Joni
Yusufa1, Khristin Ferrosnita2, Yoke Pribadi
Kornarius3, Angela Caroline4*, Agus Gunawan5
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia
Email: joniyusufa81@gmail.com,
khristinferrosnita@gmail.com,
yoke.pribadi@unpar.ac.id, angela.caroline@unpar.ac.id,
agus_gun@unpar.ac.id
Abstrak
Gaya kepemimpinan
transformasional telah menjadi fokus utama
dalam lingkup manajemen modern, terutama dalam organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menilai dan menganalisis pengaruh dari gaya
kepemimpinan transformasional
terhadap perilaku kerja inovatif karyawan di salah satu rumah sakit di Kota Cilegon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini adalah dengan studi
literatur dan penyebaran kuesioner. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukan
bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap innovative work behaviour
karyawan salah satu rumah sakit di Kota Cilegon. Gaya kepemimpinan transformasional dapat mendorong karyawan untuk bekerja secara
inovatif. Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan
transformasional dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan untuk
mengembangkan kreativitas
dan inovasi.
Kata
kunci: Gaya Kepemimpinan,
Transformasional, Innovative Work Behaviour
Abstract
Transformational
leadership style has become a major focus in the scope of modern management,
especially in health service organizations such as hospitals. The purpose of
this study is to assess and analyze the effect of transformational leadership
style on employee innovative work behavior in Cilegon
City hospitals. This research uses quantitative research methods. The data
collection techniques in this study were literature study and questionnaire
distribution. The data that has been collected is analyzed using the help of
the SPSS program. The results showed that transformational leadership style has
a positive and significant influence on innovative work behavior of hospital
employees in Cilegon City. Transformational
leadership style can encourage employees to work innovatively. Leaders who have
a transformational leadership style can create a conducive work environment for
employees to develop creativity and innovation.
Keywords: Leadership
Style, Transformational, Innovative Work Behavior
Pendahuluan
Rumah sakit memiliki peran vital dalam menyediakan layanan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat. Sebagai lembaga pelayanan kesehatan, fungsi utama rumah sakit
adalah memberikan perawatan, diagnosis, dan perawatan
medis kepada pasien (Rikomah, 2017). Keberhasilan rumah sakit dalam menyediakan
pelayanan yang berkualitas
dan efektif sangat tergantung
pada ketersediaan karyawan
yang berkualitas (Ariani, 2023). Karyawan yang bekerja
di rumah sakit perlu memiliki kemampuan untuk berinovasi agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, penemuan medis terbaru, dan tuntutan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi. Kemampuan berinovasi ini penting karena dapat membantu rumah sakit dalam
meningkatkan efisiensi operasional, menemukan solusi baru dalam
penanganan penyakit, serta meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
Perilaku inovasi
kerja ini disebut dengan Innovative Work Behaviour (IWB) yakni perilaku karyawan dalam menghasilkan ide-ide baru, gagasan kreatif,
serta implementasi solusi inovatif untuk mengatasi masalah di tempat kerja (Parashakti, Rizki, & Saragih, 2016). IWB melibatkan kemampuan
individu untuk berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kemajuan perusahaan dengan memperkenalkan atau mengembangkan ide-ide baru,
proses, produk, atau layanan yang inovatif. Perilaku inovatif ini dapat terwujud
dalam berbagai bentuk, termasuk pengembangan ide, proaktif dalam mencari solusi,
kreativitas dalam menyelesaikan masalah, dan kemampuan untuk mengubah ide menjadi tindakan yang nyata (Bos-Nehles, Renkema, & Janssen, 2017). Inovasi dapat dilakukan oleh karyawan rumah sakit untuk
berpartisipasi dalam proses
inovasi. Karyawan yang inovatif akan mampu
menghasilkan ide-ide baru
yang dapat membantu rumah sakit untuk
berkembang.
Kemampuan bekerja
secara inovatif dapat didorong oleh gaya kepemimpinan transformasional (Setyowati & Etikariena, 2019). Gaya kepemimpinan transformasional
adalah model kepemimpinan
yang berfokus pada pengembangan
visi bersama, memotivasi para pengikut, dan merangsang pertumbuhan pribadi dan profesional. Gaya kepemimpinan ini cenderung menonjolkan pemimpin yang memiliki visi yang kuat, kemampuan untuk memengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk mencapai tujuan bersama, serta mendorong pengikut untuk berkembang secara pribadi dan profesional. Para pemimpin transformasional seringkali mampu menginspirasi dan memotivasi bawahan mereka untuk berinovasi, memecahkan masalah, dan berkontribusi secara aktif dalam pencapaian
tujuan organisasi. Salah satu ciri utama
dari kepemimpinan transformasional adalah kemampuannya untuk menciptakan perubahan yang positif dalam organisasi
melalui pengaruhnya yang kuat dan inspiratif (Tucuan et al., 2014).
