Asimetri Informasi dan Moral Hazard: Tinjauan Literatur tentang Dampaknya terhadap Klaim Asuransi Kesehatan
DOI:
https://doi.org/10.52644/joeb.v14i3.2706Keywords:
asuransi kesehatan, asimetri informasi, moral hazard, cost-sharing, regulasi pemerintahAbstract
Asuransi kesehatan berperan krusial dalam sistem perlindungan sosial, namun keberlanjutannya dihadapkan pada tantangan struktural berupa asimetri informasi dan moral hazard. Ketimpangan informasi antara peserta, penyedia layanan kesehatan, dan perusahaan asuransi kerap menimbulkan distorsi dalam proses klaim yang berdampak pada tingginya frekuensi dan besaran klaim. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang bagaimana asimetri informasi dan moral hazard berkontribusi terhadap peningkatan klaim asuransi kesehatan dan bagaimana strategi mitigasi dapat dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi secara mendalam literatur terkait dampak dua fenomena tersebut terhadap klaim serta strategi intervensi untuk mengendalikan risiko keuangan asuransi kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode narrative literature review terhadap publikasi ilmiah pada rentang 2015–2024 dari basis data Scopus, PubMed, Web of Science, dan Google Scholar, dengan kata kunci “health insurance claims”, “information asymmetry”, dan “moral hazard”. Temuan utama mengidentifikasi bahwa adverse selection akibat asimetri informasi menciptakan risk pool yang tidak sehat, meningkatkan premi, dan menurunkan partisipasi asuransi. Sementara itu, moral hazard, baik dari peserta maupun penyedia layanan, menyebabkan overutilisasi, inflasi biaya, dan inefisiensi sistem. Interaksi keduanya memperparah tekanan klaim dan berpotensi menyebabkan spiral premi. Strategi mitigasi yang diulas meliputi cost-sharing, desain paket manfaat, provider networks, kontrak berbasis kinerja, utilization review, penggunaan data analytics, serta regulasi pemerintah. Setiap strategi memiliki efektivitas yang kontekstual dan bergantung pada integrasi kebijakan dan teknologi. Kesimpulannya, pengelolaan asimetri informasi dan moral hazard membutuhkan pendekatan multi-level dan berbasis bukti untuk menjaga efisiensi dan keberlanjutan sistem asuransi kesehatan.