil uji F yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima.
Hasil uji F diperkuat dengan
hasil koefisien korelasi simultan sebesar 0,992 yang menandakan hubungan sangat kuat dan positif. Koefisien regresi sebesar -0,088 nilai yang negatif mengidentifikasikan setiap terjadi kenaikan Kompensasi maka Kepuasan Kerja
Karyawan akan mengalami penurunan. Kontribusi Beban
Kerja, Kompensasi, dan Motivasi
Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan sebesar 98,5%, dan sisanya 1,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti. Maka
dapat disimpulkan bahwa Beban Kerja (X1), Kompensasi
(X2), dan Motivasi Kerja (X3) berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis pada Restoran The White Clover Resto & Dine mengenai
Pengaruh Beban Kerja, Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, maka penulis menarik kesimpulan untuk menjawab apa yang ditanyakan dalam rumusan masalah sebagai berikut. 1. Kepuasan Kerja Karyawan Restoran The White Clover Resto
& Dine memiliki total skor
323 termasuk dalam kategori 271 – 390. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel Kepuasan Kerja Karyawan di Restoran The White Clover Resto & Dine termasuk
kategori buruk. 2. Beban Kerja Restoran The
White Clover Resto & Dine memiliki total skor 407 termasuk dalam kategori 325 – 468. Hal ini dapat dikatakan
bahwa variabel Beban Kerja di Restoran The White Clover Resto & Dine termasuk
kategori buruk. 3. Kompensasi Restoran The White Clover Resto
& Dine memiliki total skor
346 termasuk dalam kategori 271 – 390. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel Kompensasi di Restoran The White Clover Resto & Dine termasuk
kategori buruk. 4. Motivasi Kerja Restoran The White Clover Resto
& Dine memiliki total skor
325 termasuk dalam kategori 271 – 390. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel Motivasi Kerja di Restoran The White Clover Resto
& Dine termasuk kategori
buruk. 5. Hasil pengujian pengaruh Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan menunjukkan nilai signifikansi pada uji t sebesar
0,015 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. 6. Hasil pengujian pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan menunjukkan nilai signifikansi pada uji t sebesar
0,650 > 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. 7. Hasil pengujian pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan menunjukkan nilai signifikansi pada uji t sebesar
0,003 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. 8. Hasil pengujian pengaruh Beban Kerja, Kompensasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan menunjukkan nilai signifikansi pada uji F sebesar 0,001
< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh Beban Kerja, Kompensasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
DFTARPUSTAKA
Adelia, R., & Mujiati, N. (2016).
Pengaruh Kompensasi, Gaya Kepemimpinan Dan Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Di Rumah Sakit Dharma Kerti. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana,
5(6), 3335–3363.
Afandi, Pandi. (2018). Manajemen
sumber daya manusia (Teori, konsep dan indikator). Riau: Zanafa Publishing,
3.
Bahri, Syaiful, & Nisa, Yuni
Chairatun. (2017). Pengaruh pengembangan karir dan motivasi kerja terhadap
kepuasan kerja karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 18(1),
9–15.
Fitriani, Lili Karmela, &
Yusiana, Nina. (2020). Analisis Pengaruh Kompensasi dan Beban Kerja terhadap
Kepuasan Kerja dan Turnover Intention pada Karyawan Inti Pangan, Kuningan. Indonesian
Journal of Strategic Management, 3(2).
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi
analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23.
Ghozali, Prof. Dr. H. ima. (2016).
Aplikasi Analisis Multivariete dengan program IBM SPSS 23. In IBM SPSS 23
(p. 52).
Hasibuan, Malayu S. P. (2007). Manajemen:
dasar, pengertian, dan masalah.
Hasibuan, Malayu S. P. (2017).
Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke-21. PT Bumi Aksara. Jakarta, 145.
Hatta, Muhammad, & Musnadi, Said.
(2017). Pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan kompensasi terhadap
kepuasan kerja serta dampaknya pada kinerja karyawan PT. PLN (persero) wilayah
Aceh. Jurnal Magister Manajemen, 1(1), 70–80.
Hermawan, Eric. (2022). Analisis
Pengaruh Beban Kerja, Konflik Pekerjaan-Keluarga Dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Pt. Sakti Mobile Jakarta. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 3(4),
379–387.
Mangkunegara, A. A., & Prabu,
Anwar. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, cetakan 14, PT. Remaja
Rosdkarya Offset, Bandung.
Nabawi, Rizal. (2019). Pengaruh
lingkungan kerja, kepuasan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai. Maneggio:
Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(2), 170–183.
Riyadi, Slamet. (2011). Pengaruh
kompensasi finansial, gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan pada perusahaan manufaktur di Jawa Timur. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, 13(1), 40–45.
Riyanti, Anti, & Edison, Emron.
(2016). Pengembangan Sumber Daya Manusia Hotel Grand Royal Panghegar Bandung. Tourism
Scientific Journal, 2(1), 56–71.
Sugiyono. (2013a). Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta).
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Sugiyono. (2018). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, Prof Dr. (2013b). Metode
penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta, CV.
Wijaya, Iwan Kurnia. (2018). Pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan cv bukit sanomas. Agora, 6(2).