Penelitian terdahulu
oleh (Asbari, Santoso, & Purwanto, 2019) menunjukan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap iklim organisasi. Kepemimpinan transformasional dan
iklim organisasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kerja inovatif secara parsial dan simultan. Penelitian serupa oleh (Kresnandito, 2012) menunjukkan bahwa variabel persepsi kepemimpinan transformasional mempengaruhi variabel perilaku inovatif dan variabel persepsi kepemimpinan transformasional dapat memprediksikan perilaku inovatif sebesar 17,9%. Koefisien regresi X yang didapat sebesar (+) 0,410 yang menunjukkan
pengaruh yang positif dari persepsi kepemimpinan
transformasional terhadap perilaku inovatif penyiar radio. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan persepsi kepemimpinan transformasional akan meningkatkan perilaku inovatif penyiar radio.
Penelitian lain oleh (Yumhi, 2021) menyimpulkan bahwa secara simultan dan parsial, kepemimpinan transformasional dan transaksional,
perilaku kerja, dan inovasi kerja dapat
digunakan sebagai variabel prediktor kinerja tugas. Temuan ini menunjukkan
bahwa pemimpin harus menyadari bahwa peningkatan gaya kepemimpinan transformasional, perilaku kerja, inovasi kerja akan membantu
meningkatkan kinerja tugas karyawan dengan cara memberikan
motivasi, memberikan kesempatan yang sama, pelatihan berbasis kompetensi, memperkuat rasa kekeluargaan di antara karyawan, mempertemukan orang dengan pekerjaan dan jabatan yang sesuai Selain itu, memberikan kejelasan tugas dan target yang harus dicapai serta
mendorong karyawan untuk bekerja secara
aktif dengan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Cara ini akan mendorong semangat kerja karyawan lainnya untuk memberikan prestasi terbaik bagi Institut.
Kebaharuan penelitian ini adalah dari subyek
penelitiannya yakni salah satu rumah sakit
di Kota Cilegon yang belum pernah diteliti sebelumnya. Kepemimpinan transformasional dapat menjadi model untuk mengembangkan lingkungan kerja yang lebih kreatif dan memungkinkan karyawan rumah sakit untuk berpartisipasi
dalam proses inovasi. Hal ini mengindikasikan bahwa penyedia layanan kesehatan perlu memberikan perhatian lebih pada gaya kepemimpinan yang dapat menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai
dan menganalisis pengaruh dari gaya kepemimpinan
transformasional terhadap perilaku kerja inovatif karyawan di salah satu rumah sakit
Kota Cilegon.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif, menurut (Sugiyono,
2019), merupakan
sebuah pendekatan penelitian yang didasarkan pada filosofi positivisme. Metode ini dianggap sebagai
pendekatan ilmiah atau saintifik karena memenuhi kriteria ilmiah yang konkret atau empiris,
objektif, dapat diukur, rasional, serta sistematis. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
studi literatur dan penyebaran kuesioner. Populasi penelitian ini adalah karyawan
salah satu rumah sakit di Kota Cilegon. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling sehingga diperoleh 89 responden. Data yang
telah terkumpul dianalisis menggunakan bantuan program SPSS
Hasil dan Pembahasan
Uji Instrumen
Uji Validitas
Uji validitas adalah prosedur statistik yang digunakan untuk menilai sejauh mana suatu instrumen pengukuran mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam konteks pengukuran, validitas mengacu pada sejauh mana alat pengukuran itu sendiri benar-benar
mengukur konsep yang dimaksud dengan benar (Darma, 2021).
