Pengaruh Lingkungan Kerja dan Persepsi Keselamatan Kerja terhadap Turnover Intention Operator pada Perusahaan Kontraktor Batubara di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.52644/joeb.v14i2.2608Keywords:
lingkungan kerja, keselamatan kerja, turnover intention, kepuasan kerja, dukungan organisasiAbstract
Pertumbuhan industri pertambangan batubara di Indonesia menuntut ketersediaan operator alat berat yang andal. Namun, tingginya tingkat turnover intention menjadi tantangan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh lingkungan kerja dan persepsi keselamatan kerja terhadap turnover intention operator, dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi dan dukungan organisasi sebagai variabel moderasi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional dan teknik analisis Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Data dikumpulkan melalui kuesioner Likert terhadap 297 operator PT Kalimantan Prima Persada. Hasil analisis menunjukkan bahwa lingkungan kerja dan persepsi keselamatan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Namun, keduanya tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap turnover intention. Kepuasan kerja terbukti memediasi hubungan antara lingkungan kerja dan turnover intention, tetapi tidak memediasi hubungan antara persepsi keselamatan kerja dan turnover intention. Selain itu, dukungan organisasi memoderasi secara marginal signifikan pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja, namun tidak berlaku untuk persepsi keselamatan kerja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun lingkungan kerja dan keselamatan kerja berkontribusi terhadap kepuasan kerja, faktor lain turut memengaruhi keputusan untuk berpindah kerja. Implikasi praktis menunjukkan perlunya perusahaan meningkatkan kualitas lingkungan kerja dan membangun budaya organisasi yang mendukung. Perhatian khusus juga perlu diberikan pada karakteristik generasi Z yang mendominasi responden, mengingat nilai-nilai kerja mereka yang berbeda. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengeksplorasi faktor tambahan seperti kompensasi, karir, atau keseimbangan hidup kerja.