Relevansi dan Implementasi Prinsip Ijtihad Imam Syafi’I dalam Menjawab Problematika pada Transaksi Digital

Abstract

Perkembangan teknologi digital telah menghasilkan berbagai bentuk transaksi baru yang belum pernah ada sebelumnya dalam hukum konvensional, seperti e-commerce, dompet digital, dan layanan fintech syariah. Dalam hal ini, semua transaksi baru harus menyesuaikan dengan prinsip-prinsip islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi pemikiran Imam Syafi’i dengan implementasi transaksi digital. Penelitian ini mengkaji teknik ijtihad Imam Syafi'i khususnya qiyas, istinbath, dan sikap kehati-hatian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis penelitian kepustakaan (library research). Selain itu penelitian ini juga menganalisis bagaimana prinsip-prinsip ini diterapkan dalam fatwa-fatwa modern yang berkaitan dengan transaksi digital. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode ijtihad Imam Syafi'i relevan dan dapat digunakan secara kontekstual dengan pendekatan analogis dan prinsip maqashid syariah yang tersirat dalam kerangka ushul fikihnya sehingga menjadi acuan praktik transaksi digital. Penelitian ini menegaskan bahwa ijtihad Imam Syafi'i menjadi pilar penting dalam menjaga keautentikan hukum islam di tengah perkembangan zaman, termasuk dalam konteks digitalisasi ekonomi. Implikasi penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dalam pengembangan metodologi hukum Islam kontemporer dan secara praktis dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi lembaga fatwa dalam mengeluarkan regulasi transaksi digital syariah.