Tabel 1. Uji Validitas
Item |
R hitung |
Keterangan |
Item |
R hitung |
Keterangan |
X1 |
0.686 |
valid |
Y1 |
0.543 |
valid |
X2 |
0.808 |
valid |
Y2 |
0.794 |
valid |
X3 |
.0827 |
valid |
Y3 |
0.760 |
valid |
X4 |
0.830 |
valid |
Y4 |
0.816 |
valid |
X5 |
0.637 |
valid |
Y5 |
0.811 |
valid |
X6 |
0.679 |
valid |
Y6 |
0.681 |
valid |
X7 |
0.798 |
valid |
Y7 |
0.764 |
valid |
X8 |
0.800 |
valid |
Y8 |
0.759 |
valid |
X9 |
0.781 |
valid |
Y9 |
0.902 |
valid |
X10 |
0.810 |
valid |
Y10 |
0.871 |
valid |
Semua variabel harus
dipastikan kecocokannya untuk digunakan dalam penelitian ini melalui uji validitas. Hasil uji validitas menggunakan metode Pearson
Product Moment menunjukkan bahwa
semua indikator dalam setiap variabel
dinilai valid karena nilai R yang dihitung melebihi nilai R pada tabel, yaitu sebesar
0,2084, dengan jumlah sampel 89 dan tingkat kesalahan 5%.
1.
Uji
Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah metode statistik yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana alat pengukuran yang sama memberikan hasil yang konsisten atau dapat diandalkan
saat diulang-ulang penggunaannya pada waktu yang berbeda, namun dalam kondisi yang sama (Darma, 2021).
Tabel 2. Uji Reliabilitas
|
Cronbach’s
Alpha |
Keterangan |
Variabel X |
0,917 |
reliabel |
Variabel Y |
0,778 |
reliabel |
Uji reliabilitas bertujuan untuk memverifikasi konsistensi alat ukur yang digunakan, menggunakan metode uji Cronbach's
Alpha. Kedua variabel dianggap konsisten karena masing-masing mendapatkan nilai Cronbach's Alpha sebesar
0,917 untuk variabel X dan
0,778 untuk variabel Y,
yang melebihi nilai ambang batas 0,6.
Uji Asumsi
Klasik
1.
Uji
Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah
data yang dimiliki berasal dari distribusi normal. Hal ini umumnya dilakukan
dengan uji statistik tertentu, seperti uji
Kolmogorov-Smirnov, uji Shapiro-Wilk, atau melihat visualisasi data dengan histogram atau kurva normal (Usmadi, 2020).
Tabel 3. Uji Normalitas
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized
Residual |
|
N |
89 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
4.44123825 |
|
Most Extreme
Differences |
Absolute |
.089 |
Positive |
.061 |
|
Negative |
-.089 |
|
Test Statistic |
.089 |
|
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
.076c |
Hasil analisis pada Tabel 3 menunjukkan
nilai uji normalitas sebesar 0,76, yang lebih besar dari tingkat
signifikansi yang ditetapkan
(0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa data yang diuji memiliki distribusi normal.
2.
Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji
yang digunakan untuk memeriksa apakah variabilitas dari variabel dependen tidak konstan (tidak homogen) dalam beberapa level variabel independen dalam suatu model regresi, hal ini
menunjukkan jika variasi dari variabel
dependen berbeda-beda di sepanjang nilai-nilai variabel independen (Nugraha, 2022).
Tabel 4. Uji heteroskedastisitas
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
2.635E-15 |
3.485 |
|
.000 |
1.000 |
TOTAL |
.000 |
.084 |
.000 |
.000 |
1.000 |
Pada hasil
uji heteroskedastisitas, nilai
yang diperoleh sebesar
1,00, yang lebih besar dari tingkat signifikansi
yang ditetapkan (0,05). Nilai yang lebih besar menunjukkan
bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada
data, artinya varian dari kesalahan residual adalah konstan sepanjang rentang nilai dari variabel
independen.
3.
Uji Linearitas
Uji Linearitas digunakan untuk memeriksa apakah hubungan antara variabel independen dan dependen dalam model regresi adalah linear atau tidak, hal ini
penting dalam analisis regresi untuk memastikan asumsi dasar dari
model linear terpenuhi (Nugraha,
2022).
Tabel 5. Uji Linearitas
ANOVA
Table |
|
||||||
|
Sum
of Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
||
TOTAL * TOTAL |
Between Groups |
(Combined) |
2021.791 |
22 |
91.900 |
5.790 |
.000 |
Linearity |
1333.674 |
1 |
1333.674 |
84.019 |
.000 |
||
Deviation from Linearity |
688.117 |
21 |
32.767 |
2.064 |
.014 |
||
Within Groups |
1047.648 |
66 |
15.873 |
|
|
||
Total |
3069.438 |
88 |
|
|
|
Dari hasil
Uji Linearitas yang diperoleh
pada Tabel 5, terdapat nilai
sebesar 0,000, yang lebih kecil dari level signifikansi yang ditetapkan
(0,05). Hal ini mengindikasikan
bahwa data menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel yang diuji.
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis
ini merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji pernyataan (hipotesis) tentang parameter atau distribusi di dalam suatu populasi.
Dalam uji hipotesis, terdapat
hipotesis nol yang diuji kebenarannya dengan mengambil sampel data dan menghitung statistik uji yang sesuai (Harlyan, 2012).
Tabel 6. Uji Hipotesis
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
7.176 |
3.485 |
|
2.059 |
.042 |
TOTAL |
.688 |
.084 |
.659 |
8.176 |
.000 |
Berdasarkan tabel 6, diperoleh nilai signifikansi 0.000 < 0.05, yang berarti
gaya kepemimpinan tranformasional berpengaruh terhadap Inovative Work Behaviour (IWB).
Pembahasan
Hasil penelitian
menunjukan bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap innovative
work behaviour karyawan salah
satu rumah sakit di Kota Cilegon. Semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan
oleh pemimpin, maka semakin tinggi pula innovative
work behaviour karyawan.
Gaya kepemimpinan transformasional
dapat mendorong karyawan untuk bekerja secara inovatif. Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan
transformasional dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan untuk
mengembangkan kreativitas
dan inovasi. Ketika pemimpin
menerapkan gaya kepemimpinan yang berfokus pada memotivasi, menginspirasi, dan mengembangkan visi yang jelas, karyawan cenderung menunjukkan tingkat perilaku kerja yang lebih inovatif. Hal ini menegaskan bahwa gaya kepemimpinan yang memperhatikan aspek transformasional, seperti membangun hubungan yang kuat dengan bawahan
dan mendorong mereka untuk berpikir kreatif, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap terciptanya perilaku kerja yang inovatif di dalam lingkungan kerja.
Hasil penelitian
ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu (Safitri, 2020) yang menunjukan bahwa locus of control berpengaruh
secara signifikan sebagai pemediasi antara kepemimpinan transformasional terhadap
innovative work behavior. Penelitian lain oleh (Wardhani & Gulo, 2017) menunjukan iklim
organisasi, kepemimpinan transformasional, dan self efficacy
tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku kerja inovatif. Penelitian lain oleh (Fahrurrobi, Ihsan, Rahmawati, & Lestari, 2020) menunjukan bahwa
semakin kuat pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara simultan (bersama-sama), maka perilaku kerja
inovatif yang dihasilkan
guru akan semakin tinggi. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan
perilaku kerja inovatif pada guru diharapkan untuk lebih memperhatikan
kepemimpinan transformasional
dan budaya organisasi untuk meningkatkan perilaku kerja inovatif guru.
Pemimpin yang memiliki
gaya kepemimpinan
transformational akan lebih
mampu mendorong karyawan untuk berperilaku inovatif. Hal ini karena gaya
kepemimpinan transformational dapat
meningkatkan motivasi, kreativitas, dan kerja sama tim karyawan
yang diuraikan sebagai berikut:
1.
Motivasi
Pemimpin yang memiliki
gaya kepemimpinan
transformational dapat meningkatkan
motivasi karyawan dengan cara memberikan
tantangan dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan karyawan, memberikan penghargaan dan pengakuan atas prestasi karyawan
dan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan suportif. Motivasi karyawan yang tinggi akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras
dan kreatif. Karyawan yang termotivasi akan lebih mudah untuk
menemukan ide-ide baru dan mengembangkan produk atau layanan baru.
2.
Kreativitas
Pemimpin yang memiliki
gaya kepemimpinan
transformational dapat meningkatkan
kreativitas karyawan dengan cara mendorong
karyawan untuk berpikir kritis dan kreatif, memberikan kebebasan dan otonomi kepada karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk inovasi. Kreativitas karyawan yang tinggi akan mendorong
karyawan untuk menghasilkan ide-ide baru yang inovatif. Karyawan yang kreatif akan lebih
mampu untuk mengembangkan produk atau layanan baru
yang belum pernah ada sebelumnya.
3.
Kerja sama
tim
Pemimpin yang memiliki
gaya kepemimpinan
transformational dapat meningkatkan
kerja sama tim karyawan dengan
cara membangun hubungan yang baik antara karyawan, mendorong karyawan untuk bekerja sama
dalam mencapai tujuan yang sama, dan menciptakan lingkungan kerja yang kooperatif. Kerjasama tim yang tinggi akan mendorong karyawan untuk saling berbagi ide dan berkolaborasi dalam mengembangkan produk atau layanan baru.
Karyawan yang bekerja sama dengan baik
akan lebih mudah untuk menghasilkan
ide-ide baru yang inovatif.
Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
transformational berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
innovative work behavior karyawan salah satu rumah sakit
di Kota Cilegon. Hal ini karena gaya kepemimpinan
transformational dapat meningkatkan
motivasi, kreativitas, dan kerja sama tim
karyawan.
Kesimpulan
Hasil penelitian menegaskan bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap perilaku kerja inovatif karyawan di salah satu rumah sakit
di Kota Cilegon.
Kepemimpinan transformasional
terbukti mampu memberikan dorongan yang kuat kepada karyawan
untuk bekerja secara inovatif. Kepemimpinan yang mengadopsi gaya ini mampu
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan mendorong kreativitas karyawan. Hal ini memungkinkan para karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan
ide-ide baru, berinovasi,
dan mengeksplorasi solusi-solusi
baru untuk meningkatkan layanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Suci. (2023). Analisis
Keberhasilan Implementasi Rekam Medis Elektronik Dalam Meningkatkan Efisiensi
Dan Mutu Pelayanan. Jurnal Kesehatan Dan Kedokteran, 2(2), 7–14.
Asbari, Masduki, Santoso, Priyono
Budi, & Purwanto, Agus. (2019). Pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi
terhadap perilaku kerja inovatif pada industri 4.0. JIM UPB (Jurnal Ilmiah
Manajemen Universitas Putera Batam), 8(1), 7–15.
Bos-Nehles, Anna, Renkema, Maarten,
& Janssen, Maike. (2017). HRM and innovative work behaviour: A systematic
literature review. Personnel Review, 46(7), 1228–1253.
Darma, Budi. (2021). Statistika
Penelitian Menggunakan SPSS (Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Regresi Linier
Sederhana, Regresi Linier Berganda, Uji t, Uji F, R2). Guepedia.
Fahrurrobi, Nurdin, Ihsan, Muzhir,
Rahmawati, Ima, & Lestari, Hana. (2020). Pengaruh kepemimpinan
transformasional dan budaya organisasi terhadap perilaku kerja inovatif guru di
SMA Swasta Se-Kecamatan Pamijahan Bogor. Jurnal Sains Indonesia, 1(2),
99–105.
Harlyan, Ledhyane Ika. (2012). Uji
hipotesis. Statistik (MAM4137): University of Brawijaya.
Kresnandito, Andhika Putra. (2012). Pengaruh
persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif penyiar radio.
UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Parashakti, Ryani Dhyan, Rizki,
Mochamad, & Saragih, Lisnatiawati. (2016). Pengaruh kepemimpinan
transformasional dan budaya organisasi terhadap perilaku inovatif karyawan
(studi kasus di pt. Bank danamon indonesia). Jurnal Manajemen Teori Dan
Terapan, 9(2), 81–96.
Rikomah, Setya Enti. (2017). Farmasi
Rumah Sakit. Deepublish.
Safitri, Nurmawadah. (2020). Pengaruh
kepemimpinan transformasional terhadap innovative work behavior yang dimediasi
oleh locus of control: Studi kasus pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Malang. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Setyowati, Setyowati, &
Etikariena, Arum. (2019). Peran Gaya Pemecahan Masalah dalam Hubungan
Kepemimpinan Transformasional dengan Perilaku Kerja Inovatif. Jurnal
Diversita, 5(2), 115–125.
Sugiyono, P. D. (2019). Metode
Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&d dan
Penelitian Pendidikan). Metode Penelitian Pendidikan.
Usmadi, Usmadi. (2020). Pengujian
persyaratan analisis (Uji homogenitas dan uji normalitas). Inovasi
Pendidikan, 7(1).
Wardhani, Dian Trikusuma, & Gulo,
Yupiter. (2017). Pengaruh Iklim Organisasi, Kepemimpinan Transformasional dan
Self Efficacy Terhadap Perilaku Kerja Inovatif. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi,
19(1a-3), 212–217.
Yumhi, Yumhi. (2021). Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional, Perilaku Kerja Inovasi Kerja Terhadap Kinerja
Tugas Di Lpmp Provinsi Banten. The Asia Pacific Journal of Management
Studies, 8(